Berita Bangka Barat

Sosok Eddy Arif Perbaiki Sendiri Jalan Berlubang, Demi Warga Tak Peduli Meski Dituding Pencitraan

Sudah banyak jalan rusak dan berlubang di Kecamatan Mentok, diperbaiki Eddy, bahkan itu digelutinya sebelum menjadi Anggota DPRD Babar

Penulis: Riki Pratama | Editor: Hendra
IST/Eddy.
Anggota DPRD Bangka Barat, Eddy Arif. 

BANGKAPOS.COM,BANGKA - Eddy Arif atau biasa disapa Eddy Nayu menjadi Anggota DPRD Bangka Barat untuk periode 2024-2029.

Ia merupakan pria kelahiran Mentok, 17 Mei 1977. Terpilih menjadi Anggota DPRD Babar dapil I Mentok.

Meraih 1.689 suara. Perolehan suara terbesar nomor tiga dari dapil satu Mentok, Kabupaten Bangka Barat.

Kini Eddy, menjadi Sekretaris Komisi III DPRD Babar dari Fraksi Gerindra.

Pria lulusan STM Karya Mentok lulus tahun 1997 ini, menceritakan alasan terjun ke dunia politik, karena ingin membangun daerah khusunya Mentok, Kabupaten Bangka Barat.

Walaupun pernah gagal menjadi calon Wakil Bupati pada Pilkada 2020, ia berpasangan dengan Safri-Eddy Arif.

Tetapi ia bertekad kembali maju menjadi anggota DPRD Bangka Barat untuk periode 2024-2029.

"Saya ingin membangun daerah yang dirasakan sangat jauh tertinggal ini, melalui pemerintahan," kata Eddy kepada Bangkapos.com, Kamis (7/8/2025).

Eddy adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang pariwisata. Ia merupakan lulusan STM Karya Mentok lulus tahun 1997.

Usianya 48 tahun, namun sejak menginjak bangku sekolah dasar (SD) dirinya telah menjadi tulang punggung keluarga.

Eddy menceritakan kisahnya sebelum akhirnya dapat berhasil menjadi pengusaha dan anggota DPRD Babar.

"Jadi saya dulu kerjanya serabutan, pernah jadi pedagang asongan di Pelabuhan Mentok, montir di bengkel motor, punya bengkel motor, pekerja tambang timah, hingga melakukan usaha di perhotelan dan taman wisata keluarga," kata Eddy.

Selama berjuang, dikatakan Eddy dirinya sering diremehkan. Tetapi dengan semangat dan  kerja keras, ia dapat meraih impian menjadi pengusaha dan anggota DPRD Babar.

"Latar belakang keluarga sederhana, ayah saya telah meninggal dunia saat saya kelas 3 Sekolah Dasar. Sehingga saya jadi tulang punggung keluarga, kerja serabutan sejak kecil, membantu ibu dan adik-adiknya," kata Edy anak kedua dari empat bersaudara ini.

Diakui Eddy, hidup di dunia ini, bukan merupakan tempat pelarian. Tetapi perjuangan. Sehingga harus dihadapi apapun rintangannya.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved