Silsilah Keluarga Abah Guru Sekumpul KH Muhammad Zaini Abdul Ghani, Ulama Tersohor di Kalimantan
Pada tahun ini, Haul Abah Guru Sekumpul kembali digelar pada Minggu (05/01/2025) di Masjid Musala Ar-Raudhah, Sekumpul, Martapura, Kalimantan Selatan
Penulis: Agis Priyani | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM - Haul Abah Guru Sekumpul merupakan salah satu kegiatan keagamaan terbesar di Kalimantan Selatan yang setiap tahunnya menarik jutaan jemaah dari berbagai daerah, bahkan luar negeri.
Pada tahun ini, Haul Abah Guru Sekumpul kembali digelar pada Minggu (05/01/2025) di Masjid Musala Ar-Raudhah, Sekumpul, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Dalam kesempatan tersebut, jemaah dari penjuru daerah menghadiri Haul ke-20 Guru Sekumpul di Kota Martapura, Kabupaten Banjar.
Termasuk tokoh Husein Ja'far Al Hadar atau akrab disapa Habib Ja'far. Ia turut hadir di tengah lautan jemaah.
Sebagai informasi, Haul Guru Sekumpul adalah acara tahunan yang diselenggarakan untuk memperingati hari wafat Tuan Guru Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari atau yang kerap disapa Abah Guru Sekumpul.
Haul ini diadakan setiap tanggal 5 Rajab dan dipusatkan di Musala Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Dikutip dari Wikipedia, Haul ini diperkirakan menjadi acara haul terbesar di Indonesia bahkan di kawasan Asia dan sekitar 3 juta jemaah diperkirakan berhadir setiap tahunnya, jumlah jemaah yang berhadir terus bertambah setiap tahun, jemaah yang datang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, bahkan ada juga yang datang dari berbagai negara di wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah serta Afrika Utara.
Haul ini telah dipersiapkan sejak 6 bulan sebelum puncak acara, karena jumlah jemaah yang terus meningkat setiap tahunnya.
Lantas, siapakah Abah Guru Sekumpul?
Sosok Abah Guru Sekumpul
Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al Banjari, adalah salah seorang ulama yang populer di Kalimantan.
Ia lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar.
Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman, sedangkan ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.
Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.
Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al Alim al Allamah al Khalifah Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al Banjari.
Semasa kecil, Abah Guru Sekumpul dekat dengan ayah dan neneknya, yang selalu menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al Quran.
Sehingga, Abah Guru Sekumpul sudah ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama sejak kecil.
Selain nenek dan ayahnya, Abah Guru Sekumpul juga mendapat didikan dari pamannya, Syekh Seman Mulia.
Guru Seman juga yang mengajak Abah Guru Sekumpul mendatangi tokoh Islam terkenal di bidangnya baik di Kalimantan Selatan maupun di Jawa.
Contohnya, Guru Seman mengajak Abah Guru Sekumpul belajar kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani, yang terkenal dalam bidang hadis dan tafsir.
Mengenai pendidikannya, Abah Guru Sekumpul mengikuti pendidikan formal di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura pada tahun 1949, saat berusia 7 tahun.
Pada tahun 1955 pada usia 13 tahun, ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura.
Pada masa tersebut, ia sudah belajar dengan guru-guru besar yang spesialis dalam bidang ilmu Agama.
Setelah melanglang buana belajar agama dan pendidikan lainnya, Abah Guru Sekumpul mendapat mandat mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Abah Guru Sekumpul pun mengajar di pondok pesantren tersebut, atas rekomendasi dari K.H. Abdul Qadir Hasan, K.H. Sya’rani Arif, dan K.H. Salim Ma’ruf.
Lima tahun berselang, Abah Guru Sekumpul berhenti dan memilih melakukan kegiatan dakwah.
Pada waktu itu, ia memilih membuka pengajian di rumahnya di Keraton Martapura.
Awalnya, pengajian diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.
Seiring berjalannya waktu, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.
Pengajian pun mulai berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis.
Pada kesempatan itu, Abah Guru Sekumpul mulai menyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.
Pengajian bertambah lengkap dengan diselipkan lantunan syair atau kasidah berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad.
Sekitar tahun 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih wilayah Sungai Kacang sebagai lokasi rumahnya sekaligus tempat pengajian yang baru.
Sebab, pengajian di Keraton Martapura dirasa sudah tidak mampu lagi menampung jemaah. Sehingga, Abah Guru Sekumpul berinisiatif untuk pindah ke lokasi pengajian yang baru.
Lokasi tersebut, dinamakan kompleks Ar-Raudhah, penamaan tersebut mengacu pada nama Ar-Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah.
Pada tahun 2005, Abah Guru Sekumpul sempat dirawat di rumah sakit.
Abah Guru Sekumpul mengalami sakit pada ginjalnya hingga dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Setelah sepuluh hari dirawat di Singapura, Abah Guru Sekumpul diperbolehkan pulang pada 9 Agustus 2005.
Namun, pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia di usia 63 tahun.
Abah Guru Sekumpul dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudhah, Kalsel.
Musala Ar Raudhah, Sekumpul, Martapura Kalimantan Selatan juga menjadi pusat kegiatan Haul Abah Guru Sekumpul yang diperingati setiap tahunnya dengan selalu dihadiri jutaan jamaah.
(Bangkapos.com/Tribunnews.com/Tribun-Mataraman)
Profil Zuristyo Firmadata Politisi Partai NasDem Berpulang, Sakit Sejak Masih di DPR RI |
![]() |
---|
Pendukung Prabowo Bela Wamennaker Immanuel Ebenezer, Presiden Minta Segera Dicopot Jika Terbukti |
![]() |
---|
Sosok Jusuf Hamka Pengusaha Jalan Tol yang Gugat Bos MNC Hary Tanoesoedibjo Rp 119 Triliun |
![]() |
---|
Jumlah Penduduk Pangkalpinang Naik 5.011 Jiwa di Semester I 2025 |
![]() |
---|
Dialog Ruang Tengah Bangka Pos: Cece Dessy Siap Bawa Aspirasi Emak-Emak di Kota Pangkalpinang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.