Prabowo & Jenderal Purn TNI Jebolan Kopassus ini Akhirnya Turun Tangan soal Papua, Bukan Orang Biasa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ia juga menyampaikan, kalau dirinya dulu pernah hampir mati untuk mempertahankan masa depan bangsa Indonesia.

Mantan Kepala BIN Jenderal (Purn) AM Hendropriyono seusai bertemu Ketua DPR Bambang Soesatyo di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). (Tribunnews)

Oleh itu, ia meminta agar perjuangan menyelamatkan negara ini tidak terputus.

"Dan saya sekali lagi berharap tolonglah lanjutkan estafet ini, saya ini ada satu tanda (logo) pernah luka-luka di pertempuran hampir mati untuk sekarang kamu hidup, tolong lanjutkan supaya kalian ini membawa estafet ke bangsa seluruh," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang beredar, pertemuan Hendropriyono-Prabowo akan berlangsung di kawasan Senayan, Jakarta Selatan pada pukul 19.00 WIB.

Diketahui, Hendropriyono memiliki karier cemerlang di TNI.

Ia merupakan prajurit jebolan Kopassus.

Bahannya sama-sama Terbuat dari Ikan, Ternyata Ini Perbedaan Pempek Jambi, Bangka, dan Palembang

Karier militernya diawali sebagai Komandan Peleton dengan pangkat Letnan Dua Infanteri di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.

Ia kemudian menjadi Komandan Detasemen Tempur Para-Komando, Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jakarta Raya/Kodam Jaya (1986).

Hendropriyono kini dikenal sebagai tokoh intelijen di Tanah Air.

Sementara Prabowo Subianto juga punya pengalaman banyak di tanah Papua.

Prabowo merupakan salah satu prajurit jebolan Kopassus yang pernah memimpin operasi militer di Papua.

Operasi militer itu merupakan pembebasan sandera dari tangan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma, Papua.

Video Putri Bungsu Sri Sultan Hamengku Buwono Naik Becak Viral, Reaksi GKR Bendara: Aku Terciduk

Pada 9 Mei 1996, Kopassus yang dipimpin Prabowo menggelar operasi menyelamatkan 11 sandera Tim Ekspedisi Lorentz 1995.

Selama 130 hari sejak 8 Januari 1996, mereka disandera kelompok OPM.

Aksi penyanderaan itu menjadi alasan OPM untuk menuntut kemerdekaan dari Indonesia.

Halaman
1234

Berita Terkini