Dosen Wanita Tewas di Jambi
Isi Chat Bripda Waldi Tewaskan Dosen di Jambi, Pura-pura Akting Ikut Berduka, Ajak Balikan Ditolak
Bripda Waldi pura-pura berakting lkut berduka setelah dikirimi pesan melalui chat WA oleh adik korban.
Ringkasan Berita:
- Isi chat WhatsApp (WA) polisi yang menewaskan dosen wanita di Jambi menguak fakta mengejutkan
- Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa EY dan Waldi sempat menjalin hubungan asmara
- Dalam percakapan melalui pesan singkat yang diunggah akun Instagram @jambihits, Anis, adik EY, mengirim kabar duka kepada Waldi
BANGKAPOS.COM - Isi chat WhatsApp (WA) polisi yang menewaskan dosen wanita di Jambi menguak fakta mengejutkan.
Terungkap isi chat polisi beridentitas Bripda Waldi tersebut pura-pura berakting tidak tahu.
Kasus kematian yang menewaskan EY (37), seorang dosen wanita di Bungo, Jambi menyisakan kisah memilukan.
Pelaku tak disangka kenalan korban sendiri bernama Waldi Adiyat dan berpangkat Bripda.
Bripda atau Brigadir Polisi Dua adalah Bintara tingkat satu di Kepolisian Republik Indonesia.
Baca juga: Sosok Bripda Waldi Tewaskan Dosen EY, Sempat Rudapaksa Korban, Kelabui Identitas Pakai Wig Gondrong
Diketahui Bripda Waldi baru berusia 22 tahun.
Ia sempat berpura-pura berduka di depan keluarga korban setelah menghabisi nyawa sang dosen.
EY, yang merupakan dosen Akademi Keperawatan di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio (IAKSS) Muaro Bungo, ditemukan tewas di kamar rumahnya di Perumahan Al Kausar, Dusun Sungai Mengkuang, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, pada Sabtu (1/11/2025).
Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono mengungkapkan bahwa pelaku pembunuhan tersebut adalah anggota Propam Polres Tebo, yang tak lain merupakan kekasih korban.
Kasus ini kini tengah ditangani pihak kepolisian.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, Tim Satreskrim Polres Bungo berhasil mengungkap dan menangkap pelaku yang sebelumnya sempat berakting layaknya orang berduka.
Hubungan Asmara Berakhir Tragis
Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa EY dan Waldi sempat menjalin hubungan asmara.
Pada malam sebelum pembunuhan, keduanya terlihat makan bersama di Kota Bungo, lalu pulang ke rumah korban sekitar pukul 23.30 WIB.
“Saat mereka tiba di rumah korban, belum ada tanda-tanda percekcokan,” kata Natalena.
Namun, keesokan paginya, teman EY mulai curiga ketika pesan yang dikirim ke ponsel Erni dibalas dengan gaya bahasa yang berbeda.
Polisi kemudian menduga bahwa ponsel korban telah dikuasai pelaku.
Chat WA Pelaku Ikut Berduka
Setelah membunuh EY, Waldi membawa kabur mobil Honda Jazz dan motor PCX merah milik korban, lalu berakting seolah tidak mengetahui peristiwa tragis itu.
Dalam percakapan melalui pesan singkat yang diunggah akun Instagram @jambihits, Anis, adik EY, mengirim kabar duka kepada Waldi.
“Mbak EY ndak ada lagi, bang. Maafin kesalahan mbak EY ya,” tulis Anis.
"Maafin ksalahan mbk EY ya bg" tulis Anis seperti dikutip dari akun Instagram Jambihits.
Waldi yang sudah membunuh, lalu membawa mobil Honda Jazz dan motor PCX merah milik EY, memberi kesan seolah ia tak mengetahui kejadiannya.
"Maksudnya kk ?" jawab Waldi.
Anis menjelaskan bahwa EY telah menjadi korban perampokan.
"Dirampok bg"
"udah gg ada bg" tulis Anis.
Waldi pun sempat ikut berduka atas kepergian EY.
"Seriusan kk"
"Innalillahiwainalillahi rojiun"
"Turut berduka cita kk"
"Dak nyangka kami ini kak" kata Waldi.
"Mksh bg" jawab Anis.
Anis sama sekali tak menyangka ternyata orang pertama yang dia cari, justru pelaku pembunuhan dosen cantik di Jambi, EY.
"Orang pertama yg ak cari, dia yg jadi tersangka" tulis keterangan Anis.
Anis pun sempat berterima kasih tanpa menyadari bahwa orang yang diajaknya berbicara adalah pembunuh kakaknya sendiri.
Belakangan, setelah polisi menangkap pelaku, Anis menuliskan kalimat memilukan di media sosial.
Bripda Waldi Sempat Makan Malam Bareng Korban
Kasus tragis yang menimpa EY (37), seorang dosen perempuan asal Kabupaten Bungo, Jambi, mengejutkan publik dan dunia pendidikan.
Perempuan yang dikenal cerdas dan aktif mengajar itu ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, Perumahan BTN Al Kausar, Kecamatan Rimbo Tengah, pada Sabtu (1/11/2025).
Penyelidikan polisi mengungkap bahwa pelaku kejahatan tersebut adalah seorang oknum anggota kepolisian, yakni Bripda Waldi (22).
Yang lebih memilukan, sebelum menghabisi nyawa korban, pelaku terlebih dahulu melakukan rudapaksa terhadap EY.
Setelah aksinya, pelaku juga mencuri sejumlah barang berharga, mulai dari perhiasan, iPhone, sepeda motor PCX, hingga mobil Honda Jazz milik korban.
Kasus ini makin menyita perhatian publik setelah terungkap bahwa Bripda Waldi dan EY pernah menjalin hubungan asmara, meski akhirnya berpisah.
Dikutip dari Tribunnewsbogor.com, keduanya bahkan sempat terlihat berjalan bersama sebelum peristiwa tragis itu terjadi.
Baca juga: Profil EY Dosen Tewas di Jambi, Diduga Dirudapaksa, Dibunuh Lalu Dirampok Bripda W
“Berawal dari masih bersamanya antara pelaku dan korban masih makan bareng di Kota Bungo,” kata Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono menjelaskan kronologi awal.
Menurut Kapolres, sekitar pukul 23.30 malam, keduanya masuk ke rumah korban tanpa ada tanda-tanda perselisihan.
“Jam 11.30 malam mereka berdua masuk rumah korban. Masih tidak ada suatu percekcokan atau perselisihan,” ujarnya menegaskan.
Namun kejanggalan mulai muncul pada keesokan paginya ketika salah satu teman korban menyadari balasan pesan dari nomor EY terasa berbeda.
“Sampai dengan pagi itu kita dapatkan komunikasi antara korban dengan teman korban sudah tidak, menurut saksi ini bukan lagi korban yang menjawab,” kata Natalena.
Setelah diselidiki, polisi menemukan bahwa chat tersebut dibalas oleh Waldi, bukan oleh EY.
“Jadi handphone sudah di tangan pelaku,” ungkap Kapolres Bungo menambahkan.
Ajak Balikan Ditolak
Dugaan sementara, tindakan keji ini dilatarbelakangi masalah asmara dan penolakan cinta dari pihak korban.
Menurut penyidik, Bripda Waldi diduga mencoba kembali menjalin hubungan, namun EY menolak sehingga pelaku kalap dan melakukan kekerasan.
Walau begitu, polisi masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam kasus ini.
Setelah melakukan pembunuhan, Waldi dengan tenang membawa kabur sejumlah barang korban untuk menghilangkan jejak.
Barang-barang hasil curian itu kemudian ditemukan di beberapa lokasi berbeda setelah dilakukan penggeledahan.
Mobil Honda Jazz milik korban berhasil ditemukan polisi di Kabupaten Tebo, sekitar 300 meter dari kontrakan Bripda Waldi.
Sementara itu, sepeda motor PCX ditemukan terparkir di RSUD H. Hanafie Muaro Bungo.
Dari hasil penggeledahan lanjutan, perhiasan milik korban ditemukan di dalam mobil, sebagaimana dilaporkan TribunJambi.com.
Kasus ini kini ditangani langsung oleh Polres Bungo dan mendapat pengawasan ketat dari Polda Jambi karena melibatkan anggota kepolisian aktif.
Baca juga: Profil Deni Surjantoro, Pejabat Kemenkeu Ditolak Jabat Tangan Purbaya, Spesialis Audit Kelas Dunia
Upaya Hilangkan Jejak
Kapolres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono, menyebut Waldi (22), seorang anggota Polres Tebo sagat licik untuk menghilangkan jejaknya setelah membunuh dosen berinisial EY (37), di Kecamatan Muara Bungo, Kabupaten Bungo, Jambi.
Sehari setelah membunuh, Waldi disebut sempat menyamar berpura-pura menjadi dosen EY membalas pesan dari teman korban.
Sebelumnya, EY seorang dosen di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setia (IAK SS) Muara Bungo dilaporkan tidak masuk bekerja selama dua hari tanpa kabar.
Dari hasil penyelidikan awal, Waldi mengambil sejumlah barang milik korban seperti mobil Honda Jazz, handphone, sepeda motor Honda PCX, perhiasan, dan gawai.
"Handphone korban sama pelaku di mobil, dan sempat di saat WA sama saksi salah satu sahabat korban ketika pagi, itu yang menjawab kemungkinan sudah bukan lagi korban," ujar Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono saat pers konpers, Minggu, (2/11/2025).
"Pas ditelepon gak mau menjawab, disitu kami lakukan pengembangan siapa pelaku sebenarnya," terangnya.
Waldi Kelabui Identitas Pakai Wig Gondrong
Selain itu, polisi mengaku sempat kesulitan menemukan bukti lantaran Waldi menunjukkan kecermatan dalam menghilangkan jejaknya pasca menghabisi nyawa korban.
"Pelaku ini ulet jenisnya ini sifatnya ulet jadi kalau belum ada bukti dia pantang untuk mengakui walaupun kita tidak mengejar pengakuan dari pada pelaku tetapi ini pelaku termasuk ulet dan licik, kenapa ya mungkin dari proses penyelidikan kami dia berusaha menghilangkan jejak jadi sempat dipel atau dilap sehingga jejaknya itu sangat sulit kalau berdasarkan TKP yang ada,"
Berdasarkan rekaman CCTV yang ada di lokasi kejadian dan keterangan saksi, Waldi diketahui menggunakan wig saat beraksi.
Usaha itu dilakukan agar warga mengira pelaku berambut gondrong.
"Kita mendapatkan beberapa dokumentasi dari CCTV itu dibawa oleh pelaku menggunakan wig (rambut palsu), jadi identik dengan keterangan saksi di depan dan samping rumah pelaku ini gondrong," papar AKBP Natalena.
AKBP Natalena Eko Cahyono menyampaikan bahwa pengungkapan ini merupakan hasil kerja cepat dan kolaboratif antara tim gabungan Intel Polres Bungo, Polres Tebo, serta seluruh fungsi kepolisian di wilayah tersebut. Berkat koordinasi intensif, pelaku berhasil diidentifikasi dalam waktu singkat.
"Disitu ternyata benar adanya bahwa pelaku itu menggunakan rambut palsu, sedangkan kita harus berhati-hati kami lakukan gelar perkara 04.50 saya sudah membangun tim," katanya.
Dari hasil penyelidikan, diketahui pelaku adalah oknum anggota Polri berinisial WLD yang bertugas di Polres Tebo.
Setelah diperiksa secara intensif, Waldi mengakui telah membunuh korban.
Baca juga: Harta Kekayaan Deni Surjantoro, Pejabat Kemenkeu Ditolak Purbaya Jabat Tangan, LHKPN Rp1,9 Miliar
Hasil Visum
Pemeriksaan jenazah yang dilakukan oleh dr. Sepriyedi dari RSUD H Hanafie Muara Bungo menemukan bukti kekerasan yang signifikan.
Dokter menemukan lebam dan luka di area kepala dan leher, serta tanda-tanda mencurigakan di sekujur tubuh korban.
Bukti-bukti kekerasan yang ditemukan antara lain:
1. Luka di Kepala
Terdapat lebam di seluruh wajah dan benjolan besar di kepala bagian belakang dengan dimensi lebar sekitar 13 cm dan panjang 10 cm.
2. Kekerasan Leher dan Bahu
Ditemukan lebam pada bagian leher dan memar di kedua bahu (kanan dan kiri), yang diduga akibat benda tumpul atau tajam.
3. Dugaan Kekerasan Seksual
Tim medis juga menemukan adanya cairan pada bagian organ intim korban, yang mengindikasikan adanya dugaan kekerasan seksual.
Dokter memperkirakan Dosen EY, yang merupakan warga Kecamatan Pelepat Ilir, ini telah meninggal dunia sekitar 12 jam sebelum ditemukan.
Perkiraan waktu kematian ini didukung oleh temuan darah berwarna gelap yang keluar dari mulut dan hidung korban, yang mengindikasikan proses pembusukan awal.
Dari hasil penyelidikan awal, Waldi dijerat pasal berlapis, yakni pembunuhan dan pencurian yang disertai dengan kekerasan.
"Pasal yang disangkakan kepada pelaku untuk sementara ini pembunuhan dan pencurian yang disertai dengan kekerasan," kata Kapolres AKBP Natalena Eko Cahyono saat pers konferensi pers pada Minggu, (2/11/2025) sore.
Lebih lanjut, Kapolres AKBP Natalena Eko Cahyono menegaskan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus tersebut secara transparan.
"Kami menegaskan, meskipun pelaku merupakan oknum anggota Polri, proses hukum dilakukan secara profesional, transparan dan tanpa ada perlakuan khusus," ujar AKBP Natalena Eko Cahyono.
AKBP Natalena Eko Cahyono menyebutkan hal itu juga sesuai dengan perintah Kapolda Jambi.
"Kami tidak akan menyembunyikan atau membuat kasus ini menjadi tidak transparan, saya sudah tekankan ke penyidik untuk ungkap sejelas-sejalasnya, sedetail mungkin, kita harus transparan," ujarnya.
Kapolres menegaskan pihaknya akan melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus tersebut secara transparan.
Pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut secara objektif, meskipun yang terlibat adalah oknum polisi.
"Anggota yang bersalah akan diproses pidana umum dan juga kode etik kepolisian, tidak ada toleransi, siapapun dia," tandas Kapolres Bungo.
Pihaknya menegaskan bahwa penyidik Satreskrim Polres Bungo saat ini juga masih mendalami motif lain di balik pembunuhan tersebut.
(TribunJambi.com/TribunSumsel.com/TribunNewsmaker.com/TribunBogor.vom/Bangkapos.com)
| Kapolres Bungo Sebut Bripda Waldi Polisi Pembunuh Dosen Wanita di Jambi Bengis dan Kejam |
|
|---|
| Sosok Bripda Waldi Tewaskan Dosen EY, Sempat Rudapaksa Korban, Kelabui Identitas Pakai Wig Gondrong |
|
|---|
| Sosok dan Motif Bripda Waldi Polisi yang Bunuh Dosen EY di Jambi, Diduga soal Asmara |
|
|---|
| Profil EY Dosen Tewas di Jambi, Diduga Dirudapaksa, Dibunuh Lalu Dirampok Bripda W |
|
|---|
| Detik-detik & Tampang Polisi Diduga Bunuh Dosen Wanita di Jambi Ditangkap, Bertugas di Polres Tebo |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.