Bangka Pos Hari Ini

Hanya Butuh Belasan Jam, Penyelundup Timah Sudah Puluhan Tahun Lalu Beraksi di Pantai Mentigi

Dari dulu-dulu memang sudah pernah, saya ini kan udah puluhan tahun tinggal di sini (Desa Teluk Limau-red). Cuma memang baru-baru ini lah ada lagi.

Editor: M Ismunadi
Bangkapos.com
Bangka Pos Hari Ini, Senin (25/3/2024). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Hamparan pasir dan batu besar menghiasi bibir pantai yang berada di Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.

Berbeda dengan dua pantai yang ada di dekatnya, pantai yang dikenal dengan nama Pantai Mentigi ini lebih sering dimanfaatkan warga setempat untuk mencari biota laut seperti kerang untuk dijadikan lauk.

"Alhamdulillah bisa buat bantu-bantu suami dan tidak perlu lagi beli lauk karena hasil mencari kerang bisa dikonsumi. Tidak dijual, tapi dimakan sendiri apalagi ekonomi sekarang lagi susah," kata Dewi, warga Desa Cupat yang sedang mencari kerang di Pantai Mentigi, Kamis (21/3/2024).

Kendati lebih sering dimanfaatkan warga untuk mencari kerang, Dewi tak memungkiri Pantai Mentigi jadi pintu keluar penyelundupan timah di Pulau Bangka.

Setidaknya, aktivitas penyelundupan disaksikan Dewi sekitar 20 tahun lalu.

"Masalah orang sering angkat-angkat karung ke kapal dari pinggir pantai, itu dulu pernah terjadi dan ada memang zaman saya masih Madrasah kurang lebih 20 tahunan,” ujarnya. 

"Tapi itu dulu, baru terdengar lagi kemarin dari berita ada yang kena tangkap gara-gara ada pasir timah dan saya juga tidak tahu pasti," tegas Dewi.
 
Hanya belasan jam
 
Nanang, warga Desa Teluk Limau turut mengakui bahwa kegiatan penyelundupan timah di Pantai Mentigi sudah pernah terjadi bertahun-tahun lalu.

"Dari dulu-dulu memang sudah pernah, saya ini kan udah puluhan tahun tinggal di sini (Desa Teluk Limau-red). Cuma memang baru-baru ini lah ada lagi," ungkap Nanang, Kamis (21/3/2024).

Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024).
Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024). (Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

Baca juga: Wawancara Eksklusif Pj Gubernur Safrizal ZA, Komitmen Bangun Pertanian Babel

Bukan tanpa alasan, Nanang menyebut bahwa Pantai Mentigi hanya berjarak kurang lebih 5 jam ke Pulau Pekajang menggunakan perahu nelayan standar.

Pulau Pekajang sendiri berada di kawasan Pulau Tujuh yang pada tahun 2022 silam telah ditetapkan sebagai bagian dari Kecamatan Lingga Provinsi Kepulauan Riau.

"Kalau dari sini ke Pekajang itu sekitar 5 jam. Terus dari ke Pekajang ke Batam itu sekitar 5 jam lagi lah. Dari Batam ke Singapura itu kan udah deket, udah keliatan Singapura itu dari Batam," imbuhnya.

Jika dikalkulasikan, penyelundup bisa sampai ke Singapura hanya dalam waktu belasan jam.

Itupun menggunakan perahu nelayan biasa seperti diungkapkan Nanang.
 
Amankan 10,37 ton
 
Pantai Mentigi menjadi sorotan setelah tim Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Polda Kepulauan Bangka Belitung gagal mengejar kapal yang diduga menyelundup timah dari Pulau Bangka belum lama ini.

Kapal patroli Ditpolairud terpaksa ‘balik kanan’ karena diadang ombak setinggi tiga meter.

Berselang dari kegagalan itu, tim gabungan berhasil mengamankan 273 karung pasir timah yang diduga bakal diselundupkan.

Pasir timah yang sudah dimuat di dua mobil truk itu diamankan di Desa Teluk Limau pada Sabtu (16/3/2024).

Hasil penimbangan terbaru yang dilakukan Reskrim Polres Bangka Barat ke PT Timah Tbk, ratusan karung itu berisi 10,37 ton pasir timah.

Barang bukti itu kemudian diamankan dan dan dititipkan di gudang PT Timah.

Kasat Reskrim Polres Bangka Barat, AKP Ecky Widi Prawira bersama Kasat Polairud Polres Bangka Barat Iptu Yudi Lasmono dan jajarannya memberikan keterangan terkait perkembangan kasus penyelundupan pasir timah kering yang dikemas menjadi 273 karung dari Desa Teluk Limau, Parittiga, Kamis (21/3/2024).
Kasat Reskrim Polres Bangka Barat, AKP Ecky Widi Prawira bersama Kasat Polairud Polres Bangka Barat Iptu Yudi Lasmono dan jajarannya memberikan keterangan terkait perkembangan kasus penyelundupan pasir timah kering yang dikemas menjadi 273 karung dari Desa Teluk Limau, Parittiga, Kamis (21/3/2024). (Bangkapos.com/dokumentasi)

Baca juga: Penyelundupan Timah di Bangka Sangat Terorganisir, Satu Pelaku Disinyalir Ada di Luar Negeri

Kasat Reskrim Polres Bangka Barat AKP Ecky Widi Prawira, mengatakan, pihaknya bakal mengungkapkan tabir alur dari penyelundupan pasir timah yang terjadi selama ini.

"Jadi kita gabungan ya, ada Polsek Jebus, Polairud, Reskrim. Jadi petunjuk dari pimpinan tidak hanya mendapati timah ini saja, tetapi harus kita ungkap tabir dari alur penyelundupan tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Bangka Barat AKP Ecky Widi Prawira, didampingi Kasat Polairud Polres Bangka Barat Iptu Yudi Lasmono dan jajarannya, Kamis (21/3/2024).

Ecky menambahkan, setelah melakukan penyidikan. Jajaranya, telah membawa barang bukti pasir timah ke PT Timah untuk dilakukan penimbangan dan pengecekan.

"Adapun, setelah kita melaksanakan penyidikan, kita langsung membawa timah tersebut, ke PT Timah, karena yang mempunyai alat dan kompeten mengecek adalah PT Timah. Dengan disaksikan penyidik dan terangka. Timbangannya, 10,37 ton, selanjutnya kita menitipkan timah tersebut di gudang PT Timah," katanya.

Setelah itu, sambung Ecky, rangkaian penyidikan telah dilakukan Reskrim Polres Bangka Barat dengan cara manual, serta IT  dan ada beberapa calon tersangka yang diduga kuat berada di luar Pulau Bangka bakal dikejar polisi.

"Doakan kami penyidik, bisa menemukan kapal yang dipakai penyelundupan tersebut. Terkait nama lain, kita masih tahap penyidikan. Kita harus membuktikan apakah ada hubungan dengan timah itu, kita harus akurat," katanya.

Ecky menyebutkan, pelaku lain yang terlibat dalam penyelundupan timah, sedang berada di luar Pulau Bangka sehingga polisi terus mengejar dan berkoordinasi dengan Interpol.

"Ini terorganisir dengan baik, kita lihat saja, kami kerjasama dengan Polairud, karena peranya dia ini, mensukseskan kegiatan itu. Nanti kita jemput, apabila dia di luar negeri akan koordinasi dengan Interpol," terangnya.

Kemudian untuk saksi dalam kasus penyelundupan pasir timah tersebut, dikatakan Ecky, berjumlah enam orang tidak ada tambahan saksi lain hingga saat ini.

Namun, dikatakannya adanya tambahan barang bukti, dalam kasus tersebut yang masih dilakukan inventarisir oleh kepolisian.

"Saksi enam, dan barang bukti lain satu mobil Hilux digunakan untuk mengangkut ke rumah, dan kemudian ada dugaan beberapa ponton kepemilikannya. Tetapi, kita masih status quokan, inventarisir, mana ponton yang langsung behubungan terkait tindak pidana ini. Nanti, akan kita sampaikan Minggu depan," katanya.
 
Tempat Warga Mencari Kerang
 
Pantai Mentigi berada di RT 01, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pantai ini hanya berjarak sekitar 30 menit dari pusat Kecamatan Parittiga.

Hamparan pasir pantai luas membentang disertai batu-batu menjadi pemandangan pertama yang dilihat saat berkunjung ke Pantai Mentigi yang secara geografis berada di antara Desa Teluk Limau dan Desa Cupat.

Pantai ini memang tidak memiliki dermaga lantaran bukan dijadikan sebagai pantai utama untuk para nelayan bersandar ataupun bongkar muat.

Adapun salah satu alasannya dikarenakan pantai ini memiliki banyak batu sehingga akan membuat nelayan kesusahan untuk berlayar.

Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024).
Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024). (Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

Siang itu, Kamis (21/3), pantai yang kala itu cukup sepi tersebut sedang surut cukup jauh.

Di tepi pantai, terlihat beberapa unit ponton yang sedang terparkir dan diperbaiki oleh sejumlah orang.

Sementara itu, di sisi lainnya, ada juga beberapa kapal nelayan yang sedang kandas dan sedang dibersihkan oleh tuannya.

Surutnya air saat itu membuat banyak kerang, siput laut, kepiting-kepiting kecil dan biota laut sejenisnya cukup mudah ditemukan di balik batu maupun pasir.

Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat. Tampak seorang warga mencari kerang di Pantai Mentigi. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024).
Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat. Tampak seorang warga mencari kerang di Pantai Mentigi. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024). (Bangkapos.com/Adi Saputra)

Itulah yang biasanya dilakukan oleh penduduk lokal.

Terlihat, sejumlah ibu-ibu siang itu sedang mengoprek-oprek bebatuan dan sisa-sisa batu karang.

Dengan bantuan tongkat kayu sederhana, satu per satu kerang, kepiting, siput maupun biota laut lainnya dikumpulkan.

"Iseng-iseng aja, sambil nunggu buka puasa. Kalau dapat kan lumayan bisa jadi lauk," ucap Ani (68), warga Desa Cupat yang ditemui Bangkapos.com, Kamis (21/3/2024).

Ani menyebut, Pantai Mentigi memang bisanya menjadi tempat warga sekitar untuk mencari hasil-hasil laut.

Namun kata dia, aktivitas nelayan masih lebih banyak dilakukan di Pantai Perantau ataupun Pantau Teluk Limau.

"Kalau di Mentigi ini ya tempat orang-orang nyari-nyari kerang kayak gini lah. Ada yang mukat (menjaring ikan-red), mancing, terus tempat memperbaiki ponton atau kapal," jelasnya.

Ani menyebut bahwasanya Pantai Mentigi ini bukanlah tipe pantai untuk pariwisata.

Pasalnya kata dia, yang biasa berkunjung ke pantai tersebut hanya warga lokal untuk keperluan bekerja atau mencari hasil laut seperti dirinya.

"Kalau di Pantai Cupat itu banyak TI, di Mentigi ini untuk orang begawe (bekerja-red) kayak gini-gini lah. Nah kalau di Pantai Perantau dan Pantai Teluk Limau itu baru banyak nelayan. Kalau wisata, orang biasanya ke Pantai Siangau," ungkapnya.

Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024).
Kawasan Pantai Mentigi, Desa Teluk Limau, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Foto diambil pada Kamis (21/3/2024). (Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)

Hal selaras juga turut diungkapkan oleh Nanang (54), warga Desa Teluk Limau yang ditemui Bangkapos.com usai dirinya pulang memasang jaring udang.

Nanang menyebut, di Pantai Mentigi tersebut biasanya baru terlihat ramai di kala sore hari.

Kata dia, di waktu-waktu tersebutlah para warga lokal mulai berdatangan untuk mencari kerang, memancing, mencari siput, memasang jaring dan lain sebaginya.

"Kalau pagi sampai siang tuh biasanya memang sepi, sore baru ramai. Tapi kalau lagi bulan puasa kayak gini memang enggak seramai biasanya," ucap Nanang. (u2/v1/riu)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved