Profil Felix Baumgartner Tewas Kecelakaan Paralayang, Cetak Rekor Terjun Bebas dari Luar Angkasa

Tokoh ekstrem olahraga paling legendaris Felix Baumgartner dilaporkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan paralayang tragis di San Egidio, Italia.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Kolase Bangkapos.com/Kompas.com
MENINGGAL DUNIA - Tokoh ekstrem olahraga paling legendaris Felix Baumgartner dilaporkan meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan paralayang tragis di San Egidio, Provinsi Fermio, Italia. (kanan) Felix mencetak rekor dunia terjun bebas dari luar angkasa. 

Dengan kesuksesan penerjunan itu, Baumgartner menjadi manusia pertama yang bergerak menembus kecepatan suara tanpa kendaraan sekaligus rekor kecepatan gerak tertinggi.

Baumgartner juga meraih rekor skydiver yang pernah terjun dari titik tertinggi.

Baumgartner bukanlah anak bawang dalam dunia skydiving. 

Berusia 43 tahun kala itu, ia telah menekuni skydiving sejak umur 16 tahun.

 Pria yang lahir di Salzburg, Austria, pada tahun 1969 itu mengasah keahlian terjun di kemiliteran Austria.

Pada tahun 1990, ia sedikit mengubah haluan. Dari skydiving tradisional, ia beralih ke base jumping.

Base jumping adalah penerjunan dari objek diam, seperti gedung, jembatan, antena, dan relief alam seperti bukit.

Sebelum rekor kali ini, Baumgartner telah mengukir sejumlah prestasi. Tahun 1999, ia mencetak rekor sebagai manusia yang terjun dengan parasut dari titik tertinggi.

Saat itu, ia terjun dari Menara Petronas di Kuala Lumpur. Tahun 2007, ia juga terjun dari menara Taipei 101, menara tertinggi di dunia.

Penerjunan selanjutnya adalah mencetak rekor sebaliknya. Baumgartner terjun dari titik terendah, yakni lengan dari patung Kristus di Rio de Janeiro.

Baumgartner, kata Stefan Aufschnaiter, adalah "penerjun paling gila di dunia". Menurutnya, ketinggian minimal untuk terjun adalah 50-60 meter.

Prestasi lainnya, Baumgartner menjadi manusia pertama yang terbang mengarungi Selat Inggris pada tahun 2003.

Ia melompat dari pesawat di atas wilayah Dover dan terbang dengan sayap berbahan fiber karbon kemudian mendarat pada jarak 35 km dari semula di cap Blanc-Nez di dekat Calais 14 menit kemudian.

Keberhasilan penerjunan kali ini adalah buah dari kerja keras persiapan selama 7 tahun. Misi Baumgartner disponsori oleh Red Bull, perusahaan minuman berenergi.

Deretan dokter dan kalangan skydiver, termasuk Joe Kittinger dari US Air Force, pencetak rekor penerjunan tertinggi sebelumnya, terlibat.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved