Antok Ketakutan Dihantui Setelah Memutilasi Uswatun Khasanah di Hotel Kediri

Rohmad pelaku mutilasi Uswatun Khasanah di Kediri sempat curhat kepada temannya, seorang anggota polisi bahwa dirinya dihantui rasa bersalah.

Editor: fitriadi
TribunJatim.com dan SuryaMalang.com/Isya Anshori, Luhur Pambudi, dan Febrianto Ramadani
DIHANTUI RASA BERSALAH - (kiri) Foto Uswatun Khasanah korban mutilasi di Kediri Jawa Timur. (tengah) Hotel Adisurya Kediri tempat korban dibunuh dan dimutilasi. (kanan) Rohmad Tri Hartanto alias Antok, pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah. Pelaku sempat curhat kepada temannya yang merupakan seorang polisi bahwa dirinya dihantui rasa bersalah setelah membunuh korban. 

"Korban pernah berucap kepada tersangka, korban mendoakan nanti sudah besar (anak pelaku) akan menjadi PSK, tersangka sakit hati," urai Farman.

"Korban tidak terima pelaku punya anak kecil. Korban sempat meminta supaya pelaku menghilangkan anak keduanya," pungkas dia.

Sesaat setelah check-in, keduanya terlibat cekcok, lalu Antok mencekik Uswatun hingga tewas.

"Kemudian (setelah check-in) terjadi percekcokan dan korban dicekik oleh tersangka sehingga meninggal dunia," kata Farman.

Setelahnya, Minggu pukul 23.30 WIB, Antok menghubungi kerabatnya, MAM, agar dibantu mengambil koper dan sejumlah barang di rumahnya di kawasan Desa Gombal, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung.

Koper itu digunakan Antok untuk membuang jasad korban.

Di perjalanan kembali ke hotel, Antok ditemani MAM, sempat membeli pisau buah di minimarket yang diduga digunakan untuk memutilasi Uswatun.

"Koper tersebut diambil di rumah, kemudian menyiapkan beberapa barang seperti plastik, lakban, termasuk pisau yang dibeli di salah satu tempat," ungkap Farman.

"Kepala diupayakan masuk, tapi tidak cukup, kemudian dimutilasi kaki kanan, ulangi kaki kiri sampai batas paha, dimasukkan ternyata masih tidak cukup. Baru terakhir betis dimutilasi," imbuhnya.

Sehari setelah pembunuhan, Senin (20/1/2025), Antok diantar MAM, membawa jasad Uswatun ke rumah neneknya yang kosong di Desa Banaran, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung.

Farman mengatakan jasad Uswatun sempat menginap semalam di rumah nenek Antok.

"Mayat ini sempat nginap, di rumah kosong (milik nenek Antok) di Tulungagung. Baru (Selasa) tanggal 21 (Januari) itu pembuangan tahap pertama," ungkap Farman.

Potongan tubuh Uswatun dibuang di tiga kabupaten. Potongan kepala ditemukan di Kabupaten Trenggalek, potongan kaki di Kabupaten Ponorogo, dan tubuhnya di Kabupaten Ngawi.

Sosok Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah

Sosok Rochmat Tri Hartanto alias Antok (32), pemutilasi Uswatun Khasanah (29) dibongkar oleh polisi.

Antok disebut merupakan ketua ranting perguruan silat di Tulungagung. Antok juga diketahui anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Dirreskrimum Polda Jatim Kombes Farman mengungkapkan Antok sering mengadukan peristiwa ke polisi.

"Yang kita ketahui ini kan, tersangka sering bergerak seolah-olah sebagai LSM mengadukan beberapa peristiwa di Tulungagung dan Trenggalek," ujar Farman saat rilis di Polda Jatim, Senin (27/1/2025).

Menurut Farman, dengan berstatus sebagai anggota LSM ini lah yang membuat Antok kerap berkomunikasi dengan sejumlah polisi, khususnya di kawasan Mataraman.

"Sebagai LSM (pelaku) sering berkomunikasi dengan anggota polres dari Tulungagung, Trenggalek, dan sekitarnya," tutur Farman.

"Profesi pelaku sementara di KTP pelajar. Tapi informasi hasil profiling kami, pelaku merupakan ketua ranting salah satu perguruan silat di Tulungagung. Juga bertindak sebagai LSM," imbuhnya.

(SuryaMalang.com/Luhur Pambudi, Kompas.com/Izzatun Najibah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved