Inilah Ucapan Purbaya Yudhi Sadewa Soal Tuntutan 17+8 Berujung Didemo Mahasiswa agar Menkeu Dicopot

Ucapan Purbaya Yudhi Sadewa soal tuntutan 17+8 yang blunder itu adalah saat ia menyebut tuntutan tersebut hanya suara sebagian kecil rakyat saja.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kolaset Tribunnews/Rizki Sandi, Youtube/Liputan6
BLUNDER - Baru sehari menjabat, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sudah blunder gegara ucapannya. Ucapan Purbaya Yudhi Sadewa soal tuntutan 17+8 yang blunder itu adalah saat ia menyebut tuntutan tersebut hanya suara sebagian kecil rakyat saja. Gegara ucapan tersebut, sejumlah mahasiswa berdemo meminta agar Menkeu dicopot. 

Dikutip dari berbagai sumber, nama Yudo Sadewa sudah tidak asing di kalangan komunitas aset kripto.

Ia dikenal sebagai seorang trader muda yang memulai perjalanannya sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Strategi andalannya adalah scalping, sebuah teknik jual-beli aset dalam interval waktu yang sangat singkat untuk mengumpulkan keuntungan kecil secara konsisten.

Nama Yudo Sadewa pertama kali mencuri perhatian pada tahun 2022, saat ia masih berstatus siswa kelas 11 SMA.

Kala itu, ia membuat klaim fenomenal berhasil meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah dari investasi pada aset kripto Shiba Inu. 

Tak berhenti di kripto, Yudo juga menjajal peruntungan di berbagai instrumen investasi lain, mulai dari saham, obligasi, forex, hingga pernah menanamkan dana sebesar Rp100 juta di Binary Option, sebuah platform trading yang dikenal memiliki risiko sangat tinggi. 

Kedekatannya dengan dunia aset digital juga membuatnya sempat dikaitkan dengan Akademi Crypto, sebuah platform edukasi yang didirikan oleh influencer investasi, Timothy Ronald.

Hal ini diperkuat oleh beberapa konten yang pernah ia unggah yang kerap bertemakan trading dan investasi.

Di media sosial TikTok-nya, Yudo Sadewa juga menuai kontroversi.

Anak Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa itu juga sempat menyinyiri kinerja Sri Mulyani saat menjabat sebagai Menkeu.

Hal itu terkait program tapera 3 persen yang sempat ramai beberapa waktu lalu.

Ia menyindir masyarakat dan pemerintah yang sama-sama bodoh dan maling.

"Gw sangat setuju dengan program tapera ini, kenapa? Ya lu tahu lah bisa gotong royong. Eh nggak guys, karena masyarakatnya udah miskin, banyak protes, terus pengen cepet kaya, nggak mau diambil duitnya," kata Yodu dalam video yang diunggah di akun media sosial TikTok @yudosadewa. 

Namun ia menyebut kalau hal itu terjadi di Konoha.

"Kan mencerminkan pemerintah juga. Eh bukan di Indonesia ya, Konoha ya. Pemerintah Konoha tuh sama, mencerminkan rakyatnya. Bodoh terus maling," katanya sambil tersenyum.

Pada video lain di akun Tiktoknya, Yudo juga membuat video soal orang miskin.

Yudo Sadewa mengungkap ciri-ciri orang miskin yang sering ia temui.

"Ciri-ciri orang miskin yang sering gw temuin. Yang pertama, crab mentalily, udah jelas. Kalau ada orang sukses mereka pasti benci, iri, dengki, sinis, dan pengen ngajak mereka ke golongan mereka," kata Yudo dalam unggahan di akun TikTok @yudosadewa.

Lebib lanjut, Yudo juga mengatakan kalau orang miskin itu biasanya munafik.

"Yang kedua adalah munafik. Harta tuh gak dibawa mati, tapi kan bisa harta dibawa mati. Di Islam aja bisa kok, disumbangin caranya. Nah itu munafik kedua," katanya.

Kemudian yang ketiga menurut Yudo Sadewa yakni rasis.

"Orang miskin biasanya rasis terhadap satu sama lain," kata dia.

Ia pun sambil menunjukkan kartu BCA prioritas yang ia miliki.

"Lu kalau ke BCA prioritas ya, nih kayak gw BCA prioritas kartu gw yah. Lu kalau dateng ke kantornya, gak peduli orang tu mau kulit lu ungu kek, item kek. Matanya melotot, sipit, gak peduli mereka. Mereka peduli hanya pelayanan. Dan terakhir yang paling susah dibasmi adalah mental ngemis," katanya.

Tidak diketahui apa tujuan Yudo Sadewa memposting video itu.

Pada postingan videonya yang lain, Yudo juga sering memposting saldonya yang bernilai ratusan juta rupiah.

Ia juga sering memposting soal trading.

Sang ayah, Purbaya juga pernah menyebut Yudo sebagai bocah trader.

"Si bocah trader lulus SMA," tulis Purbaya dalam keterangan postingan tahun 2023 silam.

Profil Purbaya Yudhi Sadewa

PURBAYA YUDHI SADEWA- Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa pengganti Sri Mulyani.
PURBAYA YUDHI SADEWA- Menteri Keuangan yang baru, Purbaya Yudhi Sadewa pengganti Sri Mulyani. (Kompas.com)

Purbaya Yudhi Sadewa resmi menjabat sebagai Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyanidiambil sumpahnya Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025). 

Dia merupakan satu dari 4 Menteri baru kabinet Merah Putih Prabowo Subianto.

Nama lainnya adalah Mukhtarudin (sebelumnya anggota DPR Fraksi Golkar) menggantikan Abdul Kadir Karding sebagai Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, lalu Ferry Juliantono yang sebelumnya menjabat Wamen Koperasi dilantik menggantikan Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Koperasim dan Irfan Yusuf sebagai Menteri Haji dan Umrah.

Gus Irfan sebelumnya menjabat Kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah.

Sementara itu, satu wamen yang dilantik adalah Dahnil Anzar Simanjuntak.

Dahnil dilantik sebagai Wakil Menteri Haji dan Umrah.

Lalu, siapa Purbaya Yudhi Sadewa lebih jauh?

Purbaya Yudhi Sadewa adalah eks Ketua Dewan Komisioner LPS bergelar MSc dan PhD ekonomi dari Amerika.

Tak banyak informasi siapa anak dan istrinya.

Per Senin (8/9/2025), Purbaya Yudhi Sadewa menjadi Menteri Keuangan yang baru pengganti Sri Mulyani

Adapun sebelum menjadi Menteri Keuangan, Purbaya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Purbaya Yudhi Sadewa lahir di Bogor pada 7 Juli 1964.

Itu berarti usia Purbaya Yudi Sadewa saat ini adalah 61 tahun.

Ia meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Purbaya kemudian melanjutkan studi di Purdue University, AS, meraih gelar MSc dan Ph.D dalam bidang Ilmu Ekonomi.

Karier profesionalnya berawal sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA (1989–1994), lalu berpindah ke dunia riset ekonomi sebagai Senior Economist di Danareksa Research Institute (2000–2005).

Ia juga pernah menjabat Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006–2008), Chief Economist Danareksa Research Institute (2005–2013), serta anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero) pada 2013–2015.

Karier Purbaya Yudhi Sadewa di pemerintahan Purbaya mengawali kiprah politik dan pemerintahan sebagai Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Perekonomian pada era 2010–2014, dan juga menjadi Anggota Komite Ekonomi Nasional.

Ia kemudian menjabat sebagai Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis di Kantor Staf Presiden pada 2015, serta Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Polhukam (2015–2016).

Selanjutnya, Purbaya dipercaya sebagai Wakil Ketua Satgas Debottlenecking (Pokja IV) dan Staf Khusus bidang Ekonomi Kemenko Maritim (2016–2020), kemudian menjadi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi (2018–2020).

Menjadi Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya diangkat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui Keputusan Presiden RI No. 58/M Tahun 2020 dan resmi menjabat mulai 3 September 2020.

Sebagai Ketua LPS Jabatan ini mempertegas perannya sebagai penjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

Ia juga sempat menjabat sebagai komisaris di holding BUMN pertambangan PT Inalum (Persero).

Menjadi Menteri Keuangan Purbaya dilantik sebagai Menteri Keuangan di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/9/2025) sore bersama sejumlah menteri dan wakil menteri lainnya.

(Bangkapos.com/TribunnewsMaker.com/TribunnewsBogor.com/ Tribun Jabar)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved