Potret Ariel Sharon, Penyuluh KB di Donggala yang Jenazahnya Dibungkus Kain dan Diangkut Pakai Motor
Jenazah ASN BKKBN di Donggala, Sulawesi Tengah menjadi sorotan masyarakat setelah videonya viral di berbagai link sosial media.
Ia menempuh pendidikan dasar hingga menengah di sekolah Kristen di Kota Palu.
Setelah lulus dari SMA Kristen Advent Palu pada 2008, Ariel melanjutkan pendidikan ke Akademi Keperawatan BK Palu, dan lulus pada tahun 2014.
Perjalanan pengabdiannya sebagai penyuluh Keluarga Berencana (KB) dimulai sejak menjadi tenaga honorer di Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, pada 2016.
Enam tahun ia jalani dengan sepenuh hati, hingga akhirnya pada 1 Juli 2023, Ariel resmi diangkat sebagai ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di lingkup BKKBN Sulawesi Tengah.
Ia menjabat sebagai Penyuluh Keluarga Berencana Terampil, golongan tujuh, dengan wilayah kerja yang berat, desa-desa terpencil di Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, daerah yang dikenal sulit diakses karena terbatasnya infrastruktur jalan dan kendaraan.
Namun bagi Ariel, keterbatasan bukan alasan untuk berhenti melayani.
Koordinator Penyuluh KB Kecamatan Pinembani, Kilwan, mengenangnya sebagai pribadi pendiam, penurut, dan sangat bertanggung jawab.
"Seberat apapun medannya, dia tidak pernah mengeluh. Hujan, panas, jauhnya jarak pun tetap dia berangkat," kata Kilwan kepada TribunPalu.com, saat ditemui di rumah duka, Sabtu (12/7/2025).
Ariel adalah sosok andalan dalam tim kecil mereka.
Ia tak hanya menjalankan tugas penyuluhan dan pelayanan KB, tetapi juga menjadi pengangkut logistik tim setiap kali mereka naik ke desa binaan.
Mulai dari perlengkapan medis hingga air bersih untuk kebutuhan selama berminggu-minggu di lokasi tugas, semuanya dipikul Ariel sendiri.
Kedekatannya dengan rekan kerja sudah seperti keluarga. Bahkan sebelum menikah, Ariel tinggal bersama rekan-rekannya di kantor, tidur di lantai yang sama, makan dari piring yang sama, dan menjalani hari-hari penuh pengorbanan tanpa pernah mengeluh.
Pada Kamis malam, 10 Juli 2025, Ariel mengembuskan napas terakhir usai menjalankan tugas di Desa Palentuma, Kecamatan Pinembani.
Karena medan yang ekstrem dan tak adanya akses kendaraan roda empat, jenazahnya pun harus dibawa dengan motor.
Dalam vidio yang viral pasca kematiannya, tubuh Ariel yang sudah dibungkus kain jarik terlihat diletakkan tegak di jok belakang motor dengan batang kayu sebagai penyangga.
Potret itu menyayat hati, sekaligus menggugah publik tentang kerasnya medan pengabdian para petugas di daerah pelosok.
Ariel meninggalkan seorang istri, Agnes Hartuti Tarima, dan seorang putra, Azarel Kenley Huma, yang masih berusia balita.
Di mata keluarga, rekan kerja, dan masyarakat di desa binaannya, Ariel adalah pribadi penuh kasih sayang, teladan dalam integritas dan etika kerja, serta menjadi panutan di tempat ia tinggal dan mengabdi.
Ia pergi dalam tugas, dan dikenang sebagai pejuang sunyi yang setia pada tanggung jawabnya hingga akhir hayat. (TribunPalu.com/Zulfandi)
| Bersama BKKBN, PT Timah Tingkatkan Kompetensi Guru TPA Bunayya dan Ulul Mauza di Bangka Barat |
|
|---|
| Pemkab Bangka Selatan Mantapkan Program Genting untuk Cegah Stunting |
|
|---|
| Lazismu Bangka Belitung dan BKKBN Teken MoU Program GENTING Sanitasi Sumber Air Bersih |
|
|---|
| Dukung Pengentasan Stunting di Babel, PT Timah Salurkan Bantuan Makanan Sehat Lewat BKKBN |
|
|---|
| Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Babel Ikut Talk Show Solidaritas Program Genting secara Daring |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20250715-Ariel-Sharon-Huma.jpg)