Kakak Ungkap Kondisi Prada TNI Lucky yang Tewas Dianiaya Senior, Ginjal dan Paru-paru Rusak

Kakak Ungkap Kondisi Prada TNI Lucky yang Dianiaya Senior, Ginjal dan Paru-paru Rusak. Simak selengkapnya

Penulis: Evan Saputra CC | Editor: Evan Saputra
Kolase Tangkapan layar Facebook @Pilipus Bangng | Pos Kupang/Ist
PRADA LUCKY TEWAS -- (kiri) Jenazah Prada Lucky Namo saat dibawa pulang dari rumah sakit / (kanan) Serma Christian Namo | Kakak Ungkap Kondisi Prada TNI Lucky yang Dianiaya Senior, Ginjal dan Paru-paru Rusak. 

"Saya WA Dansi Intelnya, hanya dibaca. Sampai saya mohon-mohon, saya bilang, tolong kasih tahu kabar anak saya. Saya pikirannya sudah kacau," ungkapnya sambil menangis.

Dalam keterangannya, Epi menyebut bahwa kondisi Lucky sudah terlihat memburuk sejak berada di kediaman ibu angkatnya, Ibu Iren. Tubuh Lucky penuh luka dan lebam. Lewat sambungan video call, Lucky sempat mengungkapkan bahwa dirinya dipukul dan dicambuk oleh sejumlah oknum di satuannya.

"Dia bilang, 'Mama saya dipukul, dicambuk sama Pak Mat sama Dasintel,' dia bilang begitu. Dia bilang, 'Mama tolong, mama.' Saya suruh dia berobat dulu, tapi tak lama kemudian mereka telepon lagi, bilang Lucky harus kembali ke Batalyon," jelas Epi.

Setelah kembali ke Batalyon, kondisi Lucky diduga semakin memburuk. Ibunya menduga anaknya kembali menjadi korban penganiayaan.

"Mungkin mereka aniaya tambah lagi di sana. Itu yang bikin dia tambah parah. Saya tidak habis pikir," ujarnya penuh duka.

Epi menyebut pihak Batalyon sempat mengaburkan informasi soal kondisi anaknya. Saat dia meminta penjelasan, seorang perwira intelijen menyatakan Lucky dalam keadaan baik-baik saja.

"Pasi Intelnya bilang anak saya baik-baik saja, padahal kenyataannya dia sudah koma di ICU. Mereka video call, tapi cuma kasih lihat wajah Pasi Intel saja. Dia bilang Lucky lagi istirahat, padahal Lucky sudah koma," ujar Epi penuh emosi.

Karena tidak percaya dengan informasi tersebut, Epi langsung memesan tiket pesawat dan terbang ke Nagekeo pada Selasa, 5 Agustus 2025. Saat tiba di RSUD Aeramo, ia langsung menuju ruang ICU dan mendapati anaknya dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Saya bisik di telinganya, saya bilang, 'Lucky, mama datang, nak. Mama jaga Lucky di sini.' Dia langsung berontak saat dengar suara saya," ucap Epi dengan suara lirih.

Dokter yang menangani Lucky mengungkapkan sang prajurit mengalami gagal ginjal, paru-paru penuh cairan, serta memar di seluruh tubuh.

"Saya lihat semua dengan mata kepala sendiri. Bukti semua ada di saya, foto, video, sudah saya kirim ke Intel, ke Denpom," kata Epi.

Ia juga menyebut bukan hanya empat orang yang diduga sebagai pelaku, melainkan hingga 20 orang, termasuk oknum Bamak dan Dansi Intel. Nama Andre Manoklory disebut sebagai salah satu dari pelaku yang diduga memukul Lucky menggunakan selang.

Kini, sang ibu menuntut agar semua pihak yang terlibat diusut tuntas dan dijatuhi sanksi tegas. Ia meminta Danrem Wirasakti Kupang hingga Panglima TNI turun tangan mengusut kasus kematian anaknya.

"Saya tidak mau ada Prada Lucky lainnya. Kalau dia gugur di medan perang, saya bisa terima. Tapi ini dia mati di tangan teman-temannya sendiri. Saya tidak menyebut institusi, saya sebut oknum biadab!"

Epi Sepriana juga berharap keadilan ditegakkan, pelaku dipecat, dan kasus ini menjadi titik balik reformasi disiplin di tubuh TNI.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved