Sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX Bapak Pramuka Indonesia, Berikut Profil dan Sejarahnya

Bapak Pramuka Indonesia adalah seorang Sultan dari Yogyakarta, yakni Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau pada masa mudanya memiliki nama GRM Dorojatun.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
Kompas.com
Sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX Bapak Pramuka Indonesia, Berikut Profil dan Sejarahnya 

BANGKAPOS.COM -- Pramuka tidak lagi menjadi ekstrakulikuler wajib di sekolah.

Hal ini sebagaimana aturan baru yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim.

Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah, maka peraturan yang menetapkan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib, yaitu Permendikbud No. 63 Tahun 2014, telah dicabut.

Lantas bagaimana sejarah lahirnya pramuka di Indonesia dan siapa pencetusnya?

Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, sejarah lahirnya pramuka di Indonesia ditandai dengan sudah ada gerakan kepanduan di Indonesia sejak sebelum masa kemerdekaan, yakni di masa pemerintahan Belanda.

Bapak Pramuka Indonesia adalah seorang Sultan dari Yogyakarta, yakni Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau pada masa mudanya memiliki nama GRM Dorojatun.

Sementara Bapak Pramuka Sedunia ialah Robert Baden Powell.

Sejak muda, Sri Sultan Hamengkubuwono IX sudah aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan.

Menjelang tahun 1960-an, ia menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan).

Dilansir dari laman Pramuka Universitas Ahmad Dahlan, awal mula berdirinya Pramuka adalah saat Presiden RI pertama Soekarno, berulang kali berkonsultasi dengan Sri Sultan mengenai penyatuan organisasi kepanduan, pendirian gerakan pramuka, dan pengembangannya.

Pada 9 Maret 1961, dibentuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka oleh Presiden Soekarno.

Panitia ini terdiri dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, dan Achmadi.

Keempat orang inilah yang mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan terbitnya Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961.

Berbagai gerakan kepanduan yang ada di Indonesia akhirnya melebur menjadi satu dalam organisasi Pramuka.

Gerakan Pramuka diperkenalkan kepada khalayak pada tanggal 14 Agustus 1961 sesaat setelah Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Panji Gerakan Pramuka dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 448 Tahun 1961.

Pramuka diambil dari kata Poromuko, yang berarti prajurit yang terdepan dalam suatu peperangan. 

Pramuka sendiri melekat pada singkatan “Praja Muda Karana” yang berarti jiwa muda yang suka berkarya.

Sementara itu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX pun ditunjuk sebagai Ketua Kwarnas dan Wakil Ketua I Mapinas.

Sebab Ketua Mapinas adalah Presiden RI Soekarno.

Ia menjabat selama 13 tahun atau empat periode berturut, yaitu sejak 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970, dan 1970-1974.

Bahkan ketika bergabung di Pramuka, ia terkenal suka memasak dan sempat memasak nasi goreng di acara jambore dunia ke-13 di Shizuoka, Jepang, Agustus 1971.

Sultan Hamengkubuwono yang juga mantan wakil presiden ini juga suka menggalang dana untuk keberlangsungan Pramuka.

Menyumbang Mobil Pribadi untuk Pramuka

Dilansir dari laman Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karangasem, pada bulan September 1974, sultan menggalang dana dari kalangan pengusaha untuk membantu pendidikan yang dilakukan Pramuka.

Saat itu Sultan juga menyerahkan satu unit mobil sedan Holden Statesman tahun 1974 untuk dilelang dan hasilnya dimasukkan ke panitia.

Awal Mula Hari Bapak Pramuka

Sri Sultan mendapatkan gelar Bapak Pramuka dari Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili.

Beliau juga menerima “Bronze Wolf Award”, sebuah penghargaan tertinggi dan satu-satunya dari World Organization of the Scout Movement (WOSM).

Hingga saat ini, ada empat orang di Indonesia yang menerima penghargaan ini,

yakni Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1973); Abdul Aziz Saleh (1978); John Beng Kiat Liem (1982); dan Letjen TNI (Purn) H Mashudi (1985).

Sebelumnya, pada tahun 1972 Sri Sultan pun mendapatkan penghargaan Silver World Award dari Boy Scouts of America.

Di gerakan kepanduan maupun kepramukaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga mendapat sebutan Pandu Agung karena sosoknya yang mencerminkan seorang guru dan panutan bagi Pramuka Indonesia.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX meninggal di Washington, DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun.

Beliau dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.

Atas dedikasinya terhadap Gerakan Kepanduan dan Kepramukaan maka 12 April hari kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono IX diperingati menjadi Hari Bapak Pramuka Indonesia.

Profil Sultan Hamengkubuwono IX 

Gusti Raden Mas Dorodjatun atau Sri Sultan Hamengkubuwana IX (bahasa Jawa: Sri Sultan Hamengkubuwono IX) lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, pada tanggal 12 April 1912.

Ia meninggal di Washington DC, Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun.

Ia adalah salah seorang Sultan yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta (1940-1988) dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama setelah kemerdekaan Indonesia.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun1973-1978.

Ia juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Riwayat Pekerjaan:

  • Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta 
  • Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III
  • Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II
  • Menteri Negara pada Kabinet Hatta I
  • Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II 
  • Menteri Pertahanan pada masa RIS 
  • Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Natsir
  • Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan 
  • Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata 
  • Menteri Koordinator Pembangunan 
  • Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi
  • Wakil Presiden Indonesia

Riwayat Pendidikan: 

Rijkuniversiteit Leiden, Jurusan Indologie (Ilmu tentang Indonesia), kemudian ekonomi

(Bangkapos.com/Kompas.com/Tribunnews.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved