3. Mengatur porsi makan gizi seimbang
Untuk mendapatkan gizi seimbang yang juga mengenyangkan, bagi piring jadi enam bagian, dua bagian untuk karbohidrat, satu bagian untuk sumber protein seperti daging, ikan, ayam, tempe, dan lainnya.
Selanjutnya, dua bagian untuk sayur-sayuran dan satu bagian untuk buah-buahan.
“Dengan cara ini kita akan mendapatkan satu porsi makanan dengan gizi seimbang dan mengenyangkan,” ujar dokter umum asal Batam ini.
4. Hindari menu sahur dengan glikemik indeks tinggi
Idealnya saat sahur menghindari makanan dengan glikemik indeks atau kadar gula yang terlalu tinggi, sehingga saat berpuasa nanti penurunan kadar gulanya tidak naik ataupun menurun secara tiba-tiba.
“Dengan mengonsumsi makanan sahur yang glikemik indeksnya lebih rendah, gula darah saat berpuasa akan lebih stabil dan bahkan dapat beraktivitas fisik secara maksimal selama berpuasa,” ujar dr. Dion.
Baca juga: Batas Waktu Sahur, Bolehkah Makan Minum Saat Azan Subuh Berkumandang?
Sebagai catatan, makanan dengan glikemik indeks tinggi seperti nasi putih, bisa diseimbangkan dengan menggabungkan makanan yang kadar glikemik indeksnya lebih rendah seperti daging dan sayuran.
5. Jangan mager!
Meski tubuh terasa tak terlalu berenergi seperti biasanya, bukan alasan untuk malas gerak atau mager.
Apalagi, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, kita justru harus lebih memerhatikan aktivitas fisik.
Luangkan waktu setiap hari untuk beraktivitas fisik, meski itu sekedar keliling berjalan kaki di dalam rumah.
Dokter Dion juga menyarankan, untuk berolahraga 30 menit sebelum berbuka puasa atau 2-3 jam setelah berbuka dengan makanan berat, untuk memastikan makanan telah dicerna dengan baik.
Tapi Dion menekankan, tidak perlu melakukan olahraga yang berat. Turunkan intensitas, durasi, dan frekuensi berolahraga selama bulan puasa. Sesuaikan olahraga dengan kemampuan tubuh.
Makanan dan minuman