Prabowo dan Analis Intelijen Minta Masyarakat Waspadai Pihak yang Ingin Bikin Kekacauan
Presiden Prabowo Subianto mengajak masyarakat selalu waspada terhadap pihak-pihak yang ingin menimbulkan kekacauan.
Kaki tangan di Indonesia tersebut, menurut Hendropriyono, tidak menyadari sedang diperalat.
"Dari luar. Dari luar (dalangnya). Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam (di Indonesia). Dan saya sangat yakin bahwa kaki tangannya di dalam (negeri) ini tidak ngerti bahwa dia dipakai," katanya.
Menurut Kepala BIN pertama Indonesia itu, dalang yang bermain bukanlah aktor yang mengatasnamakan negara.
Meskipun bukan atas nama negara, dalang tersebut sangat berpengaruh.
Hendropriyono bahkan menyebut sejumlah nama diantaranya taipan dunia George Soros, mantan direktur CIA George Tenet, dan taipan David Rockefeller.
"Sebetulnya non-state. Tapi pengaruhnya sangat besar kepada kebijakan dari negaranya. Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state. Non-state tapi isinya George Soros, isinya George Tenet, isinya tadi saya sampaikan David Rockefeller, Bloomberg. Baca sendirilah kaum kapitalis begitu. Itu yang usul," katanya.
Tujuan dari dalang tersebut, lanjut Hendropriyono, yakni mereka ingin menjajah Indonesia secara ekonomi.
"Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita," pungkasnya.
Media Sosial Jadi Alat Provokasi dan Propaganda
Media sosial digunakan untuk memprovokasi massa berunjuk rasa di gedung DPR RI.
Polisi mengungkap adanya tiga kanal media sosial yang digunakan untuk memprovokasi pelajar agar ikut berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025) lalu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan temuan itu berawal dari interogasi terhadap 120 pelajar yang dicegah polisi saat hendak menuju lokasi demonstrasi.
“Berdasarkan interogasi komunikasi awal rekan-rekan kami di lapangan secara humanis, diajak ngobrol baik-baik, mereka mengakui bahwa datang ke sini untuk demo karena ikut ajakan medsos,” ujar Ade Ary di Kompleks DPR, Kamis.
Menurut Ade Ary, ajakan tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Mereka memanfaatkan situasi untuk menarik pelajar agar terlibat dalam aksi unjuk rasa.
“Ini dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang ingin memanfaatkan situasi, yang ingin memanfaatkan anak-anak ini, pelajar ini, untuk ikut lakukan kegiatan,” kata Ade Ary.
Ade Ary pun mengimbau semua pihak agar tidak menyalahgunakan media sosial untuk kepentingan yang merugikan masyarakat.
Dia juga mengingatkan bahwa penyebaran ajakan yang memicu kericuhan bisa berpotensi dan berujung pada proses hukum.
Pemerintah Panggil TikTok dan Meta
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo menegaskan, fenomena disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK) di media sosial akan merusak sendi demokrasi.
Pihaknya akan memanggil sejumlah platform media sosial yang dinilai bertanggung jawab atas informasi yang beredar.
Beberapa platform media sosial yang dipanggil di antaranya TikTok dan Meta.
Meta adalah perusahaan teknologi global yang menjadi induk dari Facebook, Instagram, WhatsApp , dan berbagai produk digital lainnya.
Pemanggilan ini menyusul demo yang terjadi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang berujung ricuh karena konten provokatif di media sosial.
"Iya (akan memanggil). Saya pribadi, tadi sama Pak Dirjen juga, saya hubungi. Yang pertama, saya sudah hubungi Head TikTok Asia Pasifik, Helena. Saya minta mereka ke Jakarta, kita akan bercerita tentang fenomena ini," kata Angga Raka di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025) dikutip dari Tribun Jabar.
"Dan kita juga sudah komunikasi dengan TikTok Indonesia," ucapnya.
Demo Bermula dari DPR
Aksi demonstrasi di Jakarta dan sejumlah daerah dalam tiga hari ini bermula di DPR pada tanggal 25 dan 28 Agustus 2025.
Salah satu yang menjadi tuntutan pendemo tersebut adalah terkait tunjangan DPR.
Pada tanggal 28 Agustus 2025, aksi pengejaran peserta demonstrasi menelan korban seorang pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta, Affan Kurniawan (21).
Affan meninggal usai dilindas rantis brimob di Pejompongan, Jakarta Pusat.
Hal itu memicu kemarahan driver ojol, mahasiswa dan masyarakat. Aksi demo pun pecah dan berujung anarkis di sejumlah titik di Jakarta dan sejumlah daerah.
(Tribunnews.com/Glery Lazuardi, Taufik Ismail) (Kompas.com/Rahel Narda Chaterine, Dita Angga Rusiana)
Profil Doktor QDB Mengaku Dilecehkan Via Chat WA, Rektor UNM Prof Karta Jayadi: Tak Ada Protes |
![]() |
---|
Biodata Lengkap Ahmad Sahroni, Dicopot Setelah Gaduh Soal Ucapan Orang Tolol Sedunia |
![]() |
---|
Prabowo Minta Para Bupati Bersabar, Pusat Akan Kucurkan Dana Besar-besaran ke Daerah |
![]() |
---|
Viral Ucapan 'Orang Tolol Sedunia', NasDem Cocpot Jabatan Ahmad Sahroni digeser ke Komisi I DPR |
![]() |
---|
Kecanduan Nonton Video Panas, Ayah di Kabupaten Bangka Sudah Tiga Kali Cabuli Putrinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.