Berita Bangka Selatan
Harga Ikan di Pasar Toboali Melambung Tinggi, Pedagang Menjerit Pembeli pun Mengeluh
Kondisi ini memukul keras ekonomi pasar tradisional, imbasnya harga ikan laut di pasar tradisional melambung tinggi dan daya beli masyarakat
Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Hendra
BANGKAPOS.COM, BANGKA – Aroma ikan segar bercampur dengan bau garam laut menyeruak di antara deretan lapak di Pasar Terminal Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Minggu (2/11/2025).
Lantai basah, ember-ember plastik berisi ikan yang mulai berkurang. Paling menonjol wajah para pedagang yang muram mencerminkan satu hal, yakni harga ikan sedang tidak bersahabat.
Sudah sebulan terakhir, pedagang di pasar ini mengeluh lantaran harga ikan segar terus melonjak tajam. Angin kencang dan gelombang besar di perairan Bangka Selatan membuat pasokan dari nelayan tersendat.
Kondisi ini memukul keras ekonomi pasar tradisional. Imbasnya, harga ikan laut di pasar tradisional melambung tinggi dan daya beli masyarakat menurun drastis.
Baca juga: 70 Anak Bangka Selatan Raih Beasiswa Junjung Besaoh, Bupati: Ini Investasi SDM Unggul
Salah satu pedagang ikan di Pasar Terminal Toboali, Pen (49) mengatakan harga ikan laut sudah mengalami kenaikan signifikan selama satu bulan terakhir. Naiknya harga ikan segar berdampak terhadap para pedagang dan konsumen.
“Sudah hampir satu bulan terakhir harga ikan terus mengalami kenaikan,” kata dia kepada Bangkapos.com.
Seperti halnya harga ikan kembung kecil sebelumnya dijual Rp30.000 per kilogram, kini naik Rp10.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.
Sementara ikan kembung besar naik Rp5.000 dari harga Rp45.000 menjadi Rp50.000 per kilogram. Selain ikan kembung, ikan tenggiri juga mengalami kenaikan cukup tajam.
Sebelumnya dijual Rp65.000, kini naik menjadi Rp70.000 per kilogram. Bahkan beberapa pedagang mengaku menjual di atas harga itu jika pasokan benar-benar tipis.
Kenaikan juga merembet ke udang yang mencapai Rp20.000 per kilogram. Khususnya udang besar kini dijual Rp90.000 per kilogram dari sebelumnya Rp70.000. Sedangkan udang kecil naik dari Rp25.000 menjadi Rp35.000 per kilogram.
“Stok ikan kini jauh berkurang. Ditambah harga jual semakin mahal,” keluh Pen.
Sepengetahuan dirinya kondisi angin kencang di perairan Bangka Selatan menyebabkan banyak nelayan tradisional memilih berhenti sementara melaut.
Ombak tinggi mengancam keselamatan perahu kecil yang biasa digunakan nelayan lokal. Keterbatasan suplai dari nelayan inilah yang akhirnya berdampak langsung ke harga di tingkat pasar. Biaya distribusi dan bahan bakar yang meningkat juga memperparah situasi.
Sementara itu menurut Evi (47) 0edagang udang yang berjualan di sisi timur pasar, kondisi ini sudah berlangsung hampir dua bulan. Ia mengaku sulit mendapatkan pasokan karena gelombang tinggi membuat kapal nelayan jarang beroperasi. Para pedagang kini hanya bisa berharap kondisi laut segera bersahabat. Mereka juga menaruh harapan agar pemerintah daerah turun tangan membantu nelayan dan pedagang kecil yang terdampak.
“Nelayan takut melaut, jadi udang sedikit. Kalau stok sedikit, kami juga susah. Pembeli mulai banyak yang ngeluh,” ucap Evi.
| 70 Anak Bangka Selatan Raih Beasiswa Junjung Besaoh, Bupati: Ini Investasi SDM Unggul |
|
|---|
| Bukan Cuma Rapat, Pejabat di Bangka Selatan Sekarang Diwajib Asuh Anak Stunting |
|
|---|
| Komplotan Pencuri Puluhan Tiang Besi Jaringan Telekomunikasi Dibongkar Polsek Payung |
|
|---|
| Pemkab Bangka Selatan Mantapkan Program Genting untuk Cegah Stunting |
|
|---|
| Putusan Belum Inkrah, Lahan Sengketa di Desa Jeriji Bangka Selatan Tetap Digarap Jadi Kebun Sawit |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.