Diplomat Kemlu Tewas di Menteng

Keluarga Arya Daru Curiga Hasil Autopsi, Kandungan CTM dan Banyak Memar, Padahal Diplomat Tak Alergi

Misteri kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Arya Daru Pangayunan (39) masih menjadi misteri bagi publik.

Penulis: Rusaidah | Editor: Rusaidah
Kompas.com, Tribunnews.com
HASIL AUTOPSI ARYA - Keluarga Arya Daru mencurigai adanya temuan CTM dari hasil autopsi jasad korban. Pihak keluarga Arya Daru memastikan, jika diplomat muda tersebut tidak memiliki riwayat alergi.  

Kejanggalan Hasil Autopsi 

Terkait hasil autopsi tersebut, keluarga Arya Daru baru-baru ini buka suara dan mengungkap kejanggalan hasil autopsi yang dicurigai pihak keluarga.

Melalui Anjas Asmara, kakak ipar Arya Daru, Meta Bagus sebenarnya tak membantah hasil autopsi yang dipaparkan polisi terkait kondisi lebam di tubuh diplomat muda itu.

Sebab ia bersaksi melihat sendiri adanya memar-memar yang cukup banyak di jasad korban.

"Betul, memar-memarnya banyak," kata Meta Bagus yang disampaikan kepada Anjas Asmara melalui DM Instagram.

Namun, keluarga Arya Daru di Yogyakarta tak sepenuhnya puas oleh kesimpulan penyebab kematian yang disebut mengakhiri hidup.

"Kami sangat yakin adik saya tidak mengakhiri hidupnya sendiri," tutur Meta Bagus.

Ia juga tak yakin dengan hasil autopsi yang menyatakan adanya temuan CTM.

Sebab setahunya, Arya Daru tidak memiliki riwayat alergi yang membuatnya harus mengonsumsi CTM sebelum kematian.

"Padahal adek saya tidak punya riwayat alergi. Ibu kandung dan Pita juga bilang tidak punya alergi," katanya.

Meta curiga, jumlah kandungan CTM di sejumlah organ tubuh Arya Daru sangat banyak.

Apalagi, Arya Daru sempat banyak beraktivitas sebelum ditemukan meninggal, di antaranya belanja di mal dan naik ke rooftop Kemenlu.

"Apakah mungkin orang yang lagi pening dan alergi masih sempat belanja? Aneh nggak?" kata Anjas Asmara.

"Dia juga sempat ke rooftop, hari itu juga dia kerja," sambungnya.

Melansir Klik Dokter, zat aktif yang menjadi kandungan CTM, bekerja dengan memblokir zat alami tertentu di dalam tubuh (histamin) yang menyebabkan reaksi alergi, sehingga membuat reaksi alergi berkurang.

Jika dikonsumsi melebihi dosis anjuran, dapat menimbulkan gejala apnea, kejang, reaksi distonik, dan kolaps kardiovaskular selama aritmia.

(Bangkapos.com, TribunnewsBogor.com)

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved