HUT Ke 26 Bangka Pos

Seminar Gebrakan Sang Pemimpin, Prof Bustami Dorong Transformasi Ekonomi Babel ke Sektor Non-Timah

Bagi saya, orang yang sudah hidup 75 tahun, lima tahun merdeka saya sudah ada, mencicipi susu dan tidak ada susu, beras tidak ada beras, makan ubi...

Bangkapos.com/Rifqi Nugroho
SEMINAR NASIONAL --  Suasana Seminar Nasional Gebrakan Sang Pemimpin: "Menyelamatkan Ekonomi dan Keuangan Daerah di Pulau Timah" yang digelar di Ballroom Hotel Santika, Bangka, Senin (26/5/2025), dalam rangka HUT ke-26 Bangka Pos dan HUT ke-24 Pos Belitung. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Transformasi ekonomi menuju sektor non-timah menjadi sorotan utama dalam seminar nasional bertajuk Gebrakan Sang Pemimpin, yang digelar dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun ke-26 Bangka Pos dan HUT ke-24 Pos Belitung di Hotel Santika, Bangka, Senin (26/5/2025).

Dalam acara tersebut, tokoh pendidikan sekaligus Rektor pertama Universitas Bangka Belitung (UBB), Profesor Bustami Rahman, menegaskan pentingnya mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap sektor pertambangan timah. Ia menyebut bahwa peluang untuk mengembangkan komoditas lain di Bangka Belitung masih sangat terbuka lebar.

"Bagi saya, orang yang sudah hidup 75 tahun, lima tahun merdeka saya sudah ada, mencicipi susu dan tidak ada susu, beras tidak ada beras, makan ubi kayu sudah kami rasakan, tidak ada matinya Bangka Belitung. Baik-baik saja," ujar Profesor Bustami.

Menurutnya, akal sehat yang dimiliki manusia dibekali pemikiran untuk mencari solusi menemukan jalan keluar, ketika terjadi sesuatu yang terpaksa dilakukan.

"Kalau ada A, langkahnya apa. Kalau ada B langkahnya apa, itu bisa kita lakukan. Jadi soal yang seperti sekarang ini, dimana kita merasa seperti kepepet dengan (kondisi) timah, karena ini kan sudah mulai melandai," sebutnya.

Rektor pertama Universitas Bangka Belitung (UBB) itu menyebutkan, terlebih lagi sejarah mencatat jika Negeri Serumpun Sebalai pernah memiliki keunggulan pada komoditas Lada Putih yang mendunia.

"Dulu nya pernah jaya lada itu, karena kita bergantung pada timah. Ini kan orang Bangka Belitung sebenarnya tidak ada apa-apa, di kampung saya, Balunijuk itu tidak ada timah, karena kalau ada yang mau nyarik timah disumpah biar kosong terus hasilnya," terangnya.

Meski begitu dirinya mengapresiasi pelaku usaha di sektor pertambangan khsusunya timah yang saat ini sudah memberikan kontribusi besar pada masyarakat ataupun daerah.

"Tapi cobalah, kembali lagi yang kita sebuh tranformasi ekonomi. Atau mungkin reformasi ekonomi, itu kan berarti kalau dulu kita berjaya pada lada, kita kembalikan lagi pada keyaan lada tersebut," ucap dia. (Bangkapos.com/Rifqi Nugroho)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved