BANGKAPOS.COM - Lembar baru kasus kematian perawat muda Palestina, Razan Ashraf al-Najjar menjadi polemik.
Mungkin, hampir di seluruh duni kini sudah tersebar foto seorang prajurit wanita yang disebut-sebut merupakan sniper penembak Razan Najjar.
Razan al-Najjar tewas ditembak sniper Israle saat bentrokan dengan para demonstran dekat perbatasan jalur Gaza.
Baca: Wanita Ini Disebut Sosok Sniper Israel yang Tembak Mati Razan Najjar Relawan Medis Palestina
Kematiannya membawa duka mendalam bagi warga Palestina.Pasalnya mereka kehilangan sosok yang dijuluki sebagai 'Angel of Mercy'.
Diberitakan kantor berita Palestine al-Yawn Razan Asharaf al-Najjar sedang menangani poara demonstran yang terluka di timur Khan Yunis, 25 km selatan Kota Gaza.
Razan al-Najjar tengayh membalut luka seorang pria yang terluka akibat tabung gas air mata.
Baca: Razan Sempat Beli Baju Baru Buat Saudara-saudaranya Rayakan Idul Fitri Sebelum Tewas Ditembak
Razan al-Najjar berada kurang dari 100 meter dari pagar pembatasa perbatasan.
Kala itulah, peluru dari militer Israel merobohkan perempuan berusia 21 tahun itu.
Sniper Israel tak Pernah Salah Sasaran
Melansir Intisari dari Middleeasteye, ibunda Najjar, Sabreen mengungkap fakta baru mengenai kematian putrinya.
"Mereka (pasukan Israel) tahun Najjar. Mereka tahu dia adalah paramedis yang bertugas sejak 30 Maret,"
"Peluru itu bukan peluru acak. Israel memang menargetkan Najjar dan itu peluru ledak langsung ditembak ke dadanya, itu ulah para penembak jitu Israel," ujar Sabreen.
Sabreen membawa jas medis putrinya, Razzan al Najjar, yang penuh bercak darah.
Terungkap pula bahwa sebelumnya, Najjar mungkin telah membuat geram para pasukan Israel.
Dua minggu sebelum kematian Najjar, seorang petugas medis bernama Mousa Abu Hassanein juga ditembak mati oleh militer Israel.
Namun Najjar bukan tipe orang yang hanya diam, dia justru melakukan wawancara yang dipublikasikan ke media sosial.
Ini salah satu sikap yang menarik perhatian Israel pada dirinya.
Baca: Penguasa Bengis Israel Pembantai Rakyat Palestina Ini 8 Tahun Tersiksa dalam Kondisi Sekarat
Dalam wawancara tersebut, Najjar berkata, "Kami menyaksikan banyak serangan oleh pasukan Israel, termasuk paramedis dan wartawan yang menjadi sasaran. Padahal seharusnya mereka dilindungi,"