Ingat Santo Suruh yang Buka Jasa Suruhan? Kini Ada Website, Punya Mitra di Bandung, Jogja - Semarang

Nah, Santo Suruh yang berasal dari Bekasi itu kini sudah punya websites dan punya mitra di Bandung, Jogja hingga Semarang.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
YouTube/Kompas.com
BERKAH RAWAT EMAK - Foto Santo, CEO jasa suruhan yang menerima berbagai jenis pekerjaan . Kisah Susanto alias Santo (31) yang bertahan hidup di Jakarta berkat buka jasa suruhan apa saja asal halal pun menginspirasi. Santo memulai peluang usaha ini saat sedang berjualan galon di daerah Bekasi pada tahun 2019 silam. 

"Terus ada kucing berak di teras rumahnya karena pemilik rumah jijik, jadi nyuruh saya untuk bersihin."

"Disuruh nemenin orang berantem juga pernah," ucap Susanto.

Namun pria yang tinggal di Komplek Duta Indah, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, ini tidak pernah mempersoalkannya.

Sebab dirinya rela melakukan apapun dalam konteks tidak melanggar aturan dan halal, hanya untuk mencari uang.

"Intinya ini kerjaan yang orang pikir tidak menjadi cuan, tapi di saya itu jadi cuan," lugasnya.

Tarif untuk pelayanan jasa Susanto pun bervariasi.

Hal itu tergantung tingkat kesulitan pengerjaan dan juga jarak dari kediamannya menuju ke lokasi pelanggan.

Nominal tarif pun hanya diberikan untuk jasa Susanto saja, dan ia tidak melebihkan atau mencari untung dari aspek barang atau kebutuhan pengerjaan yang lainnya.

Biasanya untuk tarif paling mahal guna keperluan pembersihan rumah orang untuk berpindah, kemudian barang-barang dipindahkan ke tempat yang baru.

Sebab untuk jasa tersebut selain menguras energi banyak, ia perlu mengajak rekan lainnya dan membutuhkan waktu tidak hanya satu hari.

"Harganya variasi, paling murah bisa Rp5 ribu dan paling mahal bisa Rp5 juta."

"Pokoknya kalau misalnya disuruh beliin rokok, nah, harganya rokok misal Rp10 ribu, dan bayar saya ongkos beli aja, harga rokoknya tetap tidak ada tambahan," jelasnya.

Sistem mitra yang bekerja di Santo Suruh ini disebutnya tidak ada gaji.

"Jadi, tidak ada gaji. Hanya ada kerjaan ikut dan ada bayaran. Kalau tidak ada kerjaan ya tidak ada," ujar Susanto.

Pria dengan empat orang anak dan satu istri ini menuturkan, pendapatan per bulan dari jasa tersebut terus meningkat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved