Berita Viral
Dedi Mulyadi Dibela Emak-emak, Berani Debat dengan Adhel Setiawan: Yang Melanggar HAM Koruptor
Kini Dedi Mulyadi mendapatkan pembelaan dari emak-emak bernama Sofiyah, bahkan emak-emak ini berani debat dengan Adhel Setiawan.
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: fitriadi
Lebih lanjut, Sofiyah pun menyentil pihak-pihak yang mengkritik keras kebijakan Dedi Mulyadi.
Halaman selanjutnya
Menurut Sofiyah, kritikan tersebut harusnya diberikan setelah kebijakan Dedi Mulyadi berjalan beberapa lama.
"Kalau menurut saya tuh segala sesuatu ada prosesnya, jangan sebelum proses itu dimulai, kita jangan kontra dulu, kita tunggu dulu, program itu kan berproses, nanti setelah proses ada hasil. Begitu ada hasil, oh program bapak anak enggak ada perubahan atau anak begini begini. Itu baru bisa kita komplain, kita ajuin hukum. Ini kan baru proses, belum ada hasil. Kenapa baru proses mereka yang melaporkan," pungkas Sofiyah.
"Kalau bapak-bapak sama emak-emak kan beda. Emak-emak kan lebih tahu anak itu sedemikian rupanya. Makanya kita lihat dulu hasilnya, jangan lagi proses udah dibegini begitu. Tolong dong hasilnya dulu kita lihat, kok prosesnya udah dihujat," sambungnya.
Respon Adhel Setiawan
Menanggapi pembelaan dari Sofiyah soal program Dedi Mulyadi, Adhel Setiawan meresponnya.
Pria yang viral karena melaporkan Dedi Mulyadi ke Komnas HAM itu menyebut Sofiyah sejatinya adalah seorang ibu yang putus asa.
Karena kata Adhel, Sofiyah sudah menyerahkan pendidikan anaknya ke negara.
"Kalau saya lihat ibu ini putus asa, udah enggak sanggup lagi ngurus anak saking bandelnya. Negara juga gagal dalam mewujudkan tujuan pendidikan, akhirnya ya sudah dimiliterkan saja," ujar Adhel Setiawan.
"Lalu masuklah barak militer, digundulin, pakai baju militer, disuruh merangkak di jalan becek, yel-yel, pertanyaannya apa hubungan itu semua dengan tujuan pendidikan yang memanusiakan manusia? Okelah disiplin, enggak nakal, jadi rajin, itu sebenarnya menuntut kesadaran," sambungnya.
Tak setuju dengan program Dedi Mulyadi, Adhel menyinggung soal dugaan pelanggaran HAM.
Diungkap Adhel, anak-anak bukanlah objek yang bisa dibentuk atas kemauan orangtua dan Gubernur.
"Anak-anak ini adalah manusia sebagai subjek bukan tanah liat yang bisa dibentuk atas kemauan orangtua atau Gubernur. Jadi saya melihat program ini kemauan orangtua dan gubernur tanpa memperhatikan kemauan anak. Pernah enggak ibu tanya kenapa sih kamu main game terus, enggak mau belajar, kamu kurang apa," kata Adhel.
"Kita orangtua dan negara membimbing supaya terbentuk bakatnya bukan dibentuk dengan cara miltier. Dan enggak ada dasar hukumnya juga pakai cara militer," sambungnya.
Bukan hanya itu, Adhel juga mengaku cemas dengan stigma yang akan disandang oleh anak-anak lulusan barak militer.
Pengacara Silfester Matutina Sebut Pasal yang Jerat Kliennya Sudah Kedaluwarsa: Nggak Perlu Eksekusi |
![]() |
---|
Sosok Moh Alfin Cucu Menteri PPPA yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny, Keturunan Kiai Terpandang |
![]() |
---|
Sosok Ojol Lansia Ditemukan Tewas di Rumah, Tinggal Sebatang Kara Dikenal Mudah Bergaul |
![]() |
---|
Kasus vs Sahara Tak Berkesudahan, Yai Mim Akhirnya Mau Pindah, Merasa Diusir Warga |
![]() |
---|
Fakta Sebenarnya Mbah Tarman Nikahi Gadis Pacitan Pakai Mahar Cek Rp3 M hingga Diduga Kabur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.