Dialog Ruang Tengah

Penanganan Banjir Kota Pangkalpinang Butuh Penyelesaian Komprehensif Dari Semua Stakeholder

Fenomena banjir menjadi salah satu masalah klasik yang ada di wilayah Kota Pangkalpinang, sebagai ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Penulis: Rifqi Nugroho | Editor: Hendra
Tim Video Bangka Pos
BANJIR PANGKALPINANG- Program Dialog Ruang Tengah Bangka Pos edisi Senin (28/4/2025) yang dihadiri oleh Dosen Teknik Sipil UBB sekaligus ahli hidrologi Roby Hambali dan Kasi Perencanaan BWS Babel Huda Bachtiar membahas permasalahan banjir di Pangkalpinang. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Fenomena banjir menjadi salah satu masalah klasik yang ada di wilayah Kota Pangkalpinang, sebagai ibu Kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dosen Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung (UBB) sekaligus ahli hidrologi Roby Hambali menyebutkan, banjir khususnya di Kota Pangkalpinang bisa diidentifikasi dengan tiga faktor penyebab. 

Roby berpendapat, hal itu tidak terlepas tiga faktor yakni peristiwa alam, kedua kondisi alam dan yang terakhir yakni faktor antropogenic atau aktivitas manusia.

“Peristiwa alam ini contohnya curah hujan tinggi, pasang air laut dan sifatnya tidak bisa diprediksi. Kedua kondisi alam, contohnya topografi, kalau tinggal di tempat tinggi tidak akan banjir, berbeda dengan kawasan cekungan,” ujar Roby saat hadir dalam Program Dialog Ruang Tengah Bangkapos, Senin (28/4/2025).

“Parahnya adalah, besaran banjir ini akan semakin besar ketika didukung faktor antropogenic atau aktivitas manusia. Misal bagaimana perilaku kita terhadap alam, yaitu pembangunan dan sebagainya itu bisa memperburuk,” tambahnya.

Untuk itu dirinya menerangkan, sebagai langkah awal atau jangka pendek, harus dilakukan normalisasi saluran air serta perubahan kesadaran individu untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar.

Dirinya turut menekankan, jika pelaksanaan penanganan banjir harus dilakukan secara komprehensif oleh semua stakeholder.

“Kalau jangka panjang adalah, kita butuh banyak tampungan air, sudah ada rencana di Pedindang-Terak, atau optimalisasi kolong-kolong tampungan air di Hulu. Kemudian tentu butuh pintu air dan juga mesin pompa, dan penegakan regulasi,” kata Roby.

Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bangka Belitung, Huda Bachtiar memaparkan, kondisi Pangkalpinang yang sering dilanda banjir menjadi tanggung jawab bersama untuk bisa menyelesaikannya.

Ia menjelaskan, ketika bicara penanggulangan banjir harus secara menyeluruh dan dilakukan bertahap agar lebih menghasilkan penyelesaian menyeluruh.

“Memang secara program untuk di BWS Bangka Belitung terdapat tim tanggap darurat bencana, yang turun untuk membawa pompa agar air cepat surut. Disisi lain kami coba merancang penanggulangan banjir lebih struktural, dengan berpanduan master plan, yang hasilnya memang butuh tambahan penampung air di Hulu,” paparnya.

Meski begitu, dirinya menekankan butuh kerjasama semua stakeholder terkait untuk merealisasikan hal tersebut.

(Bangkapos.com/Rifqi Nugroho) 

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved