Perang Israel dan Iran

Perang Israel-AS vs Iran Berdampak pada Kenaikan Harga Minyak, Bahlil: Produksi Minyak Domestik

Dampak yang bisa didapatkan Indonesia dari perang Israel-Amerika Serikat vs Iran yakni kenaikan harga minyak.

Penulis: Widodo | Editor: M Zulkodri
Tangkapan layar X/@damottaff
MARKAS MOSSAD DIRUDAL - Korps Garda Revolusi Islam mengumumkan telah meluncurkan serangan rudal yang berhasil terhadap pusat utama badan mata-mata Mossad rezim Zionis di Tel Aviv. Dampak yang bisa didapatkan Indonesia dari perang Israel-Amerika Serikat vs Iran yakni kenaikan harga minyak. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyatakan siasat yang dilakukan pemerintah salah satunya ialah meningkatkan produksi minyak domestik (lifting). 

BANGKAPOS.COM -- Perang Israel-Amerika Serikat vs Iran hingga saat ini masih terus berlanjut.

Ada dampak yang ditimbulkan dari adanya perang tersebut.

Direktur Eksekutif Centre of Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal menilai Indonesia bisa terkena dampak dari perang antara Iran dan Israel.

Menurut Yose Rizal, dampak yang bisa didapatkan Indonesia yakni kenaikan harga minyak.

"Harga minyak naik seperti kita ketahui BBM di Indonesia ini kan disubsidi besar-besaran oleh pemerintah," kata Yose dilansir dari Kompas.com.

Lantas apa siasat pemerintah Indonesia?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyatakan pemerintah memberikan perhatian serius terhadap ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Bahlil mengatakan, situasi konflik Iran vs Israel dapat berdampak signifikan pada harga minyak dunia. 

"Dalam konteks minyak, ketika Selat Hormuz ditutup ini akan berdampak kenaikan harga minyak dunia,” ujar Menteri Bahlil dalam keterangannya, Rabu (25/6/2025).

Jika Selat Hormuz ditutup, maka harga minyak dunia berpotensi melonjak di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yakni 82 dollar AS per barel.

Meskipun, kata Bahlil, harga saat ini masih terkendali yaitu di bawah 80 dollas AS per barel. 

Bahlil mengungkapkan, siasat yang dilakukan pemerintah salah satunya ialah meningkatkan produksi minyak domestik (lifting).

Sejak 2008, ungkap Bahlil, lifting minyak Indonesia cenderung menurun.

"Perintah Pak Presiden Prabowo kepada kami itu adalah bagaimana caranya kita mengoptimalkan kenaikan lifting," ungkapnya. 

Jumlah sumur minyak di Indonesia, disebut Bahlil berjumlah 40 ribu.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved