Dedi Mulyadi Kooperatif Jika Anak dan Menantunya Diperiksa Imbas Tragedi Pesta Rakyat: Nggak Masalah
Dedi Mulyadi bersikap kooperatif, jika nantinya polisi melakukan pemanggilan terhadap Maula Akbar dan Putri Karlina.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
Namun, usai salat Jumat, kabar bahwa akan ada makan gratis tiba-tiba menyebar cepat di media sosial.
"Kalau melihat flayer balai kecrakan di 13.00 bukan untuk kegiatan tersebut, akan tetapi sebelumnya rekan UMKM meminta agar diadakan lapak untuk car free night, bukan untuk makan gratis. Makan gratis itu saya ketahui terciptanya baru setelah jam satu siang setelah jumatan ramai di media sosial makan gratis," jelasnya.
Ia pun menyebut tengah menelusuri asal mula narasi “makan gratis” itu muncul. Ia curiga, penyebarnya adalah konten kreator yang memanfaatkan acara tersebut.
"Makan gratis tercipta saya entah dari mulut siapa tercipta makan gratis jam 1 siang. Posisi setelah jumatan buka YouTube lalu ada thumbnail berjudul makan gratis, itu yang sedang saya dalami. Saya sudah berkoordinasi dan mendalami beberapa pihak darimana mulainya ini ada kesan makan gratis," ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa makanan itu memang disediakan untuk warga yang sudah menunggu di lokasi.
"Makanan yang tergelar itu murni hanya untuk masyarakat yang sambil nunggu lalu dipersilakan makan tanpa ada penutupan, penghalangan. Daripada makan terbuang sia-sia lebih baik kita sajikan saja," katanya.
Sang ayah, Dedi Mulyadi, mengaku tidak tahu-menahu soal adanya sesi makan siang bersama warga.
"Peristiwa ini pun saya tadi tidak tahu adanya peristiwa makan siang bareng warga ini, saya tidak tahu. Makanya begitu terdengar 'memang ada kegiatan apa? Makan siang bareng warga kan acaranya nanti malam dan sore sama kades. Ternyata ada kegiatan," ucap Dedi.
Dedi pun tak menampik bahwa anak dan menantunya bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Walaupun itu dilarang kemudian tanpa sepengetahuan orangtuanya tetap dilaksanakan sebagai orangtua harus bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukan anak dan menantu," tegasnya.
Diambil alih Polda Jabar
Polda Jawa Barat resmi mengambil alih proses penyelidikan tragedi yang terjadi di pernikahan anak Dedi Mulyadi.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menjelaskan penanganan kasus yang sebelumnya berada di bawah Polres Garut kini resmi ditingkatkan ke Polda Jabar.
"Tadi malam, Pak Kapolda (Irjen Pol Rudi Setiawan) menyimpulkan bahwa untuk kasus ini, akan kita angkat ke Polda Jawa Barat," jelas Hendra saat ditemui di rumah salah satu korban meninggal dunia, Sabtu, masih dari TribunJabar.id.
Hendra juga menyampaikan, pihaknya akan melakukan olah TKP ulang pada Sabtu (19/7/2025).
Meskipun olah TKP telah dilakukan pada malam sebelumnya, tapi waktu yang terbatas dan kondisi gelap membuat hasilnya belum maksimal.
Dalam olah TKP lanjutan ini, Polda Jabar akan melibatkan jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum serta pejabat utama (PJU) lainnya untuk memastikan setiap detail kejadian terungkap dengan jelas.
(Bangkapos.com/Tribun Jabar/Tribun Timur)
Sosok Asep Japar Bupati Sukabumi Bantah Kecolongan Kasus Raya, Dulu Disindir Dedi Mulyadi soal Jalan |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Memohon Isu Kenaikan Tarif PBB 1.000 Persen di Cirebon Tidak Ramai Lagi |
![]() |
---|
Viral Pendeta Nangis di Bahu Dedi Mulyadi, Sedih Gereja Nunggak Utang Rp6 M dan Terancam Disita Bank |
![]() |
---|
Viral Pendeta Nangis di Depan Dedi Mulyadi, Sedih Gereja Punya Utang Rp6 M dan Terancam Disita Bank |
![]() |
---|
Susi Pudjiastuti Murka dan Telusuri Dalang yang Beri Izin KJA Pangandaran, Sebut 3 Perusahaan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.