Jamaah Islamiyah Bubar

Wawancara Eksklusif Bangka Pos dengan Ketua FKPP Terkait Bubarnya Jamaah Islamiyah Babel

Bangka Pos mewawancarai Mustaqim Safar terkait bubarnya Jamaah Islamiyah (JI) pada saat pendeklarasian di Kota Pangkalpinang

Penulis: Adi Saputra | Editor: Ardhina Trisila Sakti
Ist Video
Wawancara eksklusif Bangka Pos dengan Ketua FKPP di Kota Pangkalpinang 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Bangka Pos Group berkesempatan mewawancarai secara langsung ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP), Mustaqim Safar terkait bubarnya Jamaah Islamiyah (JI) pada saat pendeklarasian di Kota Pangkalpinang.

A : Apa latar belakang pembubaran Jamaah Islamiyah?
Q : Murni karena kajian, jadi karena kajian-kajian kan JI ini kandidat anak muda yang belajar secara mendalam memiliki kekuatan ilmu potensi, disitulah yang menyelamatkan perjalanan JI itu keselanjutnya. Jadi ini karangan-karangan anak muda yang terpelajar, itu kemudian mereka sering memberikan kajian-kajian tentang berbagai sikap, artinya karena kajian-kajian walaupun memang ada sedikit dirancang dengan berbagai peristiwa tapi peristiwa itu menandai kita untuk berbenah.
Sebenarnya, kalau diclearkan memang tanggal 20 Juni tapi kalau terkait dengan urusan pengkajian-pengkajian yang mengarah kepada pengambilan sikap itu secara sikap sudah lama ya mungkin bisa dibilang 2013 kemarin sudah mulai kajian-kajian karena generasi muda yang keilmuan mereka lebih kuat pondasinya kuat.

A : Ada bebera bahasa, kemudian disebutkan sebenarnya bukan Jamaah Islamiyah tapi oknum Jamaah Islamiyah itu sendiri? 
Q : Tapi tidak bisa terlepas sama sekali, Jamaah Islamiyah tidak bisa lepas sama sekali karena apa? Walaupun itu oknum tapi kan dalam perjalanan berikutnya, ketika mereka lari, ketika mereka bermasalah dengan itu. Artinya kan, JI bukan pertemanan yang melindungi kalau mensuport pergerakkan tidak kalau unsur tapi kalau kita periksa itu memang ada.
Walaupun untuk sampai pada tindakan aksi yang tanda kutip ya yang separah itu tidak ada, tapi secara pemahaman ada hal-hal yang perlu kita koreksi terkait loyalitas-loyalitas yang artinya mengarahkan kita untuk bersikap menjadi kita kurang harmonis.

A : Dinamuka pembubaran JI di Babel seperti apa? Apakah ada konflik internal dan bagaimana prosesnya hingga bisa terwujud kesepakatan mendeklarasikan JI ini?
Q : Deklarasi ini mereka menyadari kita ini, Insyaallah kalaupun ada kasus ada beberapa personil belum itu namanya PR mereka untuk mendeklarasikan. Saya yakin nanti suatu saat terselesaikan tidak terlalu terasa, jadi begini terbawa suasana dia tidak mendapatkan penjelasan, rata-rata yang mengikuti sosialisasi begini, rata-rata mereka sudah memahami landasan dari sikap yang diambil.

A : Apakah JI memiliki aset atau afiliasi pesantren di Babel? Lantas bagaimana keduanya setelah deklarasi ini?
Q : Saya tidak tahu kalau aset, tapi kalau sekolah-sekolah itu kita sudah sering ingatkan dan ini yang terafiliasi itu kalau sekolah tidak ada di bangun oleh JI itu tidak ada.

A : Setelah pendeklarasian pembubaran JI ini, bagaimana langkah kedepannya nanti?
Q : Saya justru secara disiplin ilmu, sikap yang diambil sesuai dengan sikap karena apa dengan begitu kita akan bisa bergerak lebih luas. Bisa memaksimalkan karena pola kemarin itu sehingga potensi-potensi kita banyak yang tak tersalurkan, dengan pola keterbukaan ini saya yakin personal-personal JI kita nanti akan banyak memberikan manfaat.

(Bangkapos.com/Adi Saputra)

Sumber: bangkapos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved