Bangka Pos Hari Ini
Waspada! Pemuda Misterius Imingi Bocah SD di Pangkalpinang dengan Uang Rp200 Ribu
Putranya itupun ditemukan setelah seorang pedagang es di lokasi tersebut melihat dan menahannya di sana. Agus tak bisa membayangkan peristiwa...
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Cemas seketika berganti emosi saat pria 48 tahun itu mendapati pemuda yang diduga hendak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anaknya yang baru berusia 10 tahun. Apalagi pemuda berambut pirang itu tidak sedikit menunjukkan perasaan bersalah meski sudah mengajak sang bocah berjalan kaki sejauh kurang lebih 4,5 kilometer (Km) dari kediaman sang bocah di kawasan Kelurahan Kejaksaan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Kami sudah cemas sejak sore. Tapi begitu lihat dia (terduga pelaku-red) tidak terlihat merasa bersalah sedikit pun, saya hampir gelap mata,” ujar Agus, ayah sang bocah, saat dihubungi Bangka Pos, Selasa (2/9).
“Kalau tidak ditahan seorang bapak, pasti sudah saya pukuli orang itu,” lanjutnya.
Agus mengenang peristiwa yang terjadi pada Kamis (28/8) malam lalu. Setelah mencari keberadaan anak keduanya yang berumur 10 tahun sejak pukul 16.00 WIB, dia mendapati sang putra berada di kawasan Selindung, tepatnya di depan toko retail di Jalan Raya Pangkalpinang-Sungailiat, sekitar pukul 21.00 WIB.
Putranya itupun ditemukan setelah seorang pedagang es di lokasi tersebut melihat dan menahannya di sana. Agus tak bisa membayangkan peristiwa yang bisa menimpa anaknya dan seorang anak lainnya yang juga ikut dibawa, jika permintaan anak-anak tersebut dipenuhi pemuda yang membawanya.
“Mereka sempet mau nyetop angkot biar katanya cepat sampai ke Jembatan Emas. Untungnya, orang yang bawa mereka itu tidak mau. Kalau tidak, saya tidak tahu bagaimana nasib anak saya,” kata Agus.
Dia menceritakan awalnya sang putra bermain bersama seorang temannya pada Kamis (28/8) siang.
Mereka pamit hendak memancing di kawasan kolong Jembatan 12 yang tidak jauh dari kediaman mereka. Saat asyik memancing, dua anak itu didatangi seorang pemuda yang membawa pancing dan juga serok atau jaring penangkap mereka.
Pemuda tersebut kemudian mengajak duo bocah itu pergi mancing ke Jembatan Emas, kawasan Air Anyir, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka.
Duo bocah itu mengamini ajak sang pemuda.
Mereka kemudian berjalan kaki menuju Jembatan Emas.
“Jadi mereka jalan kaki dari kolong Jembatan 12 menuju Jembatan Emas. Saya baru sadar anak saya tidak pulang itu
sekitar pukul 16.00 WIB. Biasanya dia ada pulang walau pun memang anaknya aktif,” kata Agus.
Agus menyebut anaknya tidak mendapat perlakuan aneh selain berjalan kaki menuju Jembatan Emas. Mereka bahkan dibelikan makanan ringan dan minuman dalam perjalanan tersebut.
“Dia bilang om itu uangnya merah-merah semua,” lanjutnya.
Pasrah lewat Medsos
Setelah menemukan keganjilan, yaitu anaknya tak kunjung pulang, Agus berusaha mencarinya di kawasan kolong Jembatan
12. Bahkan dia sampai melakukan penelusuran ke kawasan Bukit Dealova yang kerap dimanfaatkan warga untuk berolahraga pada sore hari.
“Sampai ke hutan-hutan dekat situ saya cari mereka. Tapi sampai magrib tidak ada hasilnya dan keluarga besar juga mulai cemas dan khawatir,” kata Agus.
“Begitu juga dengan keluarga teman anak saya yang memang mereka sering main berdua. Akhirnya keluarga teman anak saya itu membantu menyebarkan informasi lewat medsos. Saya dan istri juga sama,” ujarnya.
Kabar bahagia datang sekitar pukul 21.00 WIB.
Agus dihubungi seseorang yang katanya penjual es di kawasan Selindung. Pengirim kabar itu juga menyertakan foto sang anak yang dicarinya.
“Langsung saya ke lokasi. Dan benar, anak saya ketemu,” kata Agus.
“Saya tidak tahu maksud dari orang itu bawa anak saya. Tapi saya sempat bilang ke dia, kalau anak saya kenapa-kenapa, saya cari kamu,” tegasnya.
Cucu kesayangan
Serupa disampaikan Rita Sonya (58), nenek dari teman anak Agus yang mengalami kejadian yang sama.
Kata Sonya, cucu laki-laki yang duduk di kelas 1 SD itu pamit dari rumah hendak memancing di Jembatan 12. Seingatnya, sang cucu pamit sekitar pukul 14.00 WIB.
Sonya memang mengasuh cucunya sehari-hari karena kedua orang tua sang cucu sibuk. Ibu cucunya itu tengah mengurus bayi, sementara sang ayah bekerja di salah satu kantor pemerintahan provinsi.
Menurut Sonya, cucunya sudah terbiasa memancing di sungai dekat Jembatan 12, yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari rumah atau sekitar lima menit berjalan kaki. Biasanya, ia ditemani seorang teman tetangga yang duduk di kelas 5 SD.
Sonya mulai gelisah ketika sekitar pukul 17.00 WIB cucunya belum pulang. Biasanya, pada waktu jam segitu, cucunya itu sudah pulang untuk makan dan mandi.
Ia pun mencoba mencari sendiri ke sekitar kampus Pertiba dan jalur yang biasa dilewati cucunya, tetapi hasilnya nihil. Pada pukul 17.30 WIB, ia akhirnya menelpon orang tua sang anak dan mengabarkan bahwa cucunya belum kembali.
Keluarga besar dan warga sekitar apalagi orang tua dari anak tetangga sampai mengabarkan seluruh orang yang ia kenal untuk mencari anak mereka. Semua warga hingga RT ikut turun tangan melakukan pencarian. Anak tetangga yang biasanya ikut memancing bersama cucunya juga mulai panik, mereka ikut menyusuri daerah Sungai Pintu Air hingga ke sekitar Jembatan 12 dan Taman Dealova, namun tetap saja tidak ditemukan.
Menjelang pukul 19.00 WIB, suasana rumah berubah tegang. Keluarga mulai berdatangan, suasana panik bercampur tangis memenuhi rumah. Namun saat itu mereka belum melapor ke pihak kepolisian.
Sebagai gantinya, keluarga memutuskan menyebarkan informasi anak hilang ke media sosial dengan harapan ada warga yang melihat.
Sekitar pukul 19.30 WIB, postingan itu menyebar luas, bahkan ada anggota keluarga yang mencoba meminta bantuan orang pintar untuk mencari petunjuk keberadaan sang bocah.
Usaha itu akhirnya membuahkan hasil. Pada pukul 21.40 WIB, seorang pria yang mengaku bekerja di Polda Babel menghubungi keluar ga setelah melihat unggahan tersebut. Ia melaporkan bahwa ada anak-anak dengan ciri yang sama sedang bersama seorang pemuda di kawasan Selindung Baru, Kecamatan Gabek, tepatnya di depan TJ Mart.
Keluarga pun langsung bergegas menggunakan motor menuju lokasi.
“Rasanya campur aduk, lega karena ketemu, tapi juga khawatir karena dia sudah jalan jauh sekali sama orang yang tidak dikenal,” tutur Sonya dengan wajah yang masih menyimpan cemas.
Dijanjikan Rp200 ribu Sesampainya di rumah, cucu Sonya langsung diberi teh hangat dan makanan, meskipun bocah itu mengaku sudah kenyang. Tidak ada tanda-tanda luka atau hal aneh pada tubuhnya, hanya terlihat sangat kelelahan setelah berjalan jauh.
Sonya menyebut, cucunya bercerita kalau mereka diajak seorang pemuda untuk pindah memancing ke Jembatan Emas.
“Alasannya ikannya lebih banyak dan menawari uang Rp200 ribu,” kata Sonya saat ditemui Bangka Pos pada Minggu (31/8).
Anak-anak yang polos itu langsung mengiyakan meski tak tahu di mana letak Jembatan Emas.
“Dia bilang abangnya baik, nggak macam-macam, tapi memang memaksa untuk jalan jauh,” kata Sonya.
Setelah Magrib, dua bocah itu mulai merasa lelah dan ingin pulang, tetapi pemuda itu terus membujuk dengan janji uang.
Hingga akhirnya, mereka terlihat oleh seorang bapak yang mengenali wajah bocah itu dari unggahan media sosial.
Malam itu juga keluarga membawa pulang bocah itu tanpa mempedulikan lagi pemuda yang menemaninya.
Sonya menegaskan bahwa ia tidak ingin memperpanjang masalah.
“Yang penting anak saya sudah kembali, selamat. Saya tidak mau memikirkan soal pemuda itu lagi,” ujarnya. (x1/mun)
Unggul di 7 Kecamatan, Paslon Udin-Dessy Menang Telak di Pilwako Pangkalpinang Ulang 2025 |
![]() |
---|
Jam Tangan Rp11,7 M Milik Ahmad Sahroni Dikembalikan, Ibu Pelaku: Bukan Hak Kita |
![]() |
---|
Korban Berdarah, Video Bullying Siswi SMP di Beltim Jadi Sorotan Polisi dan Disdik |
![]() |
---|
Jasad Tak Utuh Mengenakan Celana Training SSA Tegal Mengapung di Pantai Batu Beriga |
![]() |
---|
Didemo Mahasiswa, DPRD Babel Setuju Pangkas Anggaran Dinas Luar dan Tunjangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.