Idul Fitri 2024

Niat Puasa Syawal 6 Hari Lengkap Keutamaan dan Tata Caranya, Bolehkan Tidak Berurutan Ini Dalilnya

Berdasarkan penjelasan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain, puasa Syawal dimulai pada tanggal 2 Syawal.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri

BANGKAPOS.COM--Bulan Syawal, bulan ke-10 dalam penanggalan Hijriah, merupakan momen di mana umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan puasa sunnah, yang dikenal dengan puasa Syawal.

Namun, kapan tepatnya puasa Syawal 2024 dimulai?

Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun" (HR Muslim).

Berdasarkan penjelasan Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain, puasa Syawal dimulai pada tanggal 2 Syawal.

Artinya, puasa Syawal tahun 2024 dimulai pada Kamis, 11 April 2024, dalam penanggalan Masehi.

Pelaksanaannya paling utama dilakukan berurutan selama 6 hari, yakni mulai tanggal 2 hingga 7 Syawal.

Mengapa Tanggal 1 Syawal Tidak Boleh Puasa?

Tidak ditetapkannya tanggal 1 Syawal sebagai awal puasa Syawal karena termasuk dalam daftar hari yang diharamkan bagi umat Muslim untuk berpuasa.

Tanggal 1 Syawal bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, yang mana hari tersebut diharamkan untuk berpuasa.

Niat Puasa Syawal

Niat puasa Syawal dilakukan pada malam hari dengan bacaan, “Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta’âlâ” (Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala). Jika

Tata Cara dan Keutamaan Puasa Syawal

Tata Cara Puasa Syawal

Cara melaksanakan puasa sunah Syawal sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dengan menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Selain itu, juga tidak melakukan semua hal-hal yang dapat membatalkan puasa hingga waktu berbuka.

Keutamaan Puasa Syawal

  • Penyempurna Puasa Ramadan: Puasa Syawal bisa dilaksanakan untuk menyempurnakan puasa Ramadan.
  • Tanda Diterimanya Puasa Ramadan: Menjadi tanda bahwa puasa Ramadan seseorang telah diterima oleh Allah SWT.
  • Tanda Syukur kepada Allah: Menjadi sebuah tanda rasa syukur umat Muslim atas anugerah berlimpah yang Allah berikan di bulan Ramadan.
  • Ibadah di Bulan Ramadhan Tidak Terputus: Puasa Syawal menjadi salah satu bentuk usaha untuk mempertahankan ibadah yang dilakukan di bulan Ramadan.

Dengan melaksanakan puasa Syawal, umat Muslim berkesempatan mendapatkan pahala seakan-akan berpuasa setahun penuh, menyempurnakan puasa Ramadan, serta menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas berkah Ramadan yang telah lewat.

Bolehkan Tidak Berurutan?

Menurut sebagian ulama, puasa Syawal sebaiknya dilakukan secara berturut-turut selama enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

“Siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari dari Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.”

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa Syawal sebaiknya dilakukan selama enam hari berturut-turut.

Namun, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa puasa Syawal bisa dilakukan secara terpisah, yaitu dilakukan pada hari Senin dan Kamis pada minggu-minggu berikutnya setelah Hari Raya Idul Fitri.

Pendapat ini didasarkan pada hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Puasa enam hari dari Syawal itu bisa dilakukan pada hari yang diinginkan, tidak harus berturut-turut.”

Dalam pandangan Imam An-Nawawi, salah satu ulama terkemuka dalam mazhab Syafi’i, puasa Syawal bisa dilakukan secara terpisah pada hari-hari yang diinginkan.

Menurutnya, puasa Syawal tidak diwajibkan untuk dilakukan secara berturut-turut, sehingga boleh dilakukan pada hari Senin dan Kamis saja.

Menurut Syekh Yusuf Qardhawi, seorang ulama kontemporer asal Mesir, puasa Syawal boleh dilakukan pada hari-hari tertentu, termasuk pada hari Senin dan Kamis.

Hal ini berdasarkan pada hadis riwayat Ibnu Khuzaimah dan ad-Daraquthni, bahwa Rasulullah SAW sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis.

Namun, sebaiknya puasa Syawal dilakukan selama enam hari secara berurutan agar mendapatkan pahala seperti berpuasa sepanjang tahun.

Jika memungkinkan, lebih baik dilaksanakan secara berurutan.

Namun, jika ada kendala, puasa Syawal boleh dilakukan pada hari Senin dan Kamis saja atau pada hari-hari lainnya dalam bulan Syawal.

Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa puasa Syawal adalah puasa sunnah, sehingga pelaksanaannya bersifat dianjurkan.

Oleh karena itu, jika seseorang tidak dapat melaksanakan puasa Syawal pada hari-hari tertentu, tidak mengapa melakukannya pada hari lain.

Namun, jika memungkinkan, lebih baik melaksanakan puasa Syawal selama enam hari secara berurutan.

Dalam menjalankan puasa Syawal, sebaiknya umat muslim memperhatikan kondisi tubuh dan kesehatannya.

Jangan sampai puasa Syawal membuat tubuh menjadi lemah dan tidak bertenaga dalam menjalankan aktivitas

Puasa Syawal menjadi salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam sebagai wujud kepatuhan dan penghormatan kepada ajaran agama.

 

 

 

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved