Buaya Diduga Diracun di Jerambah Gantung
Buaya Seruni Dibiarkan Pecah dan Tenggelam, Dua Bangkai Buaya Jerambah Gantung Terabaikan
Bau menyengat tercium di satu sisi aliran sungai Jerambah Gantung, Kecamatan Gabek, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Ditarik Mobil
Setelah buaya berhasil dibawa ke daratan, proses pengangkatannya juga berlangsung sulit. Tubuh buaya yang besar dan berat membuat para nelayan harus menariknya menggunakan sebuah mobil.
Mantul memperkirakan ukuran buaya tersebut mencapai panjang sekitar 4 meter lebar badan sekitar 60 cm saat buaya berada di darat, puluhan warga sekitar langsung berdatangan.
Banyak yang berfoto dan ingin melihat dari dekat karena jarang melihat buaya sebesar itu muncul di sungai dekat permukiman. Namun masalah muncul ketika warga hendak menguburkan buaya tersebut. Alat berat yang biasanya ada di lokasi ternyata telah dipindahkan, sehingga para nelayan tidak bisa menggali lubang menggunakan alat manual karena ukuran buaya terlalu besar.
Pada pukul 11.30 WIB, buaya tersebut akhirnya kembali diikat di pinggir sungai sambil menunggu alat berat datang. Dari pantauan Bangka Pos pada pukul 13.00 WIB, bangkai buaya sudah mulai mengeluarkan bau amis menyengat. Seling pancing besar masih terlihat menggantung dari mulut buaya.
Baca juga: Dua Hari Dua Bangkai Buaya di Pangkalpinang, BKSDA: Habitat Tak Rusak, Ini Kasus Lain
Ketika ditanya lebih lanjut, para nelayan menjelaskan bahwa mata pancing yang digunakan untuk menjerat buaya sudah tidak tampak. “Sepertinya mata pancing sudah masuk jauh ke dalam perut buaya. Mau buka mulutnya juga susah karena sudah kaku,” ujar salah satu nelayan.
Mantul menceritakan ini adalah kedua kali penemuan buaya dengan kasus dan penyebab yang sama pada tahun. “6 bulan yang lalu sama juga kami menemukan buaya dengan lokasi yang tidak jauh dari penemuan ini ukuran buaya juga sama, dengan seling pancing ukuran juga sama” ucap Mantul.
Mantul berharap untuk tidak menganggu habitat buaya karena mereka dan para nelayan menggantungkan hidup di sungai tersebut ditakutkan ketika bangkai buaya yang banyak maka akan mengundang buaya juga.
Diduga Racun
Hanya berselang sehari dari temuan pertama, seekor buaya sepanjang sekitar tiga meter kembali ditemukan dalam kondisi mati mengambang, Minggu (9/11) sekitar pukul 16.00 WIB. Penemuan kedua ini pertama kali dilaporkan oleh Mantul, nelayan setempat yang juga terlibat dalam evakuasi buaya sebelumnya.
“Kondisinya mirip seperti kemarin, sudah mati dan mengambang. Di mulutnya ada kail. Bedanya, kali ini pakai tali plastik kecil, bukan seling besi seperti yang pertama,” ujar Mantul kepada Bangkapos.com, Minggu (9/11).
Lokasi penemuan buaya kedua tak jauh dari titik pertama, sekitar setengah jam perjalanan perahu dari bawah Jerambah Gantung. Saat dievakuasi, tali yang melilit tubuh buaya sempat terlepas, meninggalkan umpan berupa usus ayam yang berbau menyengat dan diduga telah diberi racun.
“Umpan itu jelas diracun. Buayanya mati karena makan umpan. Ini sudah unsur kesengajaan,” tegas Mantul.
Ia menuturkan, proses evakuasi kali ini lebih mudah karena ukuran buaya lebih kecil dibanding buaya pertama yang panjangnya mencapai empat meter. Bangkai buaya kemudian diamankan ke tepi sungai sebelum dikembalikan ke perairan.
Dua temuan beruntun dalam waktu 24 jam membuat warga dan nelayan mulai resah. “Kami harap aparat bisa menyelidiki siapa yang sengaja memancing dan meracun buaya. Kalau dibiarkan, masyarakat bisa ketakutan,” ucapnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251117_Bangka-Pos-Hari-Ini.jpg)