Suwardi mengakui kesalahannya dalam menangani situasi tersebut dan menyatakan permintaan maaf.
"Saya merasa berdosa dan sangat bersalah karena tidak membantu orang malam ini. Saya atas nama pribadi siap salah. Yang salah bukan pihak rumah sakit, saya sendiri yang salah. Mungkin penyampaian saya tidak benar kepada pihak keluarga," tukasnya.
"Kalau seandainya saya dipecat, saya pasrah," terangnya, Senin (15/7/2024), dikutip dari Tribun Pontianak, Kamis (18/7/2024).
Dalam video yang viral, terlihat keluarga jenazah menangis penuh emosi di pinggiran jalan.
Diterangkan pria tersebut, ia bersama jenazah dan keluarga diturunkan di SPBU.
Lantaran mereka tidak mampu memberi uang bensin tambahan kepada sopir ambulans.
Keluarga diminta sopir ambulans untuk memberi uang bensin saat dalam perjalanan.
Padahal keluarga sudah membayar secara resmi di kasir RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang.
"Kata supirnya, 'Bang minta duit Rp500 ribu untuk beli minyak'."
"Aku bilang aku enggak punya duit, udah kami bayar di kasir."
"'Oh, enggak bisa gitu, itu urusan saya dengan kasir', enggak ada urusan katanya," papar pria tersebut.
Sementara untuk kronologi dipaparkan bahwa mobil ambulans tersebut digunakan untuk membawa jenazah warga yang baru saja meninggal usai melahirkan.
Mobil ambulans tersebut rencananya akan digunakan untuk membawa jenazah ke Nanga Mau.
Sebelumnya, pihak keluarga dimintai Rp1,65 juta oleh sopir ambulans.
Setelah dikomunikasikan oleh anggota dewan Sintang dengan pihak RSUD, akhirnya penyerahan sesuai harga resmi sebesar Rp690 ribu di kasir oleh anggota Komisi A DPRD Sintang, Santosa.