Berita Bangka Belitung

Inilah Tujuh Ikan Endemik Bangka Belitung, dari Tempalak Mirah Sampai Kelik Sulung

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki tujuh spesies ikan air tawar yang berstatus sebagai endemik.

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: Evan Saputra
bangkapos.com
Inilah Tujuh Ikan Endemik Bangka Belitung, dari Tempalak Mirah Sampai Kelik Sulung 

BANGKAPOS.COM--Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki tujuh spesies ikan air tawar yang berstatus sebagai endemik.

Dosen Konservasi Sumber Daya Alam Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (Unmuh Babel), Randi Syafutra, mengungkapkan hal ini kepada bangkapos.com pada Jumat (7/6/2024).

Tujuh Ikan Endemik Bangka Belitung

Menurut Randi, ketujuh ikan endemik tersebut adalah:

  1. Sundadanio Gargula
  2. Parosphromenus deissneri (Gurami Paros)
  3. Betta burdigala (Tempalak Mirah)
  4. Parosphromenus Juelinae
  5. Betta Chloropharynx (Tempala Budu)
  6. Betta Schalleri (Tempalak Mirah)
  7. Encheloclarias tapeinopterus (Kelik Sulung)

"Ikan-ikan ini hanya ditemukan di Bangka Belitung, dan tidak ada di tempat lain," jelas Randi.

Ikan kelik putih di Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung. (foto Landa)
Ikan kelik putih di Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung. (foto Landa) (istimewa)

Klarifikasi Terkait Satwa Endemik Lainnya

Randi juga menjelaskan bahwa tidak semua satwa yang ada di Bangka Belitung termasuk kategori endemik.

Contohnya adalah Mentilin (Cephalopachus bancanus) dan Kukang Bangka (Nycticebus bancanus), yang tidak hanya terdapat di Bangka Belitung tetapi juga di daerah lain seperti Kalimantan, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, dan Kepulauan Natuna.

"Kalau kita bicara endemisitas itu endemis hanya di Indonesia, tapi tidak untuk endemik pulau Bangka atau endemik Provinsi Bangka Belitung," ujarnya.

Flora Khas Bangka Belitung

Selain fauna, Randi juga menyoroti flora khas Bangka Belitung seperti Anggrek Tebu (Grammatopyllum Speciosum), Anggrek Pensil (Papilionanthe hookeriana), dan Anggrek Bulan Sumatera (Phalaenopsis Sumatrana).

Namun, flora ini juga bukan termasuk endemik Bangka Belitung, melainkan hanya flora khas daerah tersebut.

"Jadi bisa saya simpulkan untuk tumbuhan di Provinsi Bangka Belitung, tidak ada yang memang endemik," tambah Randi.

Randi Syafutra - Dosen Konservasi Sumber Daya Alam Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung
Randi Syafutra - Dosen Konservasi Sumber Daya Alam Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung (ISTIMEWA)

Perlunya Upaya Konservasi

Randi menegaskan bahwa ketujuh ikan endemik tersebut masih ada dan dapat ditemukan di beberapa daerah di Bangka Belitung.

Namun, untuk mencegah kepunahan, diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak untuk melakukan upaya pencegahan.

"Kolaborasi semua pihaknya membuat pelarangan, sosialisasi, dan penelitian. Harapannya semakin banyak penelitian, mendata bisa menjadi acuan pemerintah untuk membuat peraturan agar gimana caranya membuka kawasan konservasi khusus untuk tujuh ikan air tawar ini," ungkapnya.

Dengan adanya upaya konservasi yang tepat, diharapkan kelestarian ikan-ikan endemik ini dapat terjaga dan terhindar dari ancaman kepunahan.

Ikan Tempalak Terancam Punah

Pembina Yayasan ikan endemik Bangka Belitung, Landa
Pembina Yayasan ikan endemik Bangka Belitung, Landa ((Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy).)

Ikan cupang alam atau endemik asli Bangka Belitung kini sudah mulai sukar dijumpai.

Ikan ini biasa dikenal masyarakat Bangka Belitung dengan sebutan ikan tempalak atau ikan tepalak.

Memiliki ciri khas warna yang cantik dan bentuk yang mungil hingga biasa menjadi ikan hias.

Sepengetahuan, Pendiri dari Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers, Landa ada tiga jenis ikan tempalak, masuk dalam kategori ikan endemik meliputi Wild Betta burdigala (tempalak mirah), yang mana penyebaran terbatas hanya ada pada daerah Bangka Selatan dengan ukuram 3-3,5 cm.

Kedua, Wild Betta schalleri (Tempalak Pungor), dengan ukuran 8-10 cm.

Ketiga, Wild Betta chloropharinx dengan ukuran 10-12 cm.

Ketiga jenis endemik ini masuk kategori terancam punah IUCN dengan status CR/Critical Endengered (Sangat Terancam Punah).

Pihaknya, selain mendata ikan-ikan lokal dan endemik juga melakukan upaya konservasi.

Di yayasan ini, ada dua jenis ikan tempalak yang dibudidayakan yakni ikan tempalak mirah dan ikan tempalak pungor.

Jumlah anakan masing-masing jenis ikan ini ada sekitar 20 ekor yang dihidupkan di baskom.

Untuk pakan, anakan ikan diberikan makan kutu air dan ikan besar diberikan makan cacing dan jangkrik.

(Bangkapos.com/Rizky Irianda Pahlevy/Cici Nasya Nita/Zulkodri)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved