Berita Sungailiat
Dokter Spesialis Paru Sebut Dampak Bahaya Rokok Banyak Terasa di Usia 50 Tahun ke Atas
Pasien-pasien penderita kanker paru tersebut terdiri dari para perokok dari rentang usia 20-50 tahun
Penulis: Arya Bima Mahendra | Editor: Ardhina Trisila Sakti
BANGKAPOS.COM, BANGKA — Dokter spesialis paru RSUD Depati Bahrin Sungailiat, dr Melfia Navratilova menegaskan tentang bahayanya merokok bagi kesehatan paru-paru.
Hal itu dia sampaikan pada momentum peringatan World Lung Day atau Hari Paru Sedunia, Kamis (25/9/2025) saat menggelar acara bakti donor darah dan sosialisasi bahaya rokok di Halaman Apotik Kondang Jaya, Desa Karya Makmur, Kecamatan Pemali.
Kata dia di Kabupaten Bangka, jumlah pasien terinfeksi penyakit kanker paru akibat dampak rokok konvensional terus meningkat.
Meskipun tidak menyebut angka pasti penderita kanker paru akibat merokok, dr Melfia mengatakan bahwa pasien-pasien penderita kanker paru tersebut terdiri dari para perokok dari rentang usia 20-50 tahun.
“Semakin ke sini semakin banyak, usia 23 tahun ada, 40 tahun ada, dan di atas 50 tahun sangat banyak,” ucapnya.
Dia menjelaskan, pasien dampak asap rokok didominasi usia 50 tahun ke atas karena efeknya yang panjang serta butuh waktu lama hingga kemudian baru terasa.
“Karena efek asap rokok ini tidak dalam waktu singkat, dia butuh waktu lama, semakin lama semakin terjadi kerusakan parah dan salah satu muncul adalah penyakit kanker paru,” jelasnya.
Tak hanya rokok konvensional, rokok elektik seperti vape dan sejenisnya juga dianggap sama bahayanya atau bahkan bisa lebih membahayakan karena dinilai dapat membuat paru-paru menjadi lembek atau membuat radang paru-paru.
“Pengaruh asap rokok lainnya adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau biasa dikenal masyarakat kita di sini dengan sebutan Mengi. Kasus yang sampai menyebabkan kematian pun ada,” ujarnya.
Oleh karena itu, pada momentum Hari Paru Sedunia yang diperingati setiap tanggap 25 September ini, pihaknya menjadikan ini sebagai momentum sosialisasi tentang bahaya merokok bagi kesehatan, baik kepada perokok aktif hingga pasif.
“Kita berupaya membantu masyarakat bisa menyadari bahaya merokok dan hidup tanpa asap rokok,” imbuhnya.
(Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra)
Permenpora Nomor 14 Tahun 2024 Resmi Dicabut, Ketua KONI Bangka Belitung Berterima Kasih |
![]() |
---|
Hari Paru Sedunia, PDPI dan PMI Bangka Kerja Sama Lakukan Donor Darah dan Sosialisasi Bahaya Merokok |
![]() |
---|
Curi Panel Surya dan Serang Korban hingga Lengan Robek di Mendo Barat, Empat Orang Ditangkap |
![]() |
---|
RSUD Depati Bahrin Raih Penghargaan dari BPJS Kesehatan, Implementasi Sistem Pelayanan Terintegrasi |
![]() |
---|
Pemkab Bangka Targetkan Angka Stunting Turun Jadi 14 Persen di Akhir 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.