Sebab, kontrol terakhir ada di Pangkalan Data Dikti.
Hanya yang jadi masalah, lanjut dia, pada saat wisuda, banyak orang yang datang dari mana-mana, sehingga sulit dikontrol.
"Pada saat-saat seperti ini, para gadungan penyusup bisa saja muncul. Karena itu kami imbau agar orangtua yang anaknya kuliah, di mana saja, harus selalu mengecek status keaktifan mereka di pangkalan data PT di http://pddikti.kemdikbud.go.id," imbuhnya.
Tak hanya satu mahasiswa, namun ada dua mahasiswa yang melakukan hal serupa.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ketua Pelaksana Wisuda 2023 di UNIKA St. Paulus Ruteng, Chrispinus Hermanto Jebarus, setidaknya dua mahasiswa ini mengalami kasus yang hampir sama.
Pada kasus yang pertama, mahasiswa sebut saja namanya A, diketahui tidak pernah terdaftar di kampus dan tidak kuliah namun mengundang orang tuanya untuk ikut wisudanya hingga menyelenggarakan acara resepsi wisuda.
Kasus yang kedua, mahasiswa sebut saja namanya B, kuliahnya hanya 2 semester, setelah itu putus kuliah, namun si B tetap kukuh mengajak orang tuanya untuk ikut wisuda.
Mirisnya, mahasiswa A yang diketahui berasal dari wilayah Manggarai Bagian utara mengajak orang tuanya hingga ke tempat wisuda.
Lalu di tempat wisuda, ia bersama orang tuanya mengikuti acara wisuda hingga selesai, meski sayangnya namanya tidak pernah dipanggil untuk maju kedepan.
Lebih memprihatinkannya lagi, sang anak (mahasiswa A) bahkan meminjam pakaian wisuda temannya lalu berpose layaknya telah berhasil menyelesaikan studinya.
Chrispinus bahkan menyebut mahasiswa A tersebut sangat baik menyusun skenario acara wisudanya yang hanya tipu daya belaka.
"Dia memang menyusun skenarionya baik sekali," ucapnya.
Adapun dalam memverifikasi kasus ini, pihaknya sebagai panitia sempat mengunjungi lokasi acara wisuda mahasiswa gadungan tersebut.
Sesampainya di sana, ia sempat bertemu dengan keluarga dari mahasiswa gadungan itu.
"Kita sempat bertemu dengan ayah dari mahasiswa itu dan ayahnya hanya diam dan tunduk saja," tuturnya.