Profil Pulau Tikus, Surga Kecil di Bengkulu yang Diburu Wisatawan

Destinasi wisata Pulau Tikus Bengkulu menawarkan paket berupa snorkeling, funtrip, gathering, mancing dan lainnya.

Editor: fitriadi
KOMPAS.com/FIRMANSYAH
PULAU TIKUS - Pulau Tikus, sebuah pulau kecil yang terletak di perairan Pantai Bengkulu. Pulau ini sering dikunjungi para wisatawan dan dapat ditempuh dengan menyewa perahu nelayan dari Pantai Zakat maupun Pantai Tapak Paderi. 

BANGKAPOS.COM - Pulau Tikus di Bengkulu jadi perbincangan.

Sebuah kapal wisata mengangkut 107 penumpang tenggelam di perairan Malabero pada Minggu (11/5/2025) sore.

Para wisatawan yang sebagian merupakan tenaga kesehatan itu tengah dalam perjalanan menuju Pulau Tikus.

Sebanyak 8 orang penumpang meninggal dunia dalam peristiwa tragis itu.

Sementara 10 penumpang yang sebelumnya sempat dinyatakan hilang akhirnya ditemukan dalam kondisi selamat.

Profil Pulau Tikus

Melansir Wikipedia, Pulau Tikus merupakan sebuah pulau kecil yang terletak di perairan Pantai Bengkulu.

Pulau Tikus ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kota Bengkulu, provinsi Bengkulu.

Pulau ini berada di sebelah barat dari kota Bengkulu dan dari pantai-pantai di Kota Bengkulu dapat terlihat.

Pulau ini sering dikunjungi para wisatawan dan dapat ditempuh dengan menyewa perahu nelayan dari Pantai Zakat maupun Pantai Tapak Paderi.

Data yang diperoleh dari laman resmi Pemerintah Kota Bengkulu, Sistem Informasi Kota Bengkulu (Sikolu), Pulau Tikus merupakan wilayah dengan luas 1,5 hektar yang berjarak 1,5 kilometer dari Ibu Kota Bengkulu.

Destinasi wisata Pulau Tikus menawarkan paket berupa snorkeling, funtrip, gathering, mancing dan lainnya.

Saat weekend, jumlah wisatawan antara 10 hingga 20 orang dan terus mengalami peningkatan saat hari libur tiba.

Sejak tahun 2021, jasa wisata dikelola oleh Lestari Alam Laut Untuk Negeri (LATUN).

Demi menjawab kebutuhan wisatawan, saat ini Pemkot Bengkulu membuka peluang investasi berupa dua unit kapal penumpang speedboat (200 PK) dengan kapasitas penumpang antara 15 orang hingga 20 orang.

Memang, Pulau Tikus di Provinsi Bengkulu tidak sepopuler Bali maupun gili-gili di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, keindahan alamnya, terutama panorama alam bawah laut, memiliki mutiara tersembunyi.

Pantainya beralas pasir putih tersebut menyimpan penyu sisik dan hijau yang naik ke daratan kala bertelur.

Catatan Kompas.com menyebutkan, Pulau Tikus memiliki panorama laut yang indah, dan sangat cocok bagi wisatawan yang senang menyelam.

Pulau ini juga merupakan pulau karang kecil yang terletak di sebelah barat Kota Bengkulu.

Perjalanan menunju obyek wisata itu bisa ditempuh selama 30 menit dari Pantai Tapak Padri Kota Bengkulu menggunakan kapal nelayan.

Pada masa lalu, Pulau Tikus merupakan tempat kapal-kapal berlabuh untuk berlindung dari hantaman badai ombak laut Samudera Indonesia.

Luas pulau tersebut sekitar 60 kali 100 meter, juga terdapat  menara mercusuar. 

Pulau Tikus merupakan salah satu obyek yang telah diprogramkan untuk dikelola dan dijadikan obyek andalan untuk menarik wisatawan terutama yang senang dengan panorama dasar laut, selam dan memancing.

Adapun di Bengkulu, terdapat 80 obyek wisata yang terindentifikasi dan memiliki kekhasan.

Dari jumlah itu sebanyak 14 di antaranya merupakan pantai, delapan tirta (air), 22 tempat bersejarah dan 36 panorama alam.

Terancam Punah

Pulau Tikus di Bengkulu menjadi tujuan wisata andalan.

Menyelam, memancing, disertai berburu foto bersama ikan memo yang jinak menjadi favorit wisatawan. 

Meskipun mendatangkan wisatawan, Pulau Tikus renta digerus abrasi.

Ancaman Pulau Tikus punah, nyata.

Setidaknya, dua pulau di Bengkulu punah akibat abrasi, yaitu Pulau Satu dan Pulau Bangkai, mungkin juga menyusul Pulau Tikus.

Pulau Tikus adalah sebuah daratan dengan luas pada mulanya dua hektar, saat ini tersisa 0,66 hektar. Wilayah ini menghadap langsung ke Samudera Hindia.

Pulau ini merupakan menara suar pemandu kapal, tempat nelayan beristirahat, sekaligus penahan laju tsunami bagi Kota Bengkulu.

Pengamat perubahan iklim sekaligus dosen Fakultas Kehutanan Universitas Bengkulu, Gunggung Senoaji, memprediksi dalam 20 tahun ke depan Pulau Tikus akan hilang akibat abrasi.

Prediksi ini didasari atas beberapa riset yang pernah dilakukan bahwa abrasi di pulau tersebut mencapai lima meter per tahun.

"Diprediksikan dalam 20 tahun ke depan pulau ini akan hilang karena kerusakan parah oleh hantaman gelombang," kata Gunggung Senoaji dalam sebuah forum diskusi pada pertengahan tahun 2016, dikutip dari Kompas.com.

Mengutip data Walhi Bengkulu, abrasi menggerus daratan Bengkulu setiap tahunnya berkisar lima hingga 20 meter.

Kondisi ini menjadikan daratan Bengkulu rentan tenggelam dan punah.

Pemprov Bengkulu, saat gubernur dijabat Ridwan Mukti, pernah mencanangkan penyelamatan Pulau Tikus, yang akan dilakukan melalui reklamasi. Namun, mahalnya biaya reklamasi program tersebut menjadi tertunda.

Bila reklamasi dilakukan, luasan Bengkulu akan bertambah.

Banyak aksi penyelamatan pulau dilakukan oleh kelompok-kelompok pecinta lingkungan dengan upaya menanami pulau dengan mangrove secara swadaya.

Namun, usaha tersebut kalah cepat dengan proses abrasi yang terus melahap pulau.

Sejumlah warga menilai penyelamatan Pulau Tikus harus digaungkan kembali dengan melibatkan banyak pihak, termasuk pegiat wisata.

"Ada baiknya program wisata mewajibkan pengunjung menanam dan merawat mangrove. Ini menjadi langkah kecil untuk ikut membantu menyelamatkan pulau dari kepunahan," ungkap Beni, salah seorang pegiat lingkungan di Bengkulu

(Bangkapos.com/Kompas.com/Suhaiela Bahfein, Hilda B Alexander, Firmansyah, Eris Eka Jaya)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved