Berita Viral

Kisah Buruh Pabrik Peraih Nilai Tertinggi SKD CPNS Gugur Karena Tinggi Badan, Hanya Kurang 0,5 Cm

Inilah kisah Tri Cahyaningsih, buruh oabrik asal Desa Penggung, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, peraih nilai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) te

Penulis: Agis Priyani | Editor: Evan Saputra
Tribun Makassar
KISAH BURUH PABRIK - Kisah pilu harus dialami Tri Cahyaningsih, buruh pabrik peraih nilai tertinggi SKD CPNS gagal menjadi PNS lantaran kurang tinggi badan hanya 0,5 cm 

Padahal, tahun itu menjadi kesempatan terakhir baginya untuk mengabdikan diri pada negara.

"Kan tidak bisa ikut lagi karena batas usia maksimal 28 tahun. Yaudah gak bisa," ucapnya, Sabtu (9/11/2024).

Pengumuman pembukaan CPNS Kemenkumham Jawa Tengah untuk formasi penjaga tahanan 2024, membawa angin segar bagi ibu dua anak itu.

Dalam penerimaan ini, usia maksimal 35 tahun.

Tri yang saat itu berusia 31 tahun pun kembali mendapat peluang untuk mengejar mimpi.

Hasilnya pun memuaskan, ia meraih skor tertinggi dalam SKD. Namun sayang, ia gugur lantaran tinggi badannya kurang 0,5 sentimeter.

Sebagai informasi, di antara berbagai persyaratan CPNS Kemenkumham 2024, tinggi badan menjadi salah satu syarat wajib bagi pelamar yang mendaftar untuk formasi tertentu, yaitu Penjaga Tahanan dan Pemeriksa Keimigrasian Pemula.

Tinggi badan minimal yang diperlukan untuk jabatan ini adalah pria tinggi badan minimal 163 cm, sedangkan wanita tinggi badan minimal 158 cm.

Ayya mengatakan akan mencoba lagi mendaftar CPNS pada 2025 kalau ada formasi yang sesuai dibuka. Ayya juga belum menentukan apakah akan mendaftar formasi serupa yaitu penjaga tahanan.

Ayya mengatakan sang suami juga menghibur dan mendukungnya untuk mendaftar lagi CPNS pada 2025.

Ia berharap pada percobaan selanjutnya dapat beruntung sehingga bisa benar-benar diterima CPNS.

Ayya mengatakan dirinya belajar sehari-hari di waktu senggang. Ia yang bekerja di salah satu pabrik tekstil di Boyolali tersebut mengaku saat istirahat bekerja, dirinya membuka YouTube lalu belajar soal CPNS.

Lalu, saat berada di rumah, ia bekerja sambil menjaga sang anak kedua yang masih usia 4,5 tahun. Tak jarang, anaknya juga merebut handphone yang telah ia gunakan untuk belajar.

“Kalau capek ya capek banget soalnya belajar sambil bekerja, mengurus rumah, anak, suami. Tapi untung anak-anak dan suami bisa saling support,” kata dia.

Ia menceritakan pabriknya memiliki tiga sif, sif pagi mulai pukul 06.00 WIB - 14.00 WIB, sif siang pukul 14.00 WIB - 22.00 WIB, sif malam pada 22.00 WIB-06.00 WIB. Menurutnya, sif terberat saat malam, karena merasakan capai yang luar biasa. Namun, karena keinginannya belajar kuat, ia pun tetap belajar.

(Bangkapos.com/Tribunnews.com/Tribun-Solo)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved