Tribunners
Sumber Daya Alam, Berkah atau Kutukan?
Sumber daya alam sering kali menciptakan peluang bagi praktik korupsi karena nilai ekonomi yang sangat tinggi.
Sumber daya alam sering kali menciptakan peluang bagi praktik korupsi karena nilai ekonomi yang sangat tinggi. Pejabat pemerintah atau perusahaan yang memiliki kontrol atau akses terhadap sumber daya alam dapat menyalahgunakan kekuasaan untuk memperoleh keuntungan pribadi melalui perilaku rente, penyuapan, penyalahgunaan dana publik, atau kontrak yang merugikan negara.
Transformasi Ekonomi Belum Berhasil
Bangka Belitung belum bisa lepas dari ketergantungan terhadap timah dan masih mengandalkan timah sebagai sumber utama pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi. Ketergantungan ini mempersulit arah kebijakan untuk melakukan diversifikasi ekonomi ke sektor-sektor unggulan lain yang berkelanjutan. Aktivitas penambangan timah ilegal telah menimbulkan dampak negatif (crowded) terhadap sektor pertanian, kelautan, perikanan, dan pariwisata.
Sebagian besar kawasan pertanian dan perkebunan beralih fungsi menjadi kawasan pertambangan timah. Kawasan ini sangat sulit untuk direhabilitasi menjadi kawasan produktif kembali karena penurunan unsur hara. Dalam jangka panjang akan berdampak terhadap perekonomian, kemiskinan, dan pengangguran akibat kerusakan sumber daya alam sebagai modal kapital.
Dalam berbagai studi pembangunan, daerah yang kaya akan sumber daya alam ekstraktif menghadapi sejumlah tantangan sulit untuk melakukan transformasi ekonomi ke sektor-sektor yang beragam dan berkelanjutan. Hal ini karena ketergantungan pada sektor ekstraktif sebagai mesin utama perekonomian, ketidakpastian ekonomi, korupsi merajalela, konflik antarkelembagaan, polarisasi kepentingan, konflik sosial, keterbatasan teknologi, ketidaksetaraan ekonomi, keterbatasan infrastruktur, serta kualitas sumber daya manusia yang rendah.
Strategi Transformasi Ekonomi
Strategi transformasi dimulai dengan komitmen merumuskan visi dan aksi bersama untuk mulai melepaskan dari ketergantungan terhadap satu komoditas. Beberapa sektor unggulan alternatif harus segera didorong sebagai sektor substitusi pascatimah. Peningkatan tata sumber daya alam, pengembangan investasi infrastruktur, dan pengembangan sumber daya manusia harus segera dilakukan.
Perlu segara didorong diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor non-ekstraktif seperti industri manufaktur, pariwisata, pertanian, dan jasa. Ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada timah dan menciptakan lapangan kerja yang lebih inklusif.
Transformasi ekonomi dilakukan dengan peningkatan infrastruktur, penguatan institusi, pengembangan sumber daya manusia, diversifikasi ekonomi, promosi investasi dan kemitraan publik-swasta dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Ini akan membantu meminimalkan dampak negatif dari eksploitasi sumber daya alam dan menciptakan fondasi untuk pertumbuhan ekonomi baru jangka panjang. (*)
Saatnya Pakaian Adat Bangka Selatan Menasional |
![]() |
---|
Quiet Quitting di Era Hybrid: Mengungkap Krisis Motivasi Generasi Z Bangka Belitung |
![]() |
---|
Konflik Buaya vs Manusia dalam Perspektif Pelayanan Publik |
![]() |
---|
Memacu Pangkalpinang sebagai Kota Jasa, Perdagangan, dan Pariwisata |
![]() |
---|
200 Triliun untuk Bank BUMN: Dalam Persfektif Ekonomi Islam Benarkah Menjadi Solusi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.