Gempa Guncang Rusia

Dengar Ada Tsunami, Warga Halmahera Utara Langsung Mengungsi, Kami Cuma Bawa Barang-barang Penting

Warga yang tinggal di pesisir Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, mengungsi ke daerah ketinggian setelah mendengar adanya potensi tsunami.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
KOMPAS.com/AGUS SUPRIANTO
WARGA MENGUNGSI - Warga Tobelo mengungsi ke Villa Tugu Pancasila, Desa Gamsungi, Kecamatan Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, Rabu (30/7/2025) karena takut tsunami dampak gempa bumi di Rusia. 

BANGKAPOS.COM - Warga yang tinggal di pesisir Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara, mengungsi ke daerah ketinggian setelah mendengar adanya potensi tsunami yang dipicu gempa di Rusia. 

Evakuasi dilakukan secara mandiri menggunakan sepeda motor dan mobil menuju Villa Tugu Pancasila di Desa Gamsungi. 

Warga yang mengungsi mengaku ketakutan dan hanya membawa barang-barang penting, seperti KTP dan dokumen berharga lainnya. Sejak pukul 14.00 WIT, baik orang dewasa maupun anak-anak berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka.

Baca juga: Tsunami Kiriman dari Rusia Tiba di Jepang, Status Waspada Gorontalo, Raja Ampat hingga Jayapura

"Kami lari mengungsi karena ada peringatan dari pemerintah. Kami tinggalkan semuanya, hanya yang penting seperti KTP dan surat berharga. Yang penting kami aman dan sehat."

"Kami dengar ada tsunami, kami takut," kata Rona Yusup, seorang warga Tobelo, Rabu (30/7/2025). 

Rona mengaku sudah berada di Villa Tugu Pancasila bersama keluarganya dan berencana tinggal di lokasi pengungsian hingga pukul 18.00 WIT untuk memastikan apakah tsunami benar-benar terjadi. 

Baca juga: Waspada Dampak Gempa Rusia Picu Tsunami, BMKG Imbau Warga Pesisir Indonesia Timur Jauhi Garis Pantai

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Maluku Utara mengeluarkan surat edaran peringatan dini terkait gempa bumi di Rusia yang berpotensi menyebabkan tsunami hingga wilayah Maluku Utara. 

Surat edaran tersebut dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara dengan nomor 300.2/452/BPBD, tertanggal 30 Juli 2025, dan ditandatangani Kepala BPBD Malut, Fehby Alting.

Dalam surat edaran tersebut terdapat tiga poin imbauan kepada para Kepala BPBD di kabupaten dan kota serta masyarakat. 

Pertama, mempersiapkan sumber daya dan meng-update informasi melalui BMKG, memantau kondisi terkini, serta menyebarkan informasi peringatan dan potensi wilayah terdampak. 

Kedua, khusus untuk BPBD Kabupaten Halmahera Utara, Morotai, Halmahera Timur, dan Halmahera Barat, diimbau agar masyarakat menjauhi tepian pantai dan sungai serta tidak melakukan aktivitas melaut. 

Ketiga, masyarakat diminta segera evakuasi ke tempat yang lebih aman jika terjadi potensi bencana tsunami

Kepala BPBD Malut, Fehby Alting, membenarkan keluarnya surat edaran tersebut. 

"Masyarakat diimbau untuk segera waspada dan jika memungkinkan, mengosongkan desa-desa pesisir," ujarnya pada Rabu (30/7/2025).

Dia juga menambahkan bahwa imbauan telah disampaikan Kalak Halut dan daerah sekitar, termasuk Morotai, Halmahera Timur, dan Halmahera Barat.

"Imbauan ini berlaku untuk seluruh wilayah Provinsi Maluku Utara," tegasnya. 

Masyarakat diharapkan menjauhi pantai dan tepian sungai serta selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG, BNPB, dan BPBD.

Tsunami 1,2 Meter Mulai Hantam Pantai AS

Gelombang tsunami telah menghantam pantai AS dengan gelombang awal mencapai garis pantai Hawaii, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (30/7/2025) pukul 13.35 WIB. 

Informasi itu disampaikan oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS. 

Dilansir dari CNN, Rabu (30/7/2025), menurut data, ketinggian air mencapai di atas 4 kaki atau sekitar 1,2 meter di Haleiwa, di pantai utara Pulau Oahu, Hawaii. 

Lembaga tersebut menyampaikan, masyarakat akan melihat permukaan air naik dan turun saat lebih banyak gelombang mendekat. "Gelombang tsunami saat ini sedang melanda Hawaii. 

Evakuasi diri sekarang!" tulis Manajemen Darurat Oahu dalam akun resmi X, @Oahu_DEM.

Dampak gelombang tsunami terhadap sejumlah negara Dilansir dari Al Jazeera, Rabu (30/7/2025), Badan Meteorologi Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa gelombang tsunami telah melanda Hawaii pada Selasa (29/7/2025) pukul 20.15 waktu setempat. 

Layanan Cuaca Nasional AS mengimbau warga untuk segera mengambil langkah perlindungan demi keselamatan jiwa dan harta benda. 

Mereka mengumumkan, gelombang panjang datang secara beruntun dan dapat berlangsung antara 5 hingga 15 menit atau lebih.

Gelombang ini berpotensi membanjiri wilayah pesisir dalam skala luas. 

BMKG AS memperkirakan, bahaya tsunami masih berlangsung selama beberapa jam ke depan. 

Menurut keterangan, gelombang tsunami berpotensi mengelilingi seluruh pulau, sehingga semua pantai berisiko terdampak, tanpa memandang arah hadapnya. 

Tsunami juga dapat disertai arus kuat dan tidak biasa di dekat pantai, serta membawa puing-puing yang memperbesar daya rusaknya. 

Jika terjadi bersamaan dengan pasang atau gelombang tinggi, dampak tsunami bisa semakin parah.

Peringatan Dini Tsunami di Hawaii 

Di Hawaii, gelombang tsunami setinggi tiga meter diperkirakan bisa menerjang sejumlah wilayah pesisir di Kepulauan Hawaii Utara. 

Wali Kota Honolulu mengimbau warga untuk segera menuju ke dataran tinggi. Sementara Gubernur Josh Green meminta evakuasi segera dari wilayah pesisir.

"Gelombang ini tidak hanya akan menghantam satu pantai, tapi akan menyelimuti seluruh kepulauan," ujar Green.

Meskipun gelombang pertama yang tiba di Jepang lebih kecil dari perkiraan, sirene peringatan telah dibunyikan dan evakuasi terus dilakukan di berbagai wilayah. 

Otoritas di seluruh kawasan Pasifik meminta masyarakat tetap waspada karena dampak tsunami bisa berbeda-beda di tiap lokasi. 

(Kompas.com/Agus Suprianto, Aloysius Gonsaga AE, Bangkapos.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved