Riwayat Pendidikan Connie Rahakundini Bakrie Ternyata Lulusan UI

Pendidikan Conni Rahakundini Bakrie ternyata adalah lulusan Universitas Indonesia (UI) mulai dari S1 sampai S3.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: M Zulkodri
Tribunnews
Riwayat Pendidikan Connie Rahakundini Bakrie Ternyata Lulusan UI 

Profesor Connie tercatat memiliki karir panjang di berbagai lembaga pendidikan, baik di Indonesia maupun internasional, antara lain :

  • Pengajar tidak tetap Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia
  • Dosen Tetap Hubungan Internasional (S2) Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Dosen Terbang di Sesko TNI, SESKOAL, SESKOAD dan SESKOAU [9]
  • Dosen di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri  (Separlu dan Disparlu)
  • Dewan Penasehat Maritime dari Arsip Nasional Indonesia (ANRI)
  • Dosen Terbang di Sorbonne dan Le Havre University di Perancis
  • Dosen Terbang di Nottingham dan Birmingham University, Inggris
  • Dosen Terbang Ritsumeikan University, Jepang.

Berbekal pengalamannya yang luas dan panjang, khususnya di sektor pertahanan, keamanan, dan geopolitik, tak heran kini Profesor Connie memilih tinggal dan menetap di St Petersburg Rusia untuk semakin melebarkan sayap internasionalnya.

Profesor Connie pernah memperoleh penghargaan sebagai 1 dari 23 figur terpilih untuk "The Future Leadership" dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.

Ia juga dianugerahi sebagai "99 Most Powerful Women in Indonesia" oleh majalah internasional Globe Asia.

Pada 2024, ia dianugerahi Bintang kehormatan bidang Kerjasama dan Komunikasi dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, serta menerima medali prestigious Golden Lyon Award dari pemerintah St Petersburg, serta terpilih menjadi 'The Best Foreign Professor' dari St Petersburg State University.

Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan:

  • Sarjana Sosial UI (2005)
  • Master of Science (MSi.) UI (2007)
  • Doktor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI (2013)

Riwayat organisasi:

  • Guru Besar bidang Hubungan Internasional Universitas Negeri Saint Petersburg, Rusia (St Petersburg State University)
  • Ambassador of Science and Education, Russia
  • Anggota Tetap Valdai Discussion Club, Russia
  • Council for Security Cooperation in the Asia Pacific (CSCAP), Melbourne, Australia
  • International Sea Lanes of Communication Academic Community
    Dewan Pembina Indonesia Institute of Maritime Studies (IIMS)
  • Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies (IODAS)
  • Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas)
  • Ketua Dewan Penasehat Maritim ANRI (Arsip Nasional Indonesia)
  • Anggota Dewan Pakai Partai Nasional Demokrat
  • Analis Pertahanan dan Militer
    Dosen dan Peneliti
  • Penulis dan Kontributor Media

     

Berani Kritik Panglima TNI dan Menhan Prabowo

Connie Bakrie sosok yang berani melontarkan kritik terhadap pemerintah Indonesia.

Wikipedia mencatat Profesor Connie pernah mengkritik Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Kritikannya tajam dan keras berbasis data ilmiah yang kuat, khususnya di sektor pertahanan.

Tokoh-tokoh militer dan politik jadi sasaran utama kritikan Connie.

Hal itu menjadikan dirinya sering berada di pusat kontroversi dan menerima penolakan maupun hujatan, sekaligus menuai pujian dan dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai contoh, kritiknya kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mengedepankan kepentingan politik, dinilai Connie akan mengganggu upaya membangun TNI sebagai kekuatan pertahanan yang modern dan profesional.

Rangkaian kritik Connie memicu perubahan penting dalam kepemimpinan militer.

Atas keberaniannya mengkritisi Panglima TNI aktif, majalah internasional Globe Asia memasukkan Connie dalam daftar "99 Most Powerful Women in Indonesia" pada 2017.

Selama periode 2019 s/d 2021, Connie cukup aktif mengkritisi kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, khususnya terkait kontroversi mafia alutsista berinisial M, pendirian perusahaan di bawah Kementerian Pertahanan,  hingga kontroversi pengadaan Alutsista senilai Rp 1.760 triliun.

Kementerian Keuangan bersama Bappenas kemudian membatalkan anggaran pertahanan Rp 1.760 triliun tersebut menjadi hanya sekitar Rp 700 triliun.

Meski sempat terlibat perdebatan panas dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, hubungan baik keduanya tidak pernah putus.

Bahkan kala itu Prabowo Subianto sempat memberikan perhatian khusus kepada Connie, ketika Connie terkena Covid-19.

Prabowo mengirimkan tim dokter Kementerian Pertahanan serta obat khusus langsung dari Perancis untuk kesembuhan Connie dari virus menular yang memakan banyak korban jiwa tersebut.

Tak hanya itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun kemudian meningkatkan perhatiannya pada TNI AL dan sektor Pertahanan Maritim dan Dirgantara, yang menjadi perhatian dan fokus utama Connie pada periode Renstra MEF Tahap 3 (2019 s/d 2024).

Sejak Laksamana Yudo Margono menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada 26 Mei 2020 s/d 18 Desember 2022, dan kemudian dilanjutkan dengan Laksamana Yudo Margono menjabat Panglima TNI pada 19 Desember 2022 s/d 22 November 2023, Connie terlibat sangat aktif dalam perumusan modernisasi Alutsista TNI AL bersama Laksamana Yudo Margono.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun menggenjot penguatan armada Kapal Perang, Kapal Rumah Sakit, Kapal Selam, dan Alutsista pasukan Marinir dan pesawat tempur, flight simulator dan 8 helikopter angkut  sesuai kebutuhan TNI AL dan TNI AU untuk memperkuat postur Pertahanan Maritim dan Dirgantaranya.

 

(Bangkapos.com)

Sumber: bangkapos.com
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved