Pernyataan Resmi Shin Tae-yong Setelah Dipecat PSSI: Tanpa Beliau, Tak Mungkin Tercapai
Dalam pernyataan resminy setelah dipecat PSSI, Shin Tae-yong menyebut prestasi yang ada saat ini tak mungkin tercapai tanpa Erick Thohir.
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
“Ya, memang komunikasi jadi masalahnya. Shin Tae-yong kan tidak bisa bahasa inggris harus diterjemahkan dulu, saat pemain bilang apa kan harus diterjemahkan dulu jadi tidak langsung. Itu juga kendalanya. Strategi dan metode latihan Shin Tae-yong juga diprotes pemain diaspora."
Sebelumnya juga media dari Italia, Tuttosport juga memberitakan bahwa gaya melatih Shin Tae-yong yang tidak sesuai jadi alasan pergantian pelatih.
“Pada titik ini, untuk membuat lompatan lebih lanjut dalam kualitas, PSSI sedang memikirkan. Shin Tae-yong dari Korea, yang terlalu fokus pada fisik dan lari, tidak lagi memuaskan,” terang narasi pemberitaan Tuttosport.
“Oleh karena itu, pelatih baru bisa jadi adalah orang Eropa dan seharusnya sudah siap menghadapi tantangan dengan Australia dan Bahrain, Maret mendatang,” lanjutnya.
Mees Hilgers disebut pula jadi salah satu pemain diaspora yang sangat tidak setuju dengan gaya kepemimpinan Shin Tae-yong.
Kekesalan Mees diperlihatkan dengan tidak lagi bergabung dengan skuat Garuda saat melawan Jepang dan Arab Saudi.
Shin Tae-yong sempat menyebut bahwa Mees tidak dipanggil karena cedera, akan tetapi pada 10 November atau lima hari sebelum lawan Jepang, Mees tercatat tampil memperkuat timnya, FC Twente selama 84 menit.
Hubungan antara Shin Tae-yong dan pemain yang memburuk itu diyakini menjadi penyebab kenapa Shin Tae-yoing dipecat sebagai Timnas INdonesia.
Pasalnya, masih mengutip Tribunnews, pemecatan Shin Tae-yong bukan karena alasan gagal di Piala AFF 2024. Kegagalan skuat Garuda melaju ke semifinal AFF hanyalah momentum untuk melihat bagaimana kinerja Shin Tae-yong.
Erick Thohir menyiratkan bahwa sudah ada keretakan di tim sebelum laga kontra China.
Pihaknya bahkan sudah menyiapkan langkah pemecatan Shin Tae-yong usai Timnas Indonesia takluk dari China, 2-1 pada 15 Oktober 2024.
Pasalnya, laga melawan China jadi pertandingan yang harus mendapatkan kemenangan, mengingat saat itu China berada di dasar klasemen dan selalu kalah di tiga laga sebelumnya.
"Saya rasa hal yang biasa posisi memang untuk kualifikasi Piala Dunia ini banyak negara-negara mengganti pelatihnya, tinggal dihitung risikonya. Makanya saya ceritakan, sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi,” ujar Erick.
“Kalau kita hitung-hitung, jika dilakukan saat itu (pemecatan) jarak ke pertandingan berikutnya cukup singkat, makanya hari ini yang terbaik. Risiko tentu ada, tetapi lebih baik ambil risiko daripada menyesal di kemudian hari dan kemudian kita mencari figur yang bisa memberi ekstra effort dalam hal komunikasi, taktikal, dan lain-lain,” terang Erick.
Namun dalam pemaparan tersebut, Erick tak menceritakan secara gamblang dinamika seperti apa yang terjadi. Ia hanya mengatakan kendala komunikasi dan taktikal yang jadi permasalah.
Biodata Miliano Jonathans Striker FC Utrecht Segera Perkuat Timnas Indonesia |
![]() |
---|
PSSI Bangka Belitung Daftarkan Atlet Sepak Bola ke BPJS Ketenagakerjaan, Tahap Pertama 700 Atlet |
![]() |
---|
9 Profesi yang Diprediksi Hilang di Tahun 2030, Tergusur Kecanggihan Robot dan Teknologi |
![]() |
---|
Sosok Nathan, Anak Eks Ketua Umum PSSI Iwan Bule Dilantik Jadi Perwira Remaja Polri, Berpangkat Ipda |
![]() |
---|
Profil Lalu Sudarmadi Komut ASDP Ferry Indonesia Dicopot Erick Thohir Setelah Lapor Potensi Korupsi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.