Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Sosok KH R Abdus Salam Mujib, Pengasuh Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Generasi Ketiga Sang Pendiri

KH R. Abdus Salam Mujib adalah salah satu tokoh agama di Sidoajo, Jawa Timur. 

|
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
Istimewa/Tribun Jatim
PENGASUH PONPES - KH R. Abdus Salam Mujib, pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny. 

BANGKAPOS.COM -- Runtuhnya Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur yang ambruk Senin (29/9/2025) jadi sorotan.

Kini, sosok pengasuh ponpes tersebut pun dicari-cari.

Ia adalah KH R. Abdus Salam Mujib, pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny.

Baca juga: Cerita Santri Ponpes Al Khoziny Selamat Dipeluk Temannya yang Meninggal dalam Posisi Sujud

Ia usai tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny yang merenggut puluhan nyawa santri saat berjamaah Salat Ashar. 

Diduga, bangunan Ponpes Al Khoziny ambruk karena konstruksi yang salah dan tidak sesuai ketentuan. 

Lalu siapakah sosok KH R. Abdus Salam Mujib?

Sosok Abdus Salam Mujib

Mengutip Tribun Timur, KH R. Abdus Salam Mujib adalah salah satu tokoh agama di Sidoajo, Jawa Timur. 

Abdus Salam Mujib lahir dari keluarga besar ulama yang sudah turun-temurun membina Pondok Pesantren Al-Khoziny.  

Baca juga: Total Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny 67 Orang Meninggal, Evakuasi Ditutup

Ia merupakan putra dari KH. Abdul Mujib Abbas, salah satu penerus generasi pendiri pesantren.  

KH. Abdul Mujib Abbas lahir pada hari Jum'at tanggal 1 Syawal 1352  H atau bertepatan pada 10 Oktober 1932 M di Buduran Sidoarjo. 

 KH Abdul Mujib merupakan putra dari KH. Moh. Abbas bin Moh. Khozin bin Khoiruddin bin Ghozali yang mendirikan pesantren tersebut.  

Artinya KH R. Abdus Salam Mujib merupakan generasi ketiga dari pendiri Pesantren Al Khoziny. 

Operasi Penyelamatan Korban Ditutup

Operasi penyelamatan korban di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, resmi ditutup, Selasa (7/10/2025).

Keputusan itu diambil setelah memastikan seluruh tahapan penanganan bencana di lingkungan pesantren telah selesai dan berjalan cepat, aman, dan terkoordinasi antara tim SAR, BNPB,  BPBD, TNI/Polri, relawan, serta pihak pesantren.

Total tercatat ada 171 orang korban dengan rincian 104 orang selamat dan 67 korban meninggal dunia (termasuk 8 body part).

Pada tahap akhir pencarian, tim SAR gabungan melakukan penyisiran di lokasi kejadian.

Hasilnya, sudah tidak ada lagi korban di lokasi. Area gedung yang runtuh itu juga sudah rata dengan tanah, semua puring dan reruntuhan sudah berhasil dibersihkan.

 “Kita sudah menyelesaikan operasi pencarian dan pertolongan terhadap para korban. Dan kita juga sudah memindahkan seluruh material bangunan yang runtuh,” kata Kepala Basarnas Marsdya TNI Mohammad Syafii di lokasi kejadian, Selasa siang.

Dalam kesempatan itu, Syafii menyempaikan apresiasinya terhadap semua pihak yang sejak tanggal 29 Sepetember kemarin ikut terlibat dalam semua proses pencarian dan pertolongan.

Menurutnya semua proses telah berjalan baik dan terukur sebagaimana ketentuan yang ada. Tentang adanya kesan lambat, disebutnya bahwa ada beberapa faktor yang menjadi kendala.

Diantaranya adalah akses masuk alat berat yang terbilang sempit, area yang terbatas untuk manuver alat berat, dan beberapa hal lain.

“Kita juga melakukan dengan penuh kehati-hatian. Utamanya ketika masih diketahui ada korban hidup di bawah reruntuhan. Kita berupaya maksimal untuk menyelamatkan mereka,” lanjutnya.

Selain itu pencarian dan penyelamatan korban juga dinyatakan sudah selesai.

Dan saat ini fokus berikutnya adalah identifikasi korban dengan melibatkan tim DVI dari RS Bhayangkara Polda Jarim. 

(Bangkapos.com/Surya.co.id/Tribunnews)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved