Perang Israel dan Iran

Baru Sehari Gencatan Senjata, Netanyahu Sudah Kembali Ancam Gempur Iran: Perang Belum Berakhir

Editor: fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GENCATAN SENJATA - Tangkapan layar YouTube IsraeliPM yang diambil pada Minggu (22/6/2025).Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran pada hari Selasa (24/6/2025). Namun ia kembali mengancam akan menggempur Iran jika masih melanjutkan program nuklirnya.

Di sisi lain, Gedung Putih mengecam penilaian intelijen yang "bocor" bahwa serangan AS ke Iran gagal menghancurkan situs nuklir Iran yang mereka lakukan pada akhir pekan lalu. Gedung Putih menolak analisa tersebut sebagai hal yang "salah" tetapi tampaknya mengakui keasliannya.

Badan Intelijen Pertahanan Pentagon seperti dilaporkan CNN menemukan bahwa serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran mungkin hanya menunda program tersebut selama beberapa bulan.

"Penilaian yang dituduhkan ini sama sekali salah dan diklasifikasikan sebagai 'sangat rahasia' tetapi tetap saja dibocorkan ke CNN oleh seorang pecundang anonim tingkat rendah di komunitas intelijen," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan resminya.

“Semua orang tahu apa yang terjadi ketika Anda menjatuhkan empat belas bom seberat 30.000 pon dengan sempurna ke sasarannya: pemusnahan total,” kata dia.

Dalam komentar di Air Force One, Presiden AS Donald Trump menyerang apa yang ia gambarkan sebagai “berita palsu”, dengan menambahkan: “Mereka mengenai sasaran dengan sempurna, memusnahkannya. Dan pers sangat tidak sopan.”

Mengutip Reuters, serangan udara AS ke 3 situs nuklir Iran Sabtu lalu dinilai gagal menghancurkan kemampuan nuklir Iran. 

Berdasarkan penilaian awal intelijen AS, serangan udara tersebut hanya menunda program nuklir Iran tersebut dalam beberapa bulan.

Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengonfirmasi bahwa AS dan Iran telah memulai diskusi awal terkait program nuklir Teheran. 

Meja perundingan ini kembali digelar setelah serangkaian serangan AS dan Israel terhadap fasilitas pengayaan nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.

Donald Trump disebut sebagai inisiator gencatan senjata yang memaksa Israel menyetop agresi militer mereka.

“Percakapan itu menjanjikan. Kami berharap,” ujar Witkoff kepada Times of Israel, Rabu (25/6/2025). Ia menambahkan, “Sekarang saatnya untuk duduk bersama Iran dan mencapai kesepakatan damai yang komprehensif.”

AS sendiri mengklaim serangan mereka terhadap Iran berhasil menurunkan kapasitas Teheran dalam memproduksi senjata nuklir. 

Utusan sementara AS untuk PBB, Dorothy Shea, menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan ini, sesuai Piagam PBB, bertujuan mengurangi ancaman Iran terhadap Israel, kawasan, serta perdamaian dan keamanan internasional.

Klaim ini senada dengan pernyataan Trump yang menyebut serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran benar-benar menghancurkan total.

Namun, penilaian awal Badan Intelijen Pertahanan AS justru bertolak belakang dengan pernyataan Trump. Laporan intelijen utama Pentagon ini menyebut serangan terhadap fasilitas nuklir Iran hanya menunda program Teheran selama beberapa bulan.

Halaman
1234

Berita Terkini