Riwayat Pendidikan Connie Rahakundini Bakrie Ternyata Lulusan UI

Pendidikan Conni Rahakundini Bakrie ternyata adalah lulusan Universitas Indonesia (UI) mulai dari S1 sampai S3.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: M Zulkodri
Tribunnews
Riwayat Pendidikan Connie Rahakundini Bakrie Ternyata Lulusan UI 

 

BANGKAPOS.COM - Nama Connie Rahakundini Bakrie jadi sorotan di tengah pengakuan bahwa dirinya membawa dokumen video skandal pejabat negara titipan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Dokumen itu, menurut Connie Bakrie, telah ia amankan dan simpan di Rusia.

Connie mengaku dokumen itu berisi rekaman video dan bukti dalam bentuk lainnya terkait kasus korupsi dan intimidasi penegasan hukum melibatkan petinggi negara.

Pengakuan Connie ini muncul setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hasto disebut terlibat dalam kasus suap Harun Masiku terhadap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan.

Sejak pengakuan itu diungkapkan, praktis Connie Bakrie jadi sorotan.

Terlepas dari itu siapa apa latar pendidikan Connie Rahakundini Bakrie.

Profil Connie Bakrie

Connie Bakrie lahir di Bandung 3 November 1964.

Ayahnya, Bakrie Arbie merupakan pakar nuklir Indonesia.

Bakrie Arbie pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Pengembangan Teknologi Reaktor Riset.

Tak cuma itu ia pun pernah menjadi Deputi Kepala Badan Tenaga Atom Nasional periode 1987-2002 lalu.

Sebagai akademisi, Connie saat ini menjadi Guru Besar bidang Hubungan Internasional di St Petersburg State University (Universitas Negeri Saint Petersburg), Rusia.

Sebagai guru besar dan pengmat militer, apa sebenarnya latar pendidikan Connie Bakrie?

Pendidikan Conni Rahakundini Bakrie ternyata adalah lulusan Universitas Indonesia (UI) mulai dari S1 sampai S3.

Connie Rahakundini Bakrie menempuh pendidikan Sarjana Sosial UI pada 2005), S2 dengan gelar Master of Science (MSi.) UI pada  2007, dan meraih Doktor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI pada 2013.

Saat ini Connie Bakriemenetap di St Petersburg, Rusia.

Ia juga menjadi Ambassador of Science and Education of Russia atau Duta Besar Sains dan Pendidikan Rusia.

Wanita berzodiak Scorpio juga anggota tetap Valdai Discussion Club, sebuah lembaga think tank berbasis di Moscow.

Anggota klub diskusi tersebut memiliki wewenang memberikan masukan pada Presiden Rusia Vladimir Putin terutama menyangkut kebijakan luar negeri Rusia.

Connie aktif menjadi Visiting Lecturer atau dosen tamu di Sekolah Staf Komando Angkatan Udara dan Angkatan Laut.

Selain itu ia pernah tercatat sebagai Peneliti Senior di Institute of National Security Studies (INSS) di Tel Aviv, Israel.

Ia juga menjadi pengajar di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan beberapa universitas.

Latar belakang pendidikan dan profesional yang luas pada studi pertahanan yang digeluti di Australia, Asia Pasifik, Taiwan, Tiongkok, Amerika Serikat, Israel, dan Inggris, Profesor Connie memantapkan dirinya sebagai ahli Hubungan Internasional dan Pertahanan, khususnya Pertahanan Maritim dan Dirgantara.

Saat ini Connie menjadi Ketua Dewan Penasihat Maritim Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Ia pernah menjabat Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas), anggota Dewan Pakar Partai Nasdem sebelum akhirnya mengundurkan diri.

Di luar itu, Connie merupakan seorang pengamat militer.

Saat ini, ia dikenal sebagai rekan dekat Presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, serta menjadi simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Kiprah Connie di Dunia Internasional

Masih melansir Wikipedia, pada Juni 2024, Dr. Connie menerima gelar Profesor dan ditunjuk sebagai Guru Besar di bidang Hubungan Internasional di Saint Petersburg State University, sebuah institusi akademik bergengsi kelas dunia dengan sejarah lebih dari 300 tahun dan 9 peraih Nobel di berbagai bidang.

Ia memilih Saint Petersburg di antara tawaran dari universitas lainnya di Rusia, termasuk Moskow dan Kazan.

Peran aktifnya di Valdai Discussion Club sejak 2022 memperkuat posisinya dalam hubungan internasional.

Valdai melibatkan komunitas ilmiah dari lebih dari 71 negara dan menjadi forum penting dalam kebijakan luar negeri Rusia.

Connie adalah satu-satunya ilmuwan Indonesia yang pernah berbicara langsung dalam forum ini di hadapan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ia juga memfasilitasi kolaborasi antara pelaku usaha dan perbankan Indonesia dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, serta menjalin kemitraan antara Saint Petersburg State University dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan beberapa universitas di tanah air.

Keterlibatan akademisnya sebelum berlabuh di Rusia, Profesor Connie berperan aktif dalam meningkatkan peran dan postur militer Indonesia di berbagai forum dan lembaga kajian pertahanan internasional, meliputi :

  • National Defense University (NDU), Washington DC (AS)
  • The East West Center, Washington DC (AS)
  • ASEM-EU Regional Architecture, Brussels (Belgia)
  • Geneva Centre for Security Policy, Geneva (Swiss)
  • Institute of National Security Studies, Tel Aviv (Israel).

Sebagai mantan senior researcher di INSS, Profesor Connie kerap mendapat sorotan, lantaran pemikirannya yang seringkali out of the box tentang Israel.

Kiprahnya yang luas di internasional, tak lepas dari pengalaman panjangnya pada berbagai lembaga pendidikan dan kajian khusus bidang pertahanan di berbagai negara, meliputi :

  • Asia Pacific Centre for Security Studies (APCSS), Hawaii (AS).
  • Fu Xi Kang War Academy, Republic of China / Taiwan
  • Chevening Executive Program for Democracy and Security at Birmingham University, England (UK).
  • NISCSS, National Institute for South China Sea Studies, Jiangdong, China
  • MIT Boston, United States dalam Future Leaders Programme.

Dengan kiprahnya yang mentereng tersebut, sempat membuat dirinya dianggap sebagai Agen Intelijen Israel (Mossad), dan kemudian kedekatannya dengan Kremlin membuat dirinya dituduh sebagai Agen Intelijen Rusia (KGB / FSB). Profesor Connie merespons tuduhan tidak berdasar ini dengan humor intelektual :

"Jika saya dituduh sebagai Agen Mossad dan Agen KGB, maka artinya sekaligus saya juga Agen MI6 (Inggris) atau Agen CIA (AS)," kelakar Profesor Connie pada podcast milik Mantan Ketua KPK Abraham Samad.

Peran Connie di Dunia Politik

Profesor Connie memainkan peranan penting dalam membentuk sektor pertahanan Indonesia di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo. Ia memberikan masukan kepada institusi-institusi utama, meliputi :

  • Kementerian Luar Negeri (Kemlu)
  • Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam)
  • Kementerian Pertahanan (Kemhan)
  • Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas)
  • Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas)
  • Badan Intelijen Negara (BIN)
  • Badan Intelijen Strategis TNI (Bais TNI)
  • Markas Besar TNI (Mabes TNI)
  • Markas Besar Polri (Mabes Polri)

Kiprah Connie di Dunia Akademik

Profesor Connie tercatat memiliki karir panjang di berbagai lembaga pendidikan, baik di Indonesia maupun internasional, antara lain :

  • Pengajar tidak tetap Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia
  • Dosen Tetap Hubungan Internasional (S2) Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Dosen Terbang di Sesko TNI, SESKOAL, SESKOAD dan SESKOAU [9]
  • Dosen di Sekolah Diplomat Kementerian Luar Negeri  (Separlu dan Disparlu)
  • Dewan Penasehat Maritime dari Arsip Nasional Indonesia (ANRI)
  • Dosen Terbang di Sorbonne dan Le Havre University di Perancis
  • Dosen Terbang di Nottingham dan Birmingham University, Inggris
  • Dosen Terbang Ritsumeikan University, Jepang.

Berbekal pengalamannya yang luas dan panjang, khususnya di sektor pertahanan, keamanan, dan geopolitik, tak heran kini Profesor Connie memilih tinggal dan menetap di St Petersburg Rusia untuk semakin melebarkan sayap internasionalnya.

Profesor Connie pernah memperoleh penghargaan sebagai 1 dari 23 figur terpilih untuk "The Future Leadership" dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.

Ia juga dianugerahi sebagai "99 Most Powerful Women in Indonesia" oleh majalah internasional Globe Asia.

Pada 2024, ia dianugerahi Bintang kehormatan bidang Kerjasama dan Komunikasi dari Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, serta menerima medali prestigious Golden Lyon Award dari pemerintah St Petersburg, serta terpilih menjadi 'The Best Foreign Professor' dari St Petersburg State University.

Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan:

  • Sarjana Sosial UI (2005)
  • Master of Science (MSi.) UI (2007)
  • Doktor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI (2013)

Riwayat organisasi:

  • Guru Besar bidang Hubungan Internasional Universitas Negeri Saint Petersburg, Rusia (St Petersburg State University)
  • Ambassador of Science and Education, Russia
  • Anggota Tetap Valdai Discussion Club, Russia
  • Council for Security Cooperation in the Asia Pacific (CSCAP), Melbourne, Australia
  • International Sea Lanes of Communication Academic Community
    Dewan Pembina Indonesia Institute of Maritime Studies (IIMS)
  • Direktur Eksekutif Institute of Defense and Security Studies (IODAS)
  • Ketua Dewan Pengawas Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas)
  • Ketua Dewan Penasehat Maritim ANRI (Arsip Nasional Indonesia)
  • Anggota Dewan Pakai Partai Nasional Demokrat
  • Analis Pertahanan dan Militer
    Dosen dan Peneliti
  • Penulis dan Kontributor Media

     

Berani Kritik Panglima TNI dan Menhan Prabowo

Connie Bakrie sosok yang berani melontarkan kritik terhadap pemerintah Indonesia.

Wikipedia mencatat Profesor Connie pernah mengkritik Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Kritikannya tajam dan keras berbasis data ilmiah yang kuat, khususnya di sektor pertahanan.

Tokoh-tokoh militer dan politik jadi sasaran utama kritikan Connie.

Hal itu menjadikan dirinya sering berada di pusat kontroversi dan menerima penolakan maupun hujatan, sekaligus menuai pujian dan dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai contoh, kritiknya kepada Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang mengedepankan kepentingan politik, dinilai Connie akan mengganggu upaya membangun TNI sebagai kekuatan pertahanan yang modern dan profesional.

Rangkaian kritik Connie memicu perubahan penting dalam kepemimpinan militer.

Atas keberaniannya mengkritisi Panglima TNI aktif, majalah internasional Globe Asia memasukkan Connie dalam daftar "99 Most Powerful Women in Indonesia" pada 2017.

Selama periode 2019 s/d 2021, Connie cukup aktif mengkritisi kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, khususnya terkait kontroversi mafia alutsista berinisial M, pendirian perusahaan di bawah Kementerian Pertahanan,  hingga kontroversi pengadaan Alutsista senilai Rp 1.760 triliun.

Kementerian Keuangan bersama Bappenas kemudian membatalkan anggaran pertahanan Rp 1.760 triliun tersebut menjadi hanya sekitar Rp 700 triliun.

Meski sempat terlibat perdebatan panas dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, hubungan baik keduanya tidak pernah putus.

Bahkan kala itu Prabowo Subianto sempat memberikan perhatian khusus kepada Connie, ketika Connie terkena Covid-19.

Prabowo mengirimkan tim dokter Kementerian Pertahanan serta obat khusus langsung dari Perancis untuk kesembuhan Connie dari virus menular yang memakan banyak korban jiwa tersebut.

Tak hanya itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun kemudian meningkatkan perhatiannya pada TNI AL dan sektor Pertahanan Maritim dan Dirgantara, yang menjadi perhatian dan fokus utama Connie pada periode Renstra MEF Tahap 3 (2019 s/d 2024).

Sejak Laksamana Yudo Margono menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada 26 Mei 2020 s/d 18 Desember 2022, dan kemudian dilanjutkan dengan Laksamana Yudo Margono menjabat Panglima TNI pada 19 Desember 2022 s/d 22 November 2023, Connie terlibat sangat aktif dalam perumusan modernisasi Alutsista TNI AL bersama Laksamana Yudo Margono.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pun menggenjot penguatan armada Kapal Perang, Kapal Rumah Sakit, Kapal Selam, dan Alutsista pasukan Marinir dan pesawat tempur, flight simulator dan 8 helikopter angkut  sesuai kebutuhan TNI AL dan TNI AU untuk memperkuat postur Pertahanan Maritim dan Dirgantaranya.

 

(Bangkapos.com)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved