Film The Bell: Panggilan untuk Mati, Proses Syuting di Belitung Timur Seremnya Dapat Banget

hantu penebok diwujudkan sebagai noni Belanda yang punya dendam karena dibunuh saat sedang membela kawasannya sendiri. Kepalanya dipotong oleh...

Film The Bell: Panggilan untuk Mati, Proses Syuting di Belitung Timur Seremnya Dapat Banget - 20240827-Lokasi-syuting-di-Bukit-Samak.jpg
Posbelitung.co/Bryan Bimantoro
Lokasi syuting di Bukit Samak, Manggar, Beltim, Selasa (27/8/2024).
Film The Bell: Panggilan untuk Mati, Proses Syuting di Belitung Timur Seremnya Dapat Banget - 20240905-Masyarakat-yang-nonton-proses-syuting-Film-The-Bell-di-Bukit.jpg
Posbelitung.co/Bryan Bimantoro
Masyarakat yang nonton proses syuting Film The Bell di Bukit Samak Manggar.

BANGKAPOS.COM, BELITUNG -- Film "The Bell : Panggilan untuk Mati" yang mengambil syuting di Kawasan Bukit Samak dan Pantai Teropong Manggar, Kabupaten Belitung Timur ( Beltim ), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Babel ), mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

Seperti diketahui, Belitung Timur kembali menjadi lokasi syuting film nasional berjudul The Bell besutan MBK Production.

Film ini bergenre horor romansa dan dibintangi oleh Safira Ratu Sofya, Bhisma Mulia, Shalom Razade, dan Givina Lukita Dewi.

Demam film "The Bell : Panggilan untuk Mati" di masyarakat Belitung Timur mewabah sejak hari pertama syuting.

Seminggu pertama film ini melakukan proses syuting di Kawasan Bukit Samak dan Pantai Teropong Manggar.

Salah satu warga asal Kelapa Kampit, Dirga bilang sengaja datang jauh-jauh hanya untuk melihat proses syuting film horor ini.

Dia mengaku penasaran dengan proses syuting sebuah film yang sering dia tonton di bioskop.

"Penasaran sama artisnya juga. Kan saya orang kampung pengin juga melihat artis dari Jakarta," kata Dirga sambil tertawa, Rabu (4/9/2024).

Dirga berharap film "The Bell : Panggilan untuk Mati" bisa booming juga seperti film Laskar Pelangi sehingga bisa meningkatkan perekonomian di Belitung Timur.

"Karena dulu saat Film Laskar Pelangi booming, manfaat untuk daerah sangat banyak, salah satunya wisatawan banyak berdatangan," kata Dirga.

Warga lainnya, Indah mengungkapkan, dia rela menonton proses syuting sampai dini hari karena penasaran juga dengan akting dari para cast (pemeran--). Karena ini film horor, Indah sengaja datang pada malam hari supaya bisa merasakan vibes horornya.

"Saya pernah nonton sampai jam 2 pagi. Seremnya dapat banget sih. Apalagi di Samak ini memang tempat angker bagi warga sini. Jadi film ini cocok banget melakukan syuting di sini," kata Indah.

Produser film "The Bell : Panggilan untuk Mati", Rendy Gunawan mengakui antusias masyarakat lokal melihat proses produksi sangat tinggi.

Dia bahkan mengatakan, pada malam Jumat lalu warga masih menunggu di luar lokasi syuting hingga pukul 05.00 WIB pagi.

"Kita bersyukur proses syuting di Belitung Timur dapat sambutan hangat dari masyarakat. Bayangkan sampai jam 5 pagi menonton kami syuting. Luar biasa," kata Rendy.

Masyarakat yang nonton proses syuting Film The Bell di Bukit Samak Manggar.
Masyarakat yang nonton proses syuting Film The Bell di Bukit Samak Manggar. (Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Dia mengapresiasi para warga yang antusias melihat proses syuting dari adegan demi adegan. Karena itu dia berterima kasih kepada seluruh masyarakat Belitung Timur atas hal tersebut.

"Terima kasih dukungannya untuk Film The Bell : Panggilan untuk Mati. Kami senang sekali," kata Rendy.

Film "The Bell : Panggilan untuk Mati" mengangkat kisah tentang urban legend asal Manggar, Belitung Timur yaitu hantu penebok. 

Di film ini, hantu penebok diwujudkan sebagai noni Belanda yang punya dendam karena dibunuh saat sedang membela kawasannya sendiri. Kepalanya dipotong oleh kumpeni dan konon hingga kini noni Belanda itu sedang gentayangan mencari kepalanya yang hilang.

Hantu Penebok juga terkenal di kalangan masyarakat Pulau Belitung dan dipakai oleh para orang tua untuk menakuti anak mereka jika ingin pergi main saat siang atau malam hari. (Posbelitung.co/Bryan Bimantoro)

Angkat Urban Legend Penebok

Film nasional berjudul The Bell besutan MBK Production ini bergenre horor romansa dan dibintangi oleh Safira Ratu Sofya, Bhisma Mulia, Shalom Razade, dan Givina Lukita Dewi.

Executive Producer MBK Production, Budi Yulianto menjelaskan film ini mengangkat kisah urban legend di Belitung Timur yaitu penebok.

Budi tertarik mengangkat kisah penebok karena dirinya adalah putra asli asal Gantung, Belitung Timur yang saat ini berkiprah di industri perfilman Indonesia. 

"Sekitar enam bulan lalu saya main ke Bukit Samak ini dan saya pikir di sini bisa dijadikan sebagai studio alam khusus untuk tempat syuting film," kata Budi ditemui posbelitung.co di Desa Lalang, Manggar tempat syuting The Bell, Selasa (27/8/2024).

Dari sana dia mulai menghubungi tim kreatifnya untuk riset lokasi dan cerita. Dari riset itu akhirnya memungkinkan untuk dibuat film dari kisah urban legend tersebut.

Budi yang juga Dosen di Sekolah Bisnis IPB itu mengatakan penebok cukup akrab di telinganya bersama teman-temannya di masa kecil.

Penebok dijadikan sebagai ancaman bagi anak-anak kecil untuk tidak keluar rumah pada saat siang atau malam hari.

"Tujuannya juga mengangkat tradisi dan sosial masyarakat Belitung Timur. Setelah kesuksesan Film Laskar Pelangi kami harap Belitung Timur bisa kembali bangkit dunia pariwisatanya dengan adanya film ini," kata Budi.

Harapan itu bukan omong kosong belaka, karena pemilihan lokasi syuting film The Bell ini mengambil tempat-tempat wisata di Belitung Timur. Beberapa di antaranya yaitu Bukit Samak, Bendungan Pice, hingga Kawasan Pantai Punai.

Di lokasi syuting Bukit Samak, mereka mengambil set di salah satu rumah jaman kolonial Belanda yang dipugar sedemikian rupa untuk pas dijadikan lokasi syuting film horor.

Proses produksi sendiri nantinya akan memakan waktu sekitar beberapa minggu ke depan.

Selain dibintangi aktor dan aktris muda, film The Bell ini juga dibintangi oleh aktor senior Mathias Muchus. (Posbelitung.co/Bryan Bimantoro/Spa)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved