BANGKAPOS.COM - Konflik antara buaya dan manusia hampir terjadi di seluruh dunia. Namun beberapa orang secara berani melawan hewan ganas itu.
Seorang remaja di Bihar telah menjadi pembicaraan setelah bertaruh nyawanya melawan seekor buaya yang mencengkeram adiknya.
Berkat perlawanan sang remaja ini, adiknya selamat dari rahang kematian meski dalam kondisi luka parah.
Peristiwa itu terjadi di Blok Yogapatti, Kecamatan Champaran Barat, sekitar 200 km barat laut Patna, pada Selasa (2/9/2020) malam.
Saat itu kedua bersaudara memandikan kerbau mereka di sungai setempat.
Sementara adik laki-laki Niraj Kumar masuk ke dalam air, kakak laki-laki Dheeraj Kumar sedang duduk di tepi sungai.
Tiba-tiba, seekor buaya besar mengigit paha Niraj dan korban menjerit.
Mendengar jeritan adiknya, tanpa ragu-ragu Dheeraj melompat ke sungai dan bertarung dengan buaya selama 15 menit untuk menyelamatkan adiknya yang sudah putus asa.
Saksi mata mengatakan buaya itu menyerang Dheeraj beberapa kali dengan ekornya.
• Buruan Daftar Lowongan Kerja Kemenko Perekonomian Gaji Rp 5 Juta Per Bulan
• Selain Mulan; Banyak Film Bagus Lainnya di Disney+ Hotstar, Cara Aktivasi dan Tarif di Telkomsel
• Kesaktian Kik Usman, Pawang Buaya Belitung, Nama Disebut Korban Langsung Muncul ke Permukaan
Namun Dheeraj terus melawan reptil itu dan akhirnya bisa membebaskan saudaranya yang menderita luka serius.
Niraj dilarikan ke puskesmas setempat sebelum dipindahkan ke rumah sakit pemerintah untuk perawatan yang lebih baik.
Dokter mengatakan buaya merobek potongan besar daging dari paha Niraj dan menyebabkan luka parah tetapi kondisinya sudah stabil setelah melewati masa kritis.
Aksi Dukun Belitung Cari Jasad Korban Serangan Buaya
Konflik antara manusia dan hewan predator ganas, buaya di Bangka Belitung kerap memakan korban.
Dari beberapa kejadian manusia diterkam buaya, hanya sedikit yang selamat. Kebanyakan berakhir tragis, mematikan.
Dibalik kejadian ini, untuk mencari korban diterkam buaya pun tak sembarangan. Melibatkan tim, bahkan dukun kampung atau pawang buaya setempat.
Bila melibatkan pawang buaya atau dukun, tentunya ada ritual khusus yang dilakukan.
Dan ritual yang dilakukan oleh setiap dukun ataupun pawang pun berbeda-beda. Tergantung dengan kemampuannya masing-masing.
• Mulan Diprediksi Merajai Box Office Tayang Perdana di DisneyPlus, Segini Harga Paketnya di Telkomsel
• Buruan Daftar Lowongan Kerja Kemenko Perekonomian Gaji Rp 5 Juta Per Bulan
Kik Usman, Dukun Air di Sungai Manggar memiliki kemampuan khusus untuk mencari korban yang dimakan buaya.
Ritual yang dilakukan Kik Usman pun berbeda dengan dukung lainnya.
Ini terjadi ketika seorang warga bernama Saad yang hilang diterkam buaya saat mencari timah di Sungai Manggar beberapa waktu lalu.
Untuk mencari korban Saad, Ki Usman yang dikenal sebagai Dukun Aik (Dukun Air--red) pun dilibatkan.
Ritual yang dilakukannya pun sesuai dengan kemampuannya dan sesuai dengan adat kampung.
Kik Usman, warga Dusun Langkang, Desa Lintang, yang sudah 13 tahun dipercayakan menjadi tetua adat air atau lebih dikenal masyarat Belitung dengan sebutan istilah dukun air.
Dia berkisah, awalnya dia mengetahui kekajadian karena ada pihak keluarga korban yang menghubunginya.
Tetapi karena berbeda wilayah tetua adat dia menghormati tetua adat kampung setempat.
Dan baru dapat membantu setelah ada permintaan bantuan dari tetua adat kampung baru lah dia berani
"Warga Jadi saya mau kerjakan kalau sudah ada istilahnya betare (izin) kemarin ada tiga dukun kampung (tetua adat) meminta bantu ya saya datang. Saya dukun aik, Desa Lintang jadi saya minta bantuan juga dengan dukun kampung (tua adat) setempat," ujar Kik Usman ditemui usai proses evakuasi jenazah korban. Senin (10/8/2020).
Dia mengaku semalam pun sebenarnya dia sudah mengusulkan agar menggunakan ritual adat karena di Belitung ada adat istiadatnya.
"Semalam saya sudah bilang juga pakai lah suku adat (ritual adat). Kalau di Belitung ini memang adatnya seperti itu," ujarnya.
Ritual adat yang dilakukan oleh tetua adat mengaharuskan pencarian oleh tim SAR gabungan untuk istirahat sejebak dan naik ke darat, dan kemudian barulah dimulai ritual adat.
"Mungkin secara istilah semalam penunggu itu sudah datang sama kami, disampaikannya kalau saya tidak datang dia tidak mau kasih. Tadi saya minta lepas, ya dilepas," ujarnya.
Kik Usman menyampaikan ritual suku adat sempat direncanakan dilakukan malam hari namun karena belum ada orang yang memintanya dirinya pun tidak berani melangkahi.
"Jadi saya mau kerjakan kalau sudah ada istilahnya betare (izin) kemarin ada tiga dukun (tetua adat) minta bantu jadi saya baru bisa bantu," ujarnya.
Sebelumnya Kik usman juga sudah pernah ritual adat saat kejadian orang tertimpa tanah 10 hari di kecamatan Gantung tidak ditemukan, setelah dilakukan ritual adat, selang tak lama jenazah tersebut ditemukan utuh.
Proses Ritual Adat
Minggu (9/8/2020), Saad diterkam buaya, saat ia sedang mencuci pasir timah di Sungai Manggar. Saat itu ia hilang karena diseret ke dalam air.
(*)