Berita Bangka Selatan
3 Kasus Asusila Terjadi di Bangka Selatan, Dosen Psikologi IAIN SAS Babel Beberkan Faktor Penyebab
Lantas apakah hal ini bisa dikatakan Kabupaten Bangka Selatan darurat terhadap kasus persetubuhan kepada anak. Tentu saja tidak bisa dikatakan ...
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Asmadi Pandapotan Siregar
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Maraknya kasus persetubuhan yang terjadi di Kabupaten Bangka Selatan ( Basel ), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ), mendapatkan sorotan dari para akademisi.
Seperti diketahui, selama sepekan tiga kasus persetubuhan terhadap anak di bawah umur berhasil diungkap aparat kepolisian. Mirisnya, pelaku dan korban mayoritas merupakan anak di bawah umur dan berstatus pelajar. Maraknya kasus ini tak terlepas dari fenomena child grooming terhadap beberapa kasus.
Terkait hal itu, Dosen Program Studi (Prodi) Psikologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung ( IAIN SAS Babel ), Wahyu Kurniawan mengatakan, angka kejadian terkait persetubuhan anak kian menjadi keprihatinan, utamanya di Kabupaten Bangka Selatan. Sehingga permasalahan ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah setempat, agar remaja tidak rentan menjadi pelaku maupun korban. Ditambah kurangnya pengawasan kepada anak yang menggunakan gawai.
“Lantas apakah hal ini bisa dikatakan Kabupaten Bangka Selatan darurat terhadap kasus persetubuhan kepada anak. Tentu saja tidak bisa dikatakan darurat, karena harus ditinjau dari berbagai aspek dan punya data yang kuat dan beberapa variabel yang harus diperhatikan,” kata Wahyu kepada Bangkapos.com, Senin (10/6/2024).
Menurut Wahyu Kurniawan, beberapa penelitian menunjukkan pasca dari Covid-19 banyak hal yang kini imbasnya mulai terasa dan lebih kepada usia remaja. Istilah delayed development atau keterlambatan perkembangan baik dari sisi moral, psikis, fisik, emosional remaja mulai kian terlihat.
Baca juga: Polisi Ungkap Fakta Baru Terkait Kasus Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Bangka Selatan
Baca juga: 3 Kasus Persetubuhan terhadap Anak Terjadi di Bangka Selatan Dalam Sepekan
Imbas dari hal tersebut, lanjut Wahyu, pembelajaran, pembentukan nilai-nilai moral nyaris tidak didapat secara maksimal sehingga berimbas terhadap beberapa kasus asusila yang terjadi.
Dari tiga kasus yang terjadi selama sepekan ini beberapa korban dari kasus itu di antaranya juga dapat dimasukan ke dalam kategori child grooming.
Fenomena itu merupakan upaya atau perilaku yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang. Baik itu anak atau remaja, sehingga mereka dapat memanipulasi atau mengeksploitasi, bahkan melecehkan korban.
“Namun pada kejadian lainnya kasus ini murni lebih kepada perkembangan moral dan ketidakmampuan atau ketidaktahuan remaja dalam menentukan perilaku baik dan benar,” jelas Wahyu Kurniawan.
Di samping itu lanjut dia, ada banyak hal yang harus dilakukan sebagai bekal kepada anak dan orangtua dalam menangani permasalahan asusila. Pertama, perlunya peran aktif orang tua dalam pengasuhan, mengingat hal tersebut merupakan ranah privat. Pentingnya edukasi kepada anak terkait pendidikan seksual. Salah satunya adalah memberikan pemahaman yang benar mengenai organ tubuh, termasuk alat vital.
Orang tua perlu menjadi sahabat bagi anak dan harus ada ruang agar anak berani bercerita siapa teman dekat dan siapa yang dikenal. Sekaligus mengajarkan mengenai perbedaan sentuhan aman dan membahayakan. Sekaligus meningkatkan literasi mengenai penggunaan gawai. Hal itu akan mempermudah pengawasan kepada anak.
“Terpenting terus memantau perilaku anak. Melakukan koreksi pola asuh orang tua, karena rata-rata sumber masalahnya adalah kadang pola asuh,” ucapnya.
Kendati demikian, Wahyu Kurniawan turut meminta pemerintah setempat agar memperhatikan korban maupun pelaku yang masih di bawah umur. Dengan melakukan pendampingan secara maksimal di panti rehabilitasi dan masuk ke dalam tata layanan anak berhadapan dengan hukum (ABH) di mana kelak anak akan di bina.
“Kepada korban tentu perlu pendampingan secara psikologis dan edukasi berlanjut. Agar anak tahu perilaku tersebut salah atau benar. Sehingga ia tidak menjadi korban untuk kedua kalinya,” ucap Wahyu. (Bangkapos.com/Cepi Marlianto)
ASN Bangka Selatan Gugat Cerai Suami setelah Dilantik, Bupati Riza: Kalau Bisa Cari Solusi Lain |
![]() |
---|
Perjuangkan Nasib Tenaga Non-ASN, Riza Herdavid Perpanjang Kontrak Hingga Akhir 2025 |
![]() |
---|
UBB Bekali Siswa SMAN 2 Toboali Pendidikan Politik dan Wirausaha Digital |
![]() |
---|
Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid Geram, Merasa Ditipu 7 Eselon II Setara Kepala Dinas |
![]() |
---|
Pejabat Diduga Manipulasi SKP, Bupati Basel Ancam Gugat ke PTUN dan Laporkan ke BKN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.