Kesehatan

Apa Itu Anemia Aplastik Penyakit Langka yang Diderita Babe Cabita: Sering Memar Tanpa Sebab

Kondisi anemia atau kurang darah pada seseorang tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Ada kelainan tertentu yang dapat menyebabkan ko

Penulis: Agis Priyani | Editor: M Zulkodri
Kompas.com
Mengenal Anemia Aplastik Penyakit Langka yang Diderita Babe Cabita: Sering Memar Tanpa Sebab 

BANGKAPOS.COM - Kondisi anemia atau kurang darah pada seseorang tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi. Ada kelainan tertentu yang dapat menyebabkan kondisi kurang darah, seperti anemia aplastik.

Lantas apa penyebab penyakit anemia aplastik?

Anemia aplastik adalah kondisi kurang darah karena sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah baru yang cukup.

Mengutip Mayo Clinic, kondisi ini membuat penderita lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol

Anemia aplastik adalah sebuah penyakit yang langka dan serius dan dapat berkembang pada usia berapa pun.

Terkadang, anemia aplastik bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu.

Anemia aplastik memang bukanlah penyakit genetik, namun bisa diwariskan. 

Anemia aplastik yang bersifat genetik biasanya menyerang kalangan muda yang diturunkan dari keluarganya.

Meskipun sangat jarang terjadi, anemia aplastik yang berasal dari genetik cenderung lebih tinggi untuk terkena leukimia. Maka dari itu, dibutuhkan tes dan perawatan khusus. 

Umumnya, anemia jenis ini menyerang imunitas tubuh yang disebabkan oleh virus, obat-obatan kimia, serta paparan cahaya radiasi jika sedang dalam perawatan kemoterapi bagi pasien kanker. 

Penyebab Anemia Aplastik

Anemia aplastik menyebabkan terganggunya produksi sel darah merah, sel darah putih, serta keping darah (trombosit) dalam sumsum tulang belakang. Seringkali juga tidak disadari oleh para penderitanya. 

Tentunya, gangguan kurang darah ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti berikut:

  • Riwayat penyakit autoimun, dimana imunitas tubuh menyerang sel darah.
  • Reaksi obat-obatan epilepsi dan nyeri sendi.
  • Paparan sinar radiasi untuk kemoterapi.
  • Penderita anorexia nervosa, gangguan makan yang berdampak pada kesehatan tulang.
  • Virus lain seperti HIV, Epstein-Barr, herpes, hepatitis. 

Gejala Anemia Aplastik

Gejala dari penyakit ini bergantung pada kondisi sel darah yang mengalami pengurangan. 

1. Pengurangan sel darah merah

Gejala yang dirasakan jika berimbas pada sel darah merah adalah sebagai berikut:

  • Pusing
  • Kelelahan berlebihan
  • Sensitif terhadap suhu dingin
  • Lemas
  • Wajah pucat
  • Mudah marah
  • Sesak napas
  • Detak jantung berdegup lebih cepat

2. Pengurangan sel darah putih

Kekurangan sel darah putih membuat penderitanya mudah terinfeksi.

3. Pengurangan trombosit

Berikut adalah gejala yang dirasakan jika trombosit rendah:

  • Mudah memar tanpa adanya benturan keras.
  • Gusi mudah berdarah.
  • Ruam kecil pada kulit.
  • Hidung berdarah (Mimisan) tanpa penyebab yang jelas.

Anemia aplastik bisa bersifat jangka pendek, atau bisa menjadi kronis.

Penyakit ini bisa menjadi parah dan bahkan berakibat fatal.

Setiap tahun, 300 hingga 900 orang di Amerika Serikat didiagnosis anemia aplastik.

Babe Cabita Meninggal Dunia

Kabar duka kembali menyelimuti dunia hiburan Tanah Air.

Komedian Babe Cabita meninggal dunia pada Selasa (9/4/2024).

Babe Cabita mengembuskan napas terakhir pada pukul 06.38 WIB di RS Mayapada Lebak Bulus Jakarta Selatan.

 Babe Cabita sempat dirawat di rumah sakit pada September 2023 lalu lantaran mengidap penyakit langka yaitu anemia aplastik.

Dikutip dari Kompas.com, dirinya sempat dirawat di rumah sakit selama dua minggu.

Babe mengaku pertama kali mengetahui dirinya mengidap penyakit tersebut setelah menjalani pola hidup sehat lewat program diet.

"Pola hidup dalam dua tahun terakhir emang jalani pola hidup sehat, rajin diet, kalau mengonsumsi minum serat memang lagi pola hidup sehat, enggak macam-macam tapi emang pola hidup sehat itu jadi tahu sakitnya itu. Tapi penyebabnya emang enggak tahu,” ucap Babe.

Pada saat itu, dia pun sempat pulih setelah dirawat di rumah sakit dan bisa beraktivitas kembali.

Kendati demikian, Babe masih harus mengonsumsi obat dari dokter hematologi untuk auto imunnya.

Selain rutin konsumsi obat tersebut, Babe juga diminta untuk mengurangi makan-makanan pedas dan tetap menjalani pola hidup sehat.

“Karena obatnya autoimun, obatnya asam jadi merangsang asam lambung yang tadinya aku doyan pedas jadi mengurangi (makan pedas)” tutur Babe.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com/Kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved