Berita Pangkalpinang
Jelang Hari Lingkungan Hidup Sedunia, TPA Parit Enam Pangkalpinang Kian Mengkhawatirkan
TPA Parit Enam telah lama mengalami overkapasitas. Namun hingga hari ini, tempat itu masih menjadi satu-satunya lokasi pembuangan akhir
Penulis: Andini Dwi Hasanah | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Gunungan sampah menjulang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Parit Enam, Bacang, Kota Pangkalpinang.
Pemandangan ini seakan menjadi potret buram pengelolaan sampah di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tepat sehari menjelang peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis (5/6/2025) besok.
TPA Parit Enam telah lama mengalami overkapasitas. Namun hingga hari ini, tempat itu masih menjadi satu-satunya lokasi pembuangan akhir bagi lebih dari 120 hingga 150 ton sampah yang dihasilkan masyarakat Pangkalpinang setiap harinya.
Dari pagi hingga petang, mobil-mobil pengangkut sampah berwarna pink dan kuning tampak silih berganti memasuki kawasan TPA.

Mereka datang dari berbagai kelurahan hingga jalan utama, membawa tumpukan sampah rumah tangga yang kian hari kian tak tertampung.
Di sisi lain, satu unit ekskavator terus bekerja menata sampah yang datang tanpa henti.
Bau masam menyengat dari timbunan sampah kerap terbawa angin, hingga menjangkau permukiman warga di Air Itam dan Temberan.
"Saya tinggal di Temberan, jaraknya cukup jauh, tapi baunya bisa tercium tiap hari, apalagi habis hujan. Dulu jarang-jarang, sekarang hampir tiap hari bau masam itu datang," ungkap Heri (55), warga Temberan, kepada Bangkapos.com, Rabu (4/6/2025).
"Kalau kami yang jauh saja terganggu, bagaimana yang tinggal dekat TPA?" tambahnya.
Kondisi ini menjadi ironi ketika dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 dengan tema "Ending Plastic Polution atau Hentikan Polusi Plastik".
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pangkalpinang, Bartholomeus Suharto, mengakui kondisi TPA Parit Enam saat ini sangat memprihatinkan.
"TPA kita memang sudah overload. Saat ini kami maksimalkan upaya penimbunan dan pengomposan untuk sampah organik. Namun untuk sampah plastik, solusinya masih sebatas penimbunan," ujar Suharto kepada Bangkapos.com, Rabu (4/6/2025).
Ia mengimbau masyarakat agar mulai memilah sampah dari rumah masing-masing untuk menekan volume yang dibuang ke TPA.
"Kalau sampah bisa dikurangi dari sumbernya, umur TPA bisa lebih panjang. Karena itu, momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini harus jadi refleksi dan aksi kolektif," tambahnya.
DLH juga tengah menyiapkan langkah strategis jangka panjang, yakni membentuk bank sampah secara masif di seluruh wilayah kota, bahkan hingga ke tingkat Rukun Warga (RW) pada tahun 2026.
Pelarian Mat Din Berakhir, Buronan 7 Tahun Kasus Penyerobotoan Tanah di Jebus Ditangkap |
![]() |
---|
Tujuh Tahun Buron, Terpidana Kasus Penyerobotan Tanah di Jebus Ditangkap |
![]() |
---|
Bank Mandiri Dukung Koperasi Merah Putih dengan Sosialisasi dan Paket Usaha Unggulan |
![]() |
---|
809 Siswa SD-SMP di Pangkalpinang Terima Beasiswa Cendekia Baznas Senilai Rp318 Juta |
![]() |
---|
Bawaslu Babel Gelar Evaluasi Pemilu, DPR Dorong Perkuat SDM dan Relawan Pengawas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.