Berita Bangka Barat

DP3AP2KB Babar Gelar Rembuk Stunting, Dorong Gerakan Orang Tua Asuh untuk Tekan Angka Stunting

Kami sangat berharap partisipasi semua pihak untuk membantu program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting melalui Gerakan Orang ...

Bangkapos.com/Riki Pratama
REMBUK STUNTING-- DP3AP2KB Bangka Barat menggelar kegiatan Rembuk Stunting tingkat kabupaten di Ruang OR II Setda Bangka Barat, Rabu (17/9/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Bangka Barat menggelar kegiatan Rembuk Stunting tingkat kabupaten di Ruang OR II Setda Bangka Barat, Rabu (17/9/2025).

Kegiatan tersebut mengusung tema “Optimalkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting sebagai Upaya Menurunkan Prevalensi Stunting di Bangka Barat.”

Wakil Bupati Bangka Barat, Yus Derahman, secara resmi membuka kegiatan tersebut didampingi Kepala DP3AP2KB Bangka Barat, Sarbudiono, serta perwakilan instansi terkait lainnya.

Dalam sambutannya, Yus menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam mendukung program pemerintah untuk percepatan penurunan stunting di daerah.

“Kami sangat berharap partisipasi semua pihak untuk membantu program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting melalui Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting)," ujar Yus.

Dengan gerakan ini, lanjut Yus, dapat membantu mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Bangka Barat, khususnya dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, serta keluarga dengan anak usia 0 sampai 23 bulan.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Barat, sudah ada di level 3 se Provinsi Babel.

Berada pada angka 19,6 persen, ada peningkatan status gizi jika dibandingkan dari SKI tahun 2023 sebesar 20,6 persen.

Meski demikian, data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Februari 2025 masih mencatat adanya beberapa desa dengan prevalensi stunting di atas rata-rata nasional, seperti Desa Ibul 23,3 persen, Desa Berang 20,4 persen, Desa Peradong 21,7 persen, dan Desa Simpang Tiga 23,6 persen.

Namun, secara umum, menurut data Kementerian Kesehatan, tren prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Barat menunjukkan perbaikan signifikan sejak 2018 hingga Februari 2025, di mana angka stunting sudah berada di bawah 14 persen dengan capaian 7,6 persen.

“Melalui rembuk stunting tingkat kabupaten tahun 2025 ini, kami berharap hasil yang diperoleh bisa menjadi acuan kebijakan bagi instansi terkait dalam intervensi stunting," kata Yus.

Selain itu, Yus meminta, dengan adanya rembuk stunting dapat memotivasi kita semua untuk terus berusaha dan pantang menyerah dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bangka Barat.

Kepala DP3AP2KB Bangka Barat, Sarbudiono, mengatakan Pemerintah Daerah bersama stakeholder terkait terus berupaya menurunkan angka stunting di Bangka Barat.

“Kita berkolaborasi dengan berbagai pihak agar angka stunting terus menurun. Saat ini sudah terlihat adanya penurunan. Sehingga posisi Bangka Barat yang sebelumnya tertinggi di provinsi kini turun ke peringkat ketiga,” jelasnya.

Menurutnya, melalui program Gerakan Orang Tua Asuh, pemerintah ingin memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya dukungan keluarga dalam pencegahan stunting.

Halaman
12
Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved