Bangka Pos Hari Ini
Kisah Lulusan Doktor Termuda UGM, Dewi Agustiningsih Buktikan Keterbatasan Bukan Halangan
Dewi meraih gelar doktor pada usia 26 tahun dengan masa studi hanya 2 tahun 6 bulan 13 hari, jauh di bawah rata-rata lama studi doktoral di ...
NAMA Dewi Agustiningsih mencuri perhatian publik. Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) itu menjadi lulusan program doktor tercepat dan termuda di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dewi meraih gelar doktor pada usia 26 tahun dengan masa studi hanya 2 tahun 6 bulan 13 hari, jauh di bawah rata-rata lama studi doktoral di Indonesia yang mencapai 4 tahun 7 bulan dan usia lulusan rata-rata 42 tahun. Pencapaian tersebut makin luar biasa mengingat latar belakang Dewi yang berasal dari keluarga sederhana.
“Motivasi saya sederhana, saya hanya ingin membuktikan bahwa latar belakang ekonomi tidak membatasi impian seseorang,” kata Dewi saat diwawancarai, Jumat (25/4), dikutip dari laman resmi UGM.
Ditempa dari keterbatasan
Dewi menempuh pendidikan sarjananya di Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM melalui beasiswa Bidikmisi sejak 2016. Kala itu, ia menerima uang saku Rp600.000 per bulan yang ia kelola untuk kebutuhan hidup dan kuliah.
“Awalnya, saya tidak menyangka bisa sampai di jenjang doktoral. Tapi setelah menyelesaikan S1, saya mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi program PMDSU, dan bersyukur diterima,” tuturnya.
Melalui program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), Dewi menempuh jenjang S2 dan S3 secara paralel. Ia lulus S1 tahun 2020, menyelesaikan S2 pada 2022, dan berhasil meraih gelar doktor pada awal 2025.
Dalam disertasinya, Dewi meneliti pengembangan katalis berbasis material anorganik untuk reaksi kimia organik, terutama reaksi cross-coupling. Dia memodifikasi silika dan titania dengan organosilan serta logam transisi untuk meningkatkan efisiensi dan kestabilan katalis tersebut.
“Tujuannya adalah menghasilkan material yang bisa digunakan untuk sintesis senyawa-senyawa penting, namun dengan metode yang lebih ramah lingkungan dan efisien,” ujar Dewi.
Komitmen sebagai akademisi
Kini mengabdi sebagai dosen Kimia di ITB, Dewi tidak berhenti di pencapaian akademik. Ia berkomitmen melanjutkan riset dalam bidang kata lis dan kimia material, serta menjajaki kolaborasi lintas disiplin dengan teknik lingkungan atau farmasi.
“Saya juga berharap bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa-mahasiswa dari latar belakang sederhana seperti saya, bahwa mimpi setinggi apa pun bisa dicapai asal kita punya tekad dan semangat belajar yang kuat,” tuturnya. (Kompas.com)
Tertekan Usai Tersingkir di Piala Liga, MU Buru Kemenangan Perdana Kontra Burnley |
![]() |
---|
Mahasiswa di Toboali Paksa Pacar yang Masih Siswi SMP, Orangtua Curiga Wajah Putrinya Pucat Pasi |
![]() |
---|
Prabowo Kecewa, Barracuda Brimob Tewaskan Ojol, Presiden-Menteri Jenguk Duka |
![]() |
---|
1 Jam Gubernur Bertemu Udin-Dessy, Hasil Sementara Bikin Prof Udin Semringah |
![]() |
---|
Duel Maut di Simpang 3 Telkom Parittiga, Satu Pemuda Tewas, Berawal dari Cekcok saat Nongkrong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.