Menanti Pahlawan Nasional dari Belitung

Dinsos PMD Yakin 12 Syarat Terpenuhi, Hanandjoeddin Berpeluang Jadi Pahlawan 2026

Dinas Sosial dan PMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung optimistis gelar Pahlawan Nasional untuk H AS Hanandjoeddin dapat terwujud ...

Bangka Pos
Bangka Pos Hari Ini, Selasa (4/11/2025). 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung optimistis gelar pahlawan nasional terhadap Haji Ahmad Sanusi Hanandjoeddin atau H AS Hanandjoeddin bakal terwujud di tahun 2026 mendatang.

Sikap itu tidak terlepas dari penilaian Dinsos PMD atas keterpenuhan 12 syarat untuk gelar Pahlawan Nasional yang sebelumnya sudah diajukan sebanyak dua kali namun belum terpenuhi.

“Kami sudah verifikasi ulang semua data mulai dari riwayat hidup, jabatan, lokasi makam, hingga bukti perjuangan beliau di masa revolusi. Tidak ada lagi yang tertinggal. Semua sudah valid,” ujar Panca Indrawan yang mewakili Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Kepahlawanan Dinsos PMD Babel, saat ditemui Bangka Pos di kantornya, Senin (3/11).

Dia menambahkan saat ini yang terpenting adalah memantau progres verifikasi di Kementerian Sosial agar berkas dari Babel tidak tertumpuk atau tertunda.

“Kita tidak bisa kirim lalu diam saja. Harus dipantau terus. Karena dari 70 calon di seluruh Indonesia, hanya sedikit yang
lolos ke tahap akhir biasanya hanya 6-7 pahlawan yang menjadi pahlawan nasional . Tapi kami yakin tahun depan Hanandjoeddin bisa diumumkan di Hari Pahlawan 10 November,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Haril M Andersen, penulis buku asal Belitung, memastikan seluruh syarat untuk pengajuan gelar pahlawan nasional bagi H AS Hanandjoeddin sudah terpenuhi. Meski sempat ditolak pada tahun 2018 dan 2022, Haril dan masyarakat Belitung akan kembali mengajukan permohonan sama pada tahun 2026 mendatang.

“Alhamdulillah semua data yang diminta Kementerian Sosial telah kami penuhi. Buku terbaru juga sudah selesai. Bulan depan akan diadakan peresmiannya, sekaligus seminar nasional untuk membahas perjuangan beliau (Hanandjoeddin-red),” ujar Haril saat dihubungi Bangka Pos, Selasa (28/10).

Haril mencerikan buku yang ditulisnya, berjudul Sang Elang, menjadi pembuka jalan perjuangan gelar pahlawan untuk Hanandjoeddin. Dalam buku itu, Haril memotret perjalanan H AS Hanandjoeddin, seorang penerbang militer asal Belitung yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari udara.

“Buku itu membuka jalan. Tahun 2017 kami mulai serius melakukan pendataan ulang, menggelar seminar nasional, lalu mengajukan usulan ke provinsi. Waktu itu disambut baik oleh Dinas Sosial Provinsi Babel dan Gubernur Rustam Effendi,” kata Haril.

Namun, ketika pengajuan pertama ke Kementerian Sosial pada 2018, usulan tersebut belum diterima. “Berbeda dengan Depati Amir yang disetujui tahun itu, pengajuan H AS Hanandjoeddin ditolak karena data primernya belum lengkap,” ujarnya. 

Menurut Haril, Kementerian Sosial meminta kelengkapan data perjuangan H AS Hanandjoeddin di Jawa Timur, serta dokumentasi terkait kiprahnya sebagai Bupati Belitung. Sejumlah arsip dan bukti sejarah yang sempat hilang itu akhirnya berhasil ditelusuri kembali.

Pengajuan Kedua 2022

Untuk melengkapi data yang dibutuhkan, Haril menulis buku kedua berjudul “Memenuhi Panggilan Rakyat: Kiprah dan Kenangan Sosok Bupati H.A.S. Hanandjoeddin”, yang resmi diluncurkan tahun 2021.

Peluncuran buku tersebut dilakukan langsung oleh Gubernur Erzaldi Rosman, sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan pengusulan H AS Hanandjoeddin menjadi pahlawan nasional.

“Buku ini menceritakan kiprah beliau saat menjabat Bupati Belitung tahun 1967–1972. Semua tergambar dalam buku ini—dari sisi pembangunan, kepemimpinan, hingga kedekatan beliau dengan masyarakat,” tutur Haril.

Penulisan buku kedua ini dimulai sejak 2018 dengan metode penelitian sejarah: pengumpulan naskah, arsip, hingga wawancara langsung dengan saksi hidup yang mengenal Hanandjoeddin secara pribadi.

Selanjutnya, tim kembali mengajukan berkas baru untuk pengajuan gelar pahlawan H AS Hanandjoeddin pada tahun 2022.

Namun pada 2023, Kementerian Sosial masih meminta tambahan data dan bukti pendukung yang menunjukkan dampak perjuangan H AS Hanandjoeddin secara nasional.

“Kementerian minta data yang lebih kuat tentang peran beliau di tingkat nasional. Tahun ini, kami sudah melengkapi semuanya. Semua data primer sudah rampung,” ujar Haril optimis.

Menurutnya, buku terbaru yang kini rampung disusun menjadi dokumen pelengkap resmi untuk pengajuan final ke pemerintah pusat.

Antusias Tinggi

Lebih lanjut, Panca Indrawan mengatakan masyarakat Babel sangat bersemangat dan menaruh harapan besar agar Hanandjoeddin, tokoh asal Belitung dan mantan perwira Angkatan Udara, diakui secara nasional atas jasa-jasanya.

“Antusias masyarakat sangat tinggi. Karena bagaimana mungkin nama Hanandjoeddin sudah diabadikan sebagai bandara internasional, tetapi beliau sendiri belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional,” ujar Panca.

Dalam proses pengusulan Hanandjoeddin, Panca menyebut Dinsos berperan melakukan verifikasi ulang semua berkas dari kajian Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD). Hasil verifikasi kemudian diteruskan ke Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

“Kami yang mengawal administrasi dan memastikan semua persyaratan sesuai ketentuan. Setelah diverifikasi, berkas akan kami serahkan ke Gubernur untuk direkomendasikan ke Kementerian Sosial. Kalau sudah lolos di Kemensos, baru akan diajukan ke Presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan,” jelas Panca.

Setelah mendapat persetujuan dari gubernur, berkas diserahkan ke Kemensos untuk diverifikasi oleh TP2GP, sebelum diteruskan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia.

“Tugas kami di provinsi lebih ke administrasi dan koordinasi. Kami memverifikasi kembali data dari TP2GD, menyesuaikan dengan syarat umum dan khusus pahlawan nasional, dan menyerahkannya kepada Gubernur untuk ditandatangani,” ungkap Panca.

“Tapi perjuangan di lapangan justru banyak dibantu para sejarawan dan pengkaji yang turun langsung mencari data. Mereka ini luar biasa, seperti Pak Haril M. Andersen dan Pak Akhmad Elvian, berjuang dengan penuh dedikasi bahkan menggunakan dana pribadi,” tambahnya. 

Menurut Panca, Gubernur Hidayat Arsani menunjukkan komitmen besar terhadap perjuangan ini.

Gubernur disebut siap memfasilitasi segala kebutuhan teknis dan administratif, bahkan membantu para peneliti sejarah yang masih mencari arsip tambahan.

“Pak Gubernur sangat antusias. Beliau bilang, jangan sampai karena soal dana, perjuangan ini berhenti. Jadi kalau ada kesulitan, beliau siap bantu. Prinsipnya, pahlawan daerah harus diperjuangkan sampai tuntas,” ungkap Panca. (x1)

Sumber: bangkapos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved