Sumber internal bahkan memperkirakan Iran bisa memulai kembali program nuklirnya paling cepat dalam 1-2 bulan ke depan.
Penilaian ini membantah klaim para pejabat tinggi AS yang menyebut serangan kombinasi bom penghancur bunker dan senjata konvensional pada akhir pekan lalu telah melenyapkan program nuklir Iran.
Iran Mengancam Balas Dendam Jika Gencatan Senjata Dilanggar
Setelah 12 hari perang sengit, Iran dan Israel akhirnya sepakat gencatan senjata.
Meski Amerika Serikat mengklaim sukses mendudukkan Teheran di meja perundingan, Iran menegaskan tak akan ragu merespons telak jika AS dan Israel berani melanggar kesepakatan damai ini.
Ancaman serius ini mencuat di tengah ketidakpastian masa depan nuklir Teheran.
Di tengah perundingan ini, Iran tak tinggal diam. Juru bicara Markas Besar Khatam al-Anbiya, Kolonel Ebrahim Zolfaghari, menegaskan bahwa Iran akan memberikan respons telak kepada Amerika Serikat dan rezim kriminal Israel jika gencatan senjata dilanggar.
Ia memperingatkan agar AS dan rezim Zionis belajar dari "pukulan" yang telah diberikan angkatan bersenjata Iran terhadap wilayah pendudukan dan pangkalan AS Al-Udeid di Doha, Qatar.
Zolfaghari juga menuding rezim Israel menyebarkan kebohongan besar dan telah melanggar wilayah udara Iran dengan drone-drone mereka, bahkan menyerang beberapa wilayah Iran sejak pagi.
Ia menegaskan, angkatan bersenjata Iran siap menghadapi segala bentuk agresi musuh dengan pengetahuan yang menyeluruh.
Sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menyatakan pasukannya akan tetap “menjaga jari di pelatuk” setelah gencatan senjata, untuk merespons setiap pelanggaran.
IRGC juga menegaskan telah menggempur target militer Israel dengan rudal sebagai balasan atas serangan sebelumnya, memberikan “pelajaran historis” menjelang gencatan senjata.
Presiden Pezeshkian Puji Persatuan Rakyat Iran
Di sisi lain, Presiden Masoud Pezeshkian memuji rakyat Iran atas persatuan dan perlawanan mereka di tengah tekanan Israel yang didukung AS. Ia menyatakan kebanggaan atas kemenangan rakyat Iran terhadap rezim Zionis.
Dalam pesannya, Pezeshkian menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kohesi nasional yang terbentuk selama perjuangan 12 hari yang berujung pada gencatan senjata.