Seorang warga setempat, Mulyadi mengatakan aksi unjuk rasa yang dilakukan karena puluhan sumur warga tercemar diduga berasal dari air kolam tambak udang.
Air sumur yang dulunya tawar kini terasa asin seperti air laut.
Pencemaran air ini diduga telah terjadi satu tahun terakhir sejak keberadaan perusahan tambak udang.
“Warga sudah kesal dengan perusahaan tambak ini. Puluhan sumur warga tercemar. Sekarang air sumur kami terasa asin seperti air laut,” katanya, Sabtu (5/7/2025).
Menurutnya mediasi dengan perusahaan telah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Selatan maupun Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Namun sampai saat ini belum ada solusi yang diberikan oleh beberapa pihak terkait.
Perusahaan telah memenuhi kebutuhan air warga dengan menyalurkan air kolam perusahaan ke rumah-rumah warga.
Sayangnya, kolam tersebut kering dan air berubah menjadi kotor. Dampaknya kebutuhan air bersih bagi warga di dusun tersebut tetap kurang. Apalagi saat ini tengah memasuki musim panas, kebutuhan air bersih masyarakat terus meningkat.
Guna memenuhi kebutuhan air bersih, warga terdampak menumpang sumber air warga lainnya yang tidak tercemar.
“Kemana lagi kita harus mencari air bersih. Kami minta perusahaan bertanggung jawab atas pencemaran yang kami alami,” ujar Mulyadi.
Dari pemeriksaan tiga sampel sumur warga oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat kandungan garam di dalam air.
Bahkan salinitas mencapai 2.000 hingga 4.000 gram. Oleh karena itu, warga minta ketegasan dari pemerintah ihwal nasib air bersih warga
“Karena air bersih ini adalah kebutuh pokok kita semua,” ucapnya.
Bangkapos.com tengah berupaya melakukan konfirmasi dengan sejumlah pihak terkait mengenai permasalahan ini.
(Bangkapos.com/Cepi Marlianto)