Berita Viral
Karyanya Masih Dipakai, Pelukis Kaleng Khong Guan Bernardus Tak Kunjung Dapat Royalti, Mengapa?
Meski sudah melukis gambar di kaleng biskuit Khong Guan, Bernardus Prasodjo nyatanya tak dapat royalti, apa alasannya?
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM-- Masih ingat dengan sosok Bernadus Prasodjo, dulu jadi pelukis gambar di kaleng biskuit Khong Guan yang tak dibayar royalti.
Tak banyak yang tahu, Bernadus Prasodjo adalah sosok di balik pelukis biskuit Khong Guan.
Meski menjadi pelukis biskuit kaleng tersebut, Pria berusia 79 tahun itu rupanya belum pernah bertemu dengan pemilik perusahaan tersebut.
Bernardus mengatakan, ada pihak ketiga yang meminta pertolongannya untuk menggambar.
"Pelanggan saya itu sebuah perusahaan separasi warna di Jalan Biak (Jakarta Pusat).
Mungkin dia yang menerima order kaleng ini.
Dia panggil saya, dia cerita, ada contohnya, pemesannya memesan kayak gini-gini," paparnya beberapa tahun lalu, dikutip dari Tribun Trends.
Sosok Bernardus Prasodjo

Bernardus Prasodjo, lahir 25 Januari 1945.
Dia dikenal pembuat gambar di kemasan berbagai merek seperti Khong Guan, Monde, Nissin Wafer, dan logo Sirup Marjan.
Ia juga menjabat sebagai Ketua Grand Master Choa Kok Sui (GMCKS) Prana Indonesia.
Dia memiliki dua orang putra bernama Andreas Prasadja dan Daniel Prasadja.
Mengapa Bernardus tak dapat royalti
Meski karyanya tersebut sempat viral di jagat dunia maya, dirinya tidak mendapatkan royalti apapun.
Hal itu karena perjanjian awalnya berupa kontrak putus.
Dari semua karya yang pernah diciptakan, hingga kini ada tiga karya yang masih dipergunakan.
Yaitu Khong Guan, Monde dan Nissin Wafer.
"Pemilikinya sama, mungkin karena buat apa juga diganti-ganti, dari gambar itu saja sudah laku produknya," tuturnya.
Kini, Bernardus sudah lebih dari lima tahun tidak melukis.
"Sekarang sudah sibuk, tidak ada waktunya lagi. Sudah lebih dari lima tahun yang lalu, catnya sudah pada kering.
Kalau mau mulai mesti beli semuanya lagi," katanya, Jumat (2/6/2017) silam.
Bernardus saat itu disibukkan dengan aktivitas mengajar jenis pengobatan tradisonal bernama penyembuhan prana.
Dia berkeliling seluruh penjuru Tanah Air.
"Saya sekarang sendang mengajar penyembuhan prana ke seluruh Indonesia.
Penyembuhan ini tanpa obat, tanpa menyentuh, tidak tergantung pada ajaran agama tertentu, mistik, ritual tertentu, dan lebih bersifat ilmiah," ujarnya.
Meski demikian, gairahnya dalam melukis tidak berhenti begitu saja.
Karena di zaman sekarang ini ada berbagai applikasi atau software yang dapat digunakan sebagai alat untuk menggambar.
"Zaman sekarang masih sering tapi dengan software seperti photoshop, tidak mengunakan kanvas lagi.
Idenya keluar yaitu lah, kadang-ladang gambar pasar, ikan, bunga, enggak tentulah," ungkapnya.
Dulu dia kuliah di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bernardus kala itu terlalu sibuk dengan pekerjaan menggambarnya, sehingga harus putus kuliah.
"Waktu itu kosnya di jalan Lengkong Kecil, Bandung.
Sebelahnya ada percetakan redaksi majalah Aktuil, majalah musik yang terkenal.
Suka main ke situ, kemudian ada orang pesan untuk buat komik, tapi akhirnya kuliah ketinggalan," ungkapnya.
Menurut pria yang pernah menjadi dosen Tipografi dan digital studio LPKT Kompas tersebut, saat itu pekerjaan sebagai ilustrator sangatlah jarang yang bisa, sehingga banyak tawaran kerjaan yang ia dapatkan.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit/Tribun Trends/Tribunnews)
| Sosok Letda Made Juni, Perwira Siksa Prada Lucky, Alat Vital Dioles Bubuk Cabai, Akting Urus Jenazah |
|
|---|
| FAKTA-fakta Bakso Babi di Ngestiharjo Kapenawon Kasihan, Bantul, Jogja Viral Tanpa Spanduk Non-halal |
|
|---|
| Awal Mula Bakso Babi di Bantul Viral, Puluhan Tahun Jualan Tanpa Keterangan Non-halal |
|
|---|
| MUI Buka Suara soal Spanduk Bertuliskan Bakso Babi Tidak Halal di Bantul Jogja |
|
|---|
| Melda Safitri Dapat Rp93 Juta dari Jualan Baju, Shella Saukia : Badan Betuah, Bawa Keberkahan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.